46. Dua Pilihan

24 4 0
                                    


Sore sejuk di pukul 15:24, Niko dan Jovian berjalan keluar melewati gerbang sekolah, keduanya melihat Mira yang sedang menunggu bis di halte sembari membaca sebuah buku. Tanpa pikir panjang, keduanya menghampiri Mira dan membeberkan informasi yang baru mereka dapat dari laki-laki yang akan membocorkan masa lalu Putri.

 Tanpa pikir panjang, keduanya menghampiri Mira dan membeberkan informasi yang baru mereka dapat dari laki-laki yang akan membocorkan masa lalu Putri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedatangan keduanya membuat Mira tersenyum, karena seharian tidak melihat Jovian dan Niko di ruangan C-305.

Niko langsung menceritakan informasi yang dia dapat pada Mira, suaranya agak gemetar karena hal ini akan membuka sudut pandang lain dari kedua orang yang terlibat. "Aku sama Jovi udah tau siapa yang bakal nyebarin masa lalu Putri. Tapi, dia juga punya alasan kenapa mau melakukan itu,"

"Hah?" Mira terbengang mendengarnya.

"Putri pernah mencuri obat di UKS 'kan? Dulu dia juga pernah dirundung karena selingkuh, apalagi pacarnya udah habis banyak uang untuknya." Niko menatap Mira dengan serius, lalu menambahkan. "Kejadian ini, soal kekecewaan teman mantan pacarnya Putri. Dengan kata lain, balas dendam."

Mira masih sulit mencernanya, dia pun meminta Niko untuk menjelaskannya lagi. "A-Aku masih gak paham! Coba ulangi!"

"Dulu aku, Jovi sama Oliv pernah nolong Putri di gedung olahraga waktu mau dirundung dulu. Setelah kami menolongnya, Putri makin ini jadi makin tengil. Tapi yang harus kau tau, pelaku perundungan adalah orang yang kesal sama sikapnya!" Ucap Niko blak-blakan.

"Tidak!" Mira dengan tegas menepisnya, dia menjelaskan sudut pandang Putri pada Niko. "Dia melakukan itu karena punya tanggung jawab! Ibunya sakit, dan dia enggak punya uang. Mungkin aja dia manfaatin kantong pacarnya buat beli obat! Bisa aja 'kan?"

"Terus, kenapa dia harus selingkuh?!" Tanya Niko dengan intens.

"Aku gak tau soal itu, dia juga gak ada bilang!" Mira mulai marah, ditunjukkan dengan nada bicaranya yang meninggi. "Tapi yang jelas, dia menumbalkan dirinya demi ibunya!"

Jovian yang ada di tengah perdebatan sengit itu langsung mengambil peran. Mendinginkan suasana yang mulai memanas. "Tunggu! Jangan kaya gini!" Dia menatap Mira dengan lembut dan berkata. "Banyak yang mau kami tanyakan soal Putri, bisa kau kasih tau?"

Mira mengangguk. "Tentu!" Dia mengatur nafas, membuang amarahnya di setiap nafas yang dia keluarkan. "Huh ... dia pernah mencuri obat di apotek dan UKS sekolah, karena ibunya sakit-sakitan. Dan kalau selingkuh, mungkin dia mau cari uang lebih. Jujur aja, aku gak suka sama caranya. Tapi kalau terdesak dan gak ada cara lain, mungkin bisa dimaklumi,"

Niko mengangguk paham dan duduk di sebelah Mira, menyodorkan tangannya dengan ramah lalu bersalaman. Keduanya saling menurunkan ego masing-masing yang hendak memuncak. Sekarang ketiganya mendapatkan sudut pandang yang lengkap, namun itu belum cukup menjawab ramalan yang akan terjadi besok.

***

Sampai di apartemen, Mira membuka sweater-nya dan berbaring di sofa ruang tamu. Dia merasa gelisah setelah mendengar kejelasan tentang situasi yang melibatkan Putri. Meskipun awalnya dia yakin dengan tujuannya untuk memberikan dorongan moral kepada Putri, namun sekarang dia merasa ragu.

Mirai: REMAKE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang