01

407 25 7
                                    

Kenantara Hanzello Dewantara

Nama itu tentu saja sudah tidak asing lagi bagi para masyarakat Indonesia. Statusnya sebagai seorang putera dari keluarga tersohor telah menjadikan Kenan menjelma menjadi publik figur yang begitu digandrungi oleh kaum hawa, kerupawanan rupa adik Antariksa itu telah mampu memikat hati banyak orang. Kenan. Begitulah remaja itu biasa disapa oleh orang terdekatnya.

Remaja berusia 16 tahun itu kini terlihat menawan dalam balutan pakaian formal yang ia kenakan lengkap dengan aksesorisnya. Ia tersenyum tipis kala menyadari beberapa kamera mengarah padanya. Layaknya informasi penting yang harus diketahui semua orang, beberapa kegiatan keluarganya memang kerap menjadi topik hangat dikalangan masyarakat.

Terhitung sekian jam berlalu, acara akhirnya usai dan para keluarga Dewantara serta tamu undangan mulai bergegas meninggalkan tempat berlangsungnya acara.

~~~●○☆○●~~~

Kenan menghempaskan tubuhnya keatas kasur, rasa lelah dan letih kini membelenggu tubuh kurus sang pemuda. Namun, sebelum ia benar-benar tertidur, Kenan segera bangkit dan berganti pakaian dengan piama tidur yang lebih nyaman.

Dirinya kembali berbaring diatas ranjang, tak lupa pula satu unit smartphone yang kini berada dalam genggamannya. Beberapa notif terihat disana, Kenan dapat melihat jika foto-fotonya diacara malam ini mulai jadi perbincangan hangat, sama seperti foto kakaknya, Antariksa Hanzello Dewantara.

Hal semacam ini tentu saja sudah lumrah, lagi pula siapa yang tak akan terpikat dengan ketampanan kedua pemuda itu.

Kenan meletakkan ponselnya diatas meja kecil disamping ranjang, tubuhnya yang lelah membuat remaja itu mengabaikan beberapa pesan malam ini, ia menarik selimut menutupi tubuhnya dan segera berkelana menuju alam mimpi.

~~~●○☆○●~~~

Pagi kembali menyapa, satu lembaran putih kehidupan telah siap untuk tergores tinta dari kisah yang akan diukir hari ini.

Kenan memasuki ruang perjamuan keluarga besar Dewantara. Balutan seragam sekolah dan tas hitam dipunggungnya membuat Kenan tampil elegan sebagai seorang siswa.

"Selamat pagi semua" Sapa Kenan pada keluarganya, mereka tersenyum membalas sapaan Kenan.

"Nanti malam temenin gue keluar ya, Ken" Ujar Antariksa.

Kenan mengacungkan jempol seraya mendudukan diri dikursi setalah seorang pelayan menarikan kursi untuknya.

"Tuan besar Dewantara dan Nyonya besar Alisa Dewantara, memasuki ruangan perjamuan"

Seluruh yang hadir diruangan perjamuan tersebut segera berdiri menyambut kedatangan sepasang suami istri itu, mereka menundukkan kepala kepada sang pemimpin keluarga Dewantara.

Setelah Tuan besar Dewantara dan Nyonya Alisa menempati kursi mereka masing-masing, barulah para anggota keluarga kembali duduk seperti semula. Sebagai seorang tuan muda yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga terhormat, Kenan tentu saja sudah terbiasa dengan hal semacam ini. Keluarganya memang sangat menjunjung tata krama dan norma demi kenyamanan bersama. Namun, tentu saja Kenan tak terlalu menyukai suasana formal, ia lebih menyukai sesuatu yang santai, seperti perjamuan pribadi khusus keluarga utama.

Penutup saji menu sarapan pagi mulai dibuka, dan tidak berberapa lama setelahnya makanan tersebut mulai disantap, tentu saja setelah tuan besar memberikan izinnya. Hingga tuan besar Dewantara dan Nyonya besar Alisa telah selesai menyantap sajian menu sarapan pagi, seluruh keluarga Dewantara kembali berdiri mengiringi kepergian sepasang suami istri itu, barulah setelahnya mereka kembali melanjutkan sarapan pagi bagi yang belum selesai.

Cerita KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang