Selamat membaca sayangkuuuLanjuttttttt
"HAH?!"
"Sstt...." Ashel menempelkan jari telunjuknya di bibir, mengisyaratkan agar kedua temannya itu tidak berisik.
"Nggak usah pake teriak-teriak bisa kali," kata Ashel kesal sambil memandang ke sekeliling. Dan ternyata ada beberapa murid yang menoleh ke arahnya akibat ulah dari Kathrin dan marsha.
"Sori-sori." Kathrin nyengir seraya menunjukan dua jari berbentuk huruf V. "Kok bisa sih Adel yang nonjokin tuh cowok?"
"Gue juga nggak tau, tiba-tiba aja dia dateng terus nonjokin cowok itu sampai pingsan."
"Terus, abis itu gimana lagi?" tanya Marsha.
"Setelah itu gue nggak tau soalnya pas gue liat muka Adel itu gue udah ada di pelukannya dan tiba-tiba aja semuanya gelap."
"Gelap? Lo pingsan?" Kathrin bertanya sambil tetap menghabiskan baksonya yang tadi sempat tertunda karena demi untuk mendengarkan cerita Ashel dan sekarang bakso itu sudah tidak hangat lagi.
"Iya kali, gue juga nggak tau. Dan pas gue sadar, gue udah ada di kamar apartemennya."
"WHAT?!" teriak Marsha yang membuat Kathrin tersedak dan menyemburkan kuah baksonya hingga muncrat ke sekitar meja.
Ashel mengernyit jijik. "Astaga, kat, jorok banget sih lo."
"Lagian Marsha bikin gue kaget. Biasa aja kali reaksi lo, nyet!" kata kathrin dengan menatap Marsha kesal.
"Gimana gue mau biasa? Ashel di bawa ke kamar sama adel. Wah, jangan-jangan abis dia nolongin lo terus lo pingsan, si adel nyari kesempatan selama lo nggak sadarkan diri," kata marsha seraya menunjuk-nunjuk Ashel.
"Nah! Bisa jadi tuh, Shel. Wah, ternyata si ketua OSIS yang terkenal sopan itu bisa ngelakuin hal yang nggak senonoh juga ya. Laporin aja, Shel," balas Kathrin dengan menggebu-gebu.
Ashel berdecak. "Apaan sih lo berdua? Nggak! Dia nggak ngelakuin apapun."
"Kok lo bisa tahu?"
"Ya kan gue nanya ke dia pas gue udah sadar. Ya, walaupun tadinya emang gue sempat mikir gitu sih. Tapi ternyata dia nggak ngelakuin apapun sama gue. Dia bilang, dia cuman nolongin gue. Dan masalah dia bawa gue ke kamar apartemennya, itu karena dia bingung nggak tahu rumah gue di mana," jelas Ashel. "Tapi, walaupun dia udah nolongin gue, gue masih dendam sama dia. Dan gue pengen balas semua yang dia lakuin ke gue."
"Balas dendam? Gimana caranya?" tanya Marsha.
"Udah itu urusan gue. Lo berdua cukup bantuin gue aja. Paham?" Ashel menatap Marsha dan Kathrin secara bergantian dengan pandangan serius.
"Hm, iya deh terserah lo," jawab Kathrin dan kembali melanjutkan kembali kegiatan makannya.
Ashel tersenyum sinis.
"Liat aja lo ketua OSIS. Walaupun lo udah nolongin gue, tapi itu bukan berarti gue nggak jadi balas perlakuan yang udah lo lakuin ke gue. Permainan baru aja dimulai, adel," batin Ashel dengan terkekeh sinis dalam hati.
~×~
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Saat ini seluruh siswa dan siswi bersiap untuk pergi dari sekolah dan akan kembali ke rumah mereka masing-masing.
Sama seperti ketiga cowok tampan yang sedang berjalan berjejer menuju parkiran motor, dengan Adel yang berada di tengah-tengah antara ollan dan floran. Ketiganya berjalan sambil sesekali bercanda dan mengobrol bersama.
"Lan, liat deh cantik kan?" kata floran sambil menghadapkan ponselnya di depan muka ollan, menunjukan raut seorang gadis cantik dengan rambut yang dikepang dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUA OSIS VS CEWEK PEMBULLY
Random"aku berhak menghukum lo dan ngelarang lo buat ga membully murid di sekolah ini karena gue ketua OSIS"ucapannya "Halah sok belagu lu,lu cuma ketua OSIS,suka² gue mau bully kek"ucap gadis itu