Nih Thor up sesuai perjanjian Thor heheh
Selamat membaca sayangkuuu
~×~
Sudah sejak dua puluh menit yang lalu Ashel terus berkutat di depan lemarinya. Padahal tinggal sepuluh menit lagi Adel akan menjemputnya untuk segera ke rumah cowok itu. Namun sampai sekarang Ashel tidak dapat menemukan pakaian yang pas untuk dia kenakan di pesta bisnis papa Adel.
Dilempari semua pakaiannya dari dalam lemari ke atas ranjang. Lalu dia menghampiri ranjang dan mulai memilah-milah pakaian yang bagus namun terkesan sopan.
Ashel berdecak karena dia tidak menemukan pakaian yang diinginkannya. Bukannya apa. Karena ashel memang paling banyak memiliki pakaian seksi yang memperlihatkan sebagian lekuk tubuhnya. Dan tentu saja dia tidak mungkin menggunakan pakaian itu. Yang ada orang tua adel akan mengecap dirinya sebagai perempuan yang tidak baik-baik. Ashel menggeleng. Dia tidak ingin dicap seperti itu. Apalagi itu merupakan calon mertuanya sendiri. Ups, memang kenapa Ashel berharap? Tidak ada salahnya kan berharap seperti itu.
Kembali lagi Ashel memilah-milah pakaian yang pas untuk dia pakai. Bahkan sekarang lemarinya kosong karena sudah dia keluarkan semua isinya.
Bunyi ponsel di atas nakas, membuat perhatian Ashel teralihkan. Cewek itu beranjak dari ranjang untuk mengambil ponselnya. Dan menampilkan satu panggilan masuk dari Varo.
"Halo?"
"I-iya halo."
"Gue udah di depan gerbang. Cepetan turun! Gue nggak mau nunggu lama-lama."
Ashel menggigit bibirnya. "Iya, del. Tunggu sebentar. Gue bentar lagi selesai kok."
"Ya udah cepet."
"Iya." Ashel mengapit ponsel itu di bahunya. Tangannya mulai memilih kembali pakaiannya.
Lima menit kemudian Adel yang masih menunggu di mobil, tidak kunjung melihat batang hidung Ashel. Untung teleponnya masih tersambung.
"Shel, cepetan. Lo mau kita telat?"
Terdengar suara grasak-grusuk dari sana. "Iya, del. Tunggu sebentar."
Adel berdecak. "Lo di lantai berapa? Dan berapa nomer apartemen lo?"
"Eh? Lo mau ngapain nanya itu?"
"Udah jawab aja."
"Ngg... lantai 78, nomer 301."
"Oke."
Tut.
Telepon dimatikan. Tanpa membuang waktu Adel keluar dari mobil dan segera ke lift untuk menuju lantai yang diberitahu ashel. Sesampainya di apartemen nomer 301, Adel memencet bel di samping pintu. Pintu pun terbuka. Dan menampilkan ashel yang telah siap dengan penampilan... yang bisa dibilang memukau. Terbukti karena kini Adel yang hanya memakai kemeja putih dipadu dengan jas hitam, beserta celana kain senada dengan jasnya, menatap Ashel tanpa berkedip, yang memakai dress panjang berwarna biru muda. Dress itu tidak terlalu menampilkan lekuk tubuhnya. Rambutnya dibiarkan tergerai dengan sebagian ikal di ujungnya, wajahnya hanya dipoles dengan make up tipis. Serta tas selempang kecil berwarna navy.
"Del, ayo gue udah siap. Katanya nggak mau telat," ucap Ashel yang membuat Adel langsung Mengerjapkan matanya. Tersadar dengan apa yang dilakukannya.
"Eh, iya. Ayo." Secara refleks Adel memegang tangan Ashel. Lantas keduanya berjalan menuju lift untuk turun menuju mobil Adel.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih lima belas menit, akhirnya Adel dan Ashel telah sampai di kediaman keluarga Anargya. Adel segera memarkirkan mobilnya di tempat khusus parkiran. Setelah itu Adel keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk ashel. Perlakuan yang membuat Ashel sempat tertegun. Karena tadi sebelum berangkat Adel juga melakukannya. Namun tak urung ashel pun hanya mengucapkan terima kasih seraya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUA OSIS VS CEWEK PEMBULLY
Random"aku berhak menghukum lo dan ngelarang lo buat ga membully murid di sekolah ini karena gue ketua OSIS"ucapannya "Halah sok belagu lu,lu cuma ketua OSIS,suka² gue mau bully kek"ucap gadis itu