Selamat membaca sayangkuuuLanjutttttt...
Adel memarkirkan motornya di depan bangunan bertingkat dua dengan nuansa yang damai karena catnya yang berwarna perpaduan antara putih dan hitam. Cowok itu melepas helmnya dan menaruhnya di di jok motor.
Adel masuk ke dalam rumahnya seraya menurunkan maskernya ke bawah, namun masih tergantung di lehernya.
"Assalamualaikum," ucapnya sambil melepas sepatunya dan diletakan di rak khusus untuk sepatu.
"Wa'alaikumussalam," jawab seseorang.
Adel mengalihkan pandangannya ke arah ruang keluarga, di mana seseorang yang menjawab salamnya tengah duduk di sofa sambil menonton acara musik di televisi. Adel menghampirinya dan duduk di sebelah orang itu.
"Mama ke mana, dek?" tanya adel kepada zee, adiknya.
"Lagi keluar. Biasa, arisan antar ibu-ibu rempong," jawab Zee enteng sambil memakan camilan di toples yang ada di pangkuannya.
Adel terkekeh mendengar ucapan zee. Cowok itu melepas hoodie beserta maskernya. Kemudian mencomot camilan milik adiknya yang langsung disambut pelototan tajam dari kedua mata adik bungsunya itu.
Sekedar informasi, zee Raksa Harlan adalah anak bungsu dari keluarga Harlan. Adel sendiri anak kedua dari tiga bersaudara, yang mana kakaknya adel bernama Aran Raksa Harlan. Aran atau biasa Adel panggil bang Aran, adalah kakak adel yang saat ini sudah berkerja dan menjadi seorang pengusaha ternama di kota Jakarta. Dia mengikuti jejak ayahnya untuk menjadi pengusaha sekaligus menjadi penerus perusahaan milik keluarganya. Dan mungkin Adel juga akan menyusul sama seperti kakaknya itu.
Sedangkan Zee, adik bungsu adel itu saat ini tengah duduk di bangku kelas 9 Sekolah Menengah Pertama. Zee, atau biasa adel panggil adek adalah adik kesayangan Adel. Adel memang sangat menyayangi adiknya itu. Namun terkadang Adel dan zee sudah pasti pernah mengalami yang namanya pertengkaran antara adik dan kakak. Tapi tidak berlarut-larut. Hanya sebentar. Karena Adel selalu mengalah pada adiknya itu.
"Bang, beliin zee kaset PS," kata zee sambil menatap adel dengan wajah yang dibuat imut. Adel melirik sekilas adiknya kemudian mendengus.
"Nggak usah sok imut lo, geli gue liatnya," katanya dengan ekspresi jijik.
"Ish, abang mah gitu. Kaset yang abang beli kemaren rusak, jadi Ferdi nggak bisa main. Abang tahu sendiri, kalo Adel tuh nggak bisa hidup tanpa PS," ucap zee dengan gaya dramatis.
"Alay lo, bagong!" cibir Adel.
"Ish." Zee mengerucutkan bibirnya. "ya bang, beliin kasetnya ya. Pliss." Zee menyatukan kedua tangannya sambil tetap menatap adel dengan wajah imutnya, tidak lupa kedua matanya dia kedip-kedipkan agar abangnya itu bisa luluh.
Adel menghembuskan napasnya berat. "Ck, iya." ucapnya kemudian yang disambut dengan teriakan disusul dengan pelukan mesra dari sang adik. Ralat bukan mesra namun paksa. Karena Zee memeluknya dengan cara merangkul adel dan membuat kepala sang kakak berada di bawah ketiaknya.
Adel melepas paksa pelukan zee. "Biasa aja kali meluknya. Bau banget ketek lo, udah berapa minggu lo nggak mandi?"
Zee yang mendengar itu lantas mengendus-ngendus ketiaknya. "Nggak bau kok, bau wangi malah," ucapnya seraya nyengir.
"Serah lo, Zee. Makan nih wangi." Adel menyumpal kaus kakinya ke dalam mulut Zee. Kemudian tanpa merasa bersalah, cowok itu lari menaiki undakan tangga menuju kamarnya. Takut terjadi peperangan yang mungkin tidak akan berhenti jika belum dipisahkan oleh bundanya. Dan saat ini adel benar-benar lelah, ingin istirahat. Maka dia pun tidak ada waktu untuk meladeni adiknya untuk melakukan pertarungan. Mungkin jika dirinya sedang tidak