15.

261 4 0
                                    

Happy reading

"kevin?"

Kevin menoleh melihat siapa yang memanggilnya, "Kak lora" lirihnya lalu berlari menghampiri vlora dan memeluknya.

"Eh" vlora yang masih kaget hanya bisa berdiri kaku tanpa membalas pelukan dari kevin.

"L-lu k-kenapa vin?"

"Ini semua pada kemana? rumah juga kenapa berantakan gini?" pundaknya terasa basah tubuh kevin bergetar dapat ia rasakan bahwa kevin sedang cemas sekarang, ia masih belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa rumah berantakan? noda darah siapa itu? dan kenapa tiba-tiba kevin seperti ini?

"Kakak kemana aja, keluarga kita diculik kak" ucap kevin sedikit tersenggal senggal, semakin menelusupkan mukanya ke ceruk leher vlora mencari ketenangan disana. Yang dia butuhkan sekarang hanya vlora kakaknya.

'Hah dia manggil gw apa? k-kakak?'

'Heran gw ama penculiknya beban aja diculik'

-

Suara sepatu pantofel terdengar semakin mendekat, disaat itu pula revaz tersadar dari pingsannya dan betapa terkejutnya dia melihat sekeliling, badannya sakit disampingnya terdapat emran dan lili yang masih tak sadarkan diri.

"Kau sudah bangun ternyata" suara berat sedikit serak itu menggema di seluruh ruangan membuat siapa saja yang mendengarnya pasti merinding.

"Kau siapa hah? kenapa kau menculik kami?"

"Dimana adekku, kevin hah?" revaz berusaha untuk melepaskan ikatan ditubuhnya, ia ingin sekali menghajar orang dihadapannya tapi apalah daya tenaganya sudah terkuras habis.

"Diamlah bocah mulutmu terlalu bau untuk ku biarkan bicara" setelah mengatakan itu pria itu menoleh mengkode anak buahnya untuk masuk.

"Makanlah aku tak mau kalian mati karena kelaparan, bukankah itu terlalu mudah?"

"Kau buta hah? bagaimana bisa kami makan dalam keadaan terikat"

"Bukan urusanku, oh iya bangunkan kedua orangtua tak bergunamu itu"

"BAJINGAN"

"Oh kau sedang mengatai dirimu sendiri? bagus-bagus sadar diri tanpa perlu kusadarkan"

"Oh ya jangan khawatir, adekmu itu tak kutangkap karena dia tak sebajingan dirimu" sempat tersenyum smirk sebentar lalu pria itu pergi meninggalkan ruangan yang menurutnya menjijikkan itu.

Sedangkan didalam revaz meraung, bergerak kesana kemari. Wajahnya memerah, dadanya sesak, dirinya mau pulang.

Karena lapar terus saja melandanya dengan terpaksa dia membungkuk menempatkan wajahnya tepat diatas piring mulai memakan makanannya bak seekor hewan, tak terasa air matanya mulai menetes membasahi beberapa butir nasi.

Sejenak dia mengingat bagaimana perlakuan keluarganya terhadap vlora selama ini, jika benar ini karma ia ingin meminta maaf, dia tidak mau mati sia-sia disini.

"M-maaf"

-

"Aku belum melakukan apapun dia sudah menangis? huh lemah"

"Ini belum seberapa dari yang kalian lakukan pada keturunan Xavier, asal kau tau dia-"

"tuan"

-

JANGAN LUPA VOTE😠😡🤬

Transmigrasi si bar-bar [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang