Happy Reading🪐"Sebenernya gw-" ucapannya terhenti kala lidahnya terasa kelu untuk berbicara, dia takut jika el tidak menerimanya.
"Lo kenapa?" tanya mahen yang terbangun saat vlora memanggil nama el tadi. Hal itupun membuat atensi avik dkk langsung tertuju padanya.
"S-sebelum gw cerita, lo semua percaya transmigrasi jiwa?" tanya vlora gugup, apalagi sekarang el yang menatapnya intens membuatnya semakin takut.
Dengan kompak mereka menggeleng dengan cepat, vlora yang melihat itu sontak menghela nafas sudah ia duga.
"Tapi kali ini kalian harus percaya, karena-karena gw bukan vlora"
"Lo ngaco ya? haha makanya bangun tidur itu cuci muka bukan nyari ayang" ucap raka langsung mendapat tatapan tajam dari el dan juga avik.
"Hehe iya-iya, kan ku kunci mulutku demi keselamatan nyawaku" cicit raka saat melihat tatapan mematikan dari dua orang didepannya.
"Gw lanjut boleh?" tanya vlora menatap mereka yang kini seperti ingin menelan raka hidup-hidup.
"Lanjut"
"Jadi nama gw yang sebenarnya adalah Freya Zyva Xaviera saudara kembar dari Vlora jiwa yang menempati raga vlora saat ini, kami terpisah belasan tahun dahulu. Gw tau kalian pasti ngga percaya tapi ini kenyataannya" entahlah sekarang vlora a.k.a zyva hanya bisa menunduk tak berani menatap mata teman-temannya apalagi el.
"Gw ngga ada maksud buat bohongin kalian tapi gw nyari waktu yang tepat buat ngomong hal ini, gw juga bingung kenapa bangun-bangun udah di UKS padahal gw pingsan di pekarangan rumah pak RT abis nyolong jambu" lanjutnya memberanikan diri untuk menatap el yang kini juga menatapnya dengan tatapan sulit diartikan.
"Lalu, vlora yang asli dimana?" tanya mahen penasaran.
"Dia udah ngga ada, dan waktu gw pingsan gw ketemu dia entah itu mimpi atau apa tapi yang jelas dia minta gw nyelesaiin masalah terus pulang kerumah keluarga Xavier"
"Masalah apa?"
"Selama ini vlora tinggal ditengah keluarga yang peduli aja nggak sama dia, tapi gw belum ngelakuin apa-apa keluarga itu tiba-tiba hilang diculik sama orang yang gw ngga tau. Saat ini yang tersisa cuma kevin dia udah tau semua bahkan ikut tinggal di kediaman Xavier" El dkk yang mendengar semua itu kini terdiam berusaha mencerna, jujur saja el sedikit kecewa tapi inilah faktanya.
"K-kalian marah ya?" tanya zyva gugup saat suasana mendadak hening.
"Nggak, itu diluar kendali lo. Kita ngerti kok" ucap raka menimpali dengan senyum manis menatap zyva. Sedangkan el? dia beranjak pergi darisana dengan muka datar dan aura yang lebih dingin dari biasanya.
Zyva yang melihat itu langsung beranjak ingin menyusul kepergian el, namun tangannya dicekal oleh avik pemuda itu menatapnya sambil menggeleng pelan.
-
Dilain tempat
"Arghh, gw harus apa?" el bingung waktu pertama kali ia bertemu vlora rasa ketertarikan itu mulai ada, tapi hanya sebatas tertarik berbeda saat kejadian dimana ia berdebat dengan gadis itu di UKS. Disana ia merasa dekat sekali dengan zizi seperti ada sosok gadis itu dalam diri vlora membuat el semakin jatuh.
Sekarang dirinya harus menerima fakta bahwa yang selama ini yang dia anggap mirip zizi itu adalah zyva bukan vlora? dia sadar bahwa dia terlalu jahat untuk vlora ataupun zyva.
"Gw harus berubah" lirihnya.
-
Zyva termenung sendirian di taman belakang sekolah, apa yang harus dia lakukan jika el membencinya. Bagaimana dengan perasaannya apakah dia harus rela dibenci oleh orang yang dicintainya?
Tanpa zyva sadari ada dua orang yang kini tengah mengamati gerak geriknya mencari kesempatan untuk melancarkan aksinya.
Sedangkan el sekarang sedang mencari zyva, entah kemana gadis itu pergi. Saat langkahnya memasuki taman belakang matanya terbelalak saat melihat seseorang serba hitam berlari kencang dengan pisau berada digenggamannya menuju kearah zyva yang tengah termenung.
"ZYVAA AWASSS!!"
Jlebbb
"Arghhh"
Terlambat, pisau itu berhasil menancap sempurna di pundak mungil gadis itu. Darah merah pekat kini mengalir deras membuat seragam yang awalnya putih berubah menjadi warna darah. Pelaku yang panik langsung melarikan diri tapi sialnya dia sudah dihadang oleh anak buah el yang bertugas menjaga kekasih tuannya, tapi sangat disayangkan mereka tak menyadari keberadaan orang itu tadi.
El mematung kakinya lemas selemas lemasnya, melihat kondisi zyva yang mengingatkannya dengan zizi.
"El lo kenap- ZYVAA" jerit alan saat melihat tubuh zyva yang bersimbah darah.
"Apansih ribut amat, ASTAGFIRULLAH" pekik raka yang sedari tadi mengikuti alan dengan mahen dan avik yang berada dibelakangnya.
"Cepet telfon ambulans!" raka langsung mengangguk, dengan cepat tangannya mengambil benda pipih itu.
"Gw telat, gw telat nyelametin dia gw ga pecus ngelindungin dia, gw-" cicit el menyalahkan dirinya sendiri, sekali lagi dia gagal melindungi orang yang berharga dihidupnya.
"Udah, ini bukan salah lo. Lebih baik sekarang lo gendong zyva bawa dia kedepan dulu nunggu ambulans" tutur alan tak tega melihat sahabatnya terduduk lemas ditanah.
"Ambil apapun, buat dililit ke lukanya sebelum dia kehilangan banyak darah" ujar avik dengan muka pucat pasih karena teringat kejadian silam.
Mahen? pemuda itu juga sempat kaget melihat itu tapi dengan sigap dia menelpon polisi.
-
Segini dulu hehe
kira-kira gimana ya keadaan zyva?
Padahal besoknya mau ujian sekolah eh malah kedatangan ujian hidup dulu..Oh iya gw mau ralat jadi untuk tokoh secret itu sebenarnya 3 tapi dikurangi abangnya zyva jadi tinggal 2.
Spoiler: 😶🪦💭
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi si bar-bar [Hiatus]
Teen FictionPertamanya memang membosankan tapi jika terbiasa pasti nyaman, uhukk "Pasti otaknya ikut kegeser gara-gara kena bola tadi" "Bangsul. E-eh tunggu apa tadi, bola?" - DON'T COPY MY STORY ⚠️Warning -Banyak kata-kata kasar disini. -Cerita ini murni dar...