15. Nasehat Antariksa

70 8 4
                                    

Malam kian larut. Sunyi membelenggu setiap sisi kehidupan hingga menembus perasaan. Dibawah naungan gemerlap bintang, Kenan terpaku menikmati sepi.

Menempatkan diri disalah satu kursi taman mansion, ditemani sapuan angin malam yang membelai mesra tubuhnya, remaja 17 tahun itu melebur bersama luka.

Sebelum semesta begitu kejam memperkenalkan cinta padanya. Kenan tidak pernah menyangka jika mencintai akan sesakit ini. Bahkan hanya dengan melihatnya bersama yang lain, perasaan Kenan merapuh hingga luruh ditelan nestapa.

Aryan

Kenan tidak mengerti mengapa pemuda itu terlihat begitu mudah mendekati Aira. Meski ia mengetahui jika keduanya pernah bersekolah ditempat yang sama, tetapi kedekatan yang terjalin diantara kedua anak adam itu sungguh diluar nalar Kenan.

Benarkah mereka hanya sebatas teman?

Pertanyaan itu memenuhi benak Kenan hingga membuat kepalanya beberapa kali berdenyut nyeri.

Arrgghhhh

Kenan berteriak kencang seraya mengusap wajahnya. Emosi remaja itu membara begitu saja hanya dengan membayangkan atensi Aryan dihidup Aira.

"Kenapa, lo?"

Kenan tersentak. Ia menoleh dan setelahnya menghela napas mendapati keberadaan Antariksa. Remaja itu menyugar surai legamnya kebelakang kemudian bersandar pada sandaran kursi taman.

"Kusut banget, lagi putus cinta?" Antariksa tertawa pelan seraya mendudukan diri disamping Kenan.

Sedangkan Kenan, remaja itu bersungut kesal karena tebakan Antariksa begitu tepat sasaran tampa meleset sedikutpun.

Menikmati wajah kusut Kenan. Putera ketiga tuan besar Dewantara itu menyerahkan 1 cup ice cream kehadapan Kenan.

"Biar mood lo balik, gue lihat mood lo lagi hancur banget"

Tampa penolakan. Kenan menerima makanan manis itu kemudian melahapnya. Diantara yang lain, jujur saja Kenan merasa Antariksa memang paling mengerti bagai mana dirinya.

"Mau cerita sesuatu?" Antariksa menepikan helaian rambut yang hampir menusuk mata Kenan.

Kenan berdiam sejenak. Memandang diam objek gelap didepan sana yang lama-lama membuat bulu kuduknya berdiri. Mengusir segala pikiran bodohnya, Kenan menoleh pada Antariksa.

"Lo, dulu sama kak Anisha gimana?"

Kening Antariksa berkerut namun setelahnya pemuda itu mengulas senyum.

"Kenapa?"

"Nanya aja" Kenan kembali memasukan satu suapan ice kemulutnya.

Bohong jika Antariksa tidak mengerti kemana arah pembicaraan Kenan. Meskipun ia kerap menggoda Kenan karena adiknya itu belum jua memiliki tambatan hati, tetapi rasanya pemuda itu sedikit tidak rela melihat adik kecilnya mulai mengenal cinta. Rasanya baru kemarin Antariksa melihat Kenan dilahirkan, ikut menimang Kenan untuk pertama kalinya. Namun, kini adik kecilnya telah tumbuh begitu cepat.

Antariksa merapatkan diri pada Kenan, merangkul pundak remaja itu kemudian memberikan beberapa usapan disana.

"Lo, tau sendirikan gue sama Anisha itu sahabatan dari kecil, yah semacam sahabat jadi cinta" Antariksa tersenyum tipis mengingat perjalanan cintanya dan Anisha. Banyak kisah yang telah mereka untai, baik itu suka ataupun duka telah keduanya lalu bersama, hingga berakhir menjadi sepasang kekasih.
"Lo lagi jatuh cinta?" Lanjut Antariksa memastikan.

Kenan menoleh. Remaja itu menghela napas kemudian mengangguk. "Kayaknya iya, bang"
"Tapii...." Kenan tampak ragu melanjutkan kalimatnya.

