Suasana kantin siang ini terlihat ramai seperti biasanya. Setelah memesan makanan dan minuman, Kenan dan Leo menempati salah satu meja disudut kantin yang jarang ditempati orang lain namun menjadi tempat ternyaman bagi kedua pemuda itu.
Seraya menunggu pesanan, Kenan mengeluarkan smartphone dan setelahnya mulai berinteraksi dalam diam bersama benda kesayangannya itu.
"VIOLA, SINI!!" Leo berseru meneriakan nama gadis itu ditengah keramaian kantin.
Kenan mengalihkan perhatiannya setelah mendengar suara Leo. Dalam jarak beberapa meter ia dapat melihat jika Viola tengah melangkah menghampiri meja ini.
"Gabung disini aja, Vi. Lo sendirian, Aira mana?" Leo mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Aira.
"Aira masih nunggu pesanan. Tapi emang nggak apa-apa gabung disini?"
"Duduk aja" Sahut Kenan..
Viola tersenyum seraya meletakan nampan berisi pesanannya diatas meja bundar itu, kemudian menarik salah satu diantara 2 kursi kosong untuk ia duduki.
"Nih makanan kita mana ya, Ken?. Nggak datang-datang" Ujar Leo.
Seperti biasa, Kenan sangat jarang ikut menunggu pesanan seperti yang lain, karena biasanya petugas kantinlah yang akan mengantar makanan tuan muda itu, meski pada kenyataanya sang tuan muda telah menolak diperlakukan istimewa. Menjadi sahabat Kenan, membuat Leo secara tidak langsung turut serta menikmati pelayanan istimewa tersebut.
"Sabar, nggak lihat ya manusia ngantri seramai itu" Kenan meletakan smartphonenya diatas meja, ia sedikit bergesar memberikan ruang untuk Viola.
"Samperin aja kali ya, udah lapar banget" Ujar Leo.
Kenan mengangguk, mereka meninggalkan Viola yang diam-diam tersenyum penuh arti memandang punggung Kenan yang perlahan menghilang ditelan keramaian.
Beberapa menit berlalu. Aira, Viola, Leo dan Kenan, seraya menyantap makan siang mereka masing-masing, keempat teman sekelas itu terlihat akrab dalam perbincangan seru yang mengundang gelak tawa.
Disela tawanya. Secara tidak sengaja kedua retina indah milik Kenan bertemu pandang dengan Aira, tuan muda itu melempar senyuman tipis yang dibalas dengan rona merah pada kedua pipi Aira.
"Lucu" Batin Kenan.
~~~●○☆○●~~~
Jam makan siang telah usai beberapa menit lalu. Kini seluruh siswa telah kembali kedalam kelas mereka masing-masing.
Siang ini suasana kelas Kenan terdengar cukup ramai. Hingga kedatangan seorang guru laki-laki berhasil meredam semua keributan itu dan membuat seluruh siswa kembali ketempat duduk mereka.
"Hari ini kita ulangan berkelompok, boleh dikerjakan dengan teman sebangku "
Keributan kembali terjadi. Sejumlah siswa terdengar mengeluh belum siap untuk menghadapi ulangan hari ini yang begitu mendadak. Namun, guru itu seakan tidak peduli dan tetap membagikan soal ulangan.
"Astaghfirullah, berdosa banget" Guman Kenan setelah membaca soal ulangan.
"Kenapa?. Susah banget ya, Ken?" Leo turut melihat dan membaca selembar kertas ditangan Kenan.
"Ini sih nggak susah" Lanjut Leo."Lo ngerti?" Kenan bertanya penuh harap.
"Soalnya memang nggak susah, tapi jawabannya yang susah" Leo tertawa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
Short StoryCerita ini hanylah fiktif belaka, murni karangan penulis tampa bermaksut menyinggung kalangan manapun. Seluruh tokoh adalah milik tuhan dan keluarganya, penulis hanya meminjam nama. HANYA FIKTIF BELAKA Bahasa tidak baku lo-gue