"Tapi??" Antariksa memandang serius. Mengerutkan dahi menunggu Kenan kembali bersuara.

"Kayaknya gue mau nyerah aja" Kenan menundukkan kepala.

"Loh, bisa gitu?" Tanya Antariksa tak habis pikir. Pemuda itu bertanya-tanya serumit apa jalinan kasih yang Kenan jalani hingga membuatnya begitu putus asa.

"Gue kayaknya udah telat, akhir-akhir ini dia dekat sama cowok lain, dan gue merasa dipermainkan sebenarnya" Intonasi Kenan melemah diakhir kalimatnya.

"Cuma dekatkan?. Dekat juga belum tentu jadian, dek"

"Tapii..., gimana kalau mereka udah jadian?" Ujar Kenan.

"Udah lo pastiin?"

Kenan menggeleng menanggapi pertanyaan Antariksa.

Menatap raut sendu Kenan. Antariksa mengusap lembut puncak kepala remaja itu, berusaha memberikan ketenangan pada hati serta pikiran Kenan yang tentu saja tengah berkecamuk.

"Gimana lo bisa tau kalau lo belum nyari tau?" Antariksa menaikan sebelah alisnya. Memandang teduh pada Kenan.

"Feeling" Jawab Kenan.

Antariksa menggeram kesal. Merasa gemas dengan jawaban Kenan, pemuda itu memukul pelan tengkuk Kenan hingga sang adik mendesis tidak terima.

"Nggak usah main feeling. Lo, bukan anak indigo yang bisa tau perasaan orang lain" Antariksa tak habis pikir dengan jawaban Kenan.

"Nyatanya gitu kok" Sungut Kenan.
"Lagi pula gue dibikin bingung sama dia, waktu itu dia ngasih surat terus bilang suka sama gue, eehh...abis itu malah dekat sama cowon lain. Ngeselin nggak tuh" Lanjutnya.

Antariksa berpikir sejenak. Berusaha menelaah permasalahan yang kini menghadang pemikiran Kenan.

"Deket doang kan?, belum jadian. Lo, tembak aja"

Kenan hampir tersedak salivanya sendiri mendengar ucapan Antariksa. Seakan tidak memiliki beban, pemuda itu begitu mudah melontarkan kalimat tersebut.

"Nembak?" Kenan memastikan apa yang ia dengar.

"Iya nembak. Jangan nyerah sebelum bendera kuning melengkung, Ken"

"JANUR KUNING, BANG. JANUR. BENDERA KUNING MAH TANDA DUKA CITA" Kenan berdiri. Bersungut kesal pada Antariksa, bisa-bisanya pemuda itu bercanda disaat Kenan sedang dilanda kegelisahan.

Antariksa. Pemuda itu tertawa puas melihat bagaimana reaksi Kenan. Sedari dulu, menggoda dan memancing emosi Kenan tetaplah kegiatan yang menyenangkan bagi Antariksa.

BERSAMBUNG..

Hehee...

Beberapa hari ini emang lagi sok sibuk bgt aku makanya up dikit2 aja, mending dikit kan ya dari pada nggak sama sekali. Sebenarnya udah siap dari malam, tapi keknya udah kemalaman juga buat up, jadi aku up pagi aja☺

Ucapan terima kasih masih diberikan untuk pembaca setia, yang selalu vote dan komentar, kalian yang terbaik☺

Kayaknya cerita ini masih mendem ya, belum serame biasanya. Tapi nggak apa2, itu namanya proses.

Aku itu lagi semangat2nya nulis, abis hibernasi 2 tahun dari dunia literasi. Balik nulis lagi karena lagi tergila-gila sama prince Wakeel, kayak punya semangat nulis aja tiap lihat yang bening tuh🤭

Maklum, hidup ini terlalu suram tampa adanya cogan.

Akhir kata

Jangan lupa vote dan komenyarnya, bawelin dikit biar aku semangat. Vote dam komentar kalian adalah penyemangat aku

Dan jangan lupa tinggalkan komentar buat:

Kenantara

Aira

Atau tokoh lainnya

Terima kasih semuanya...

Cerita KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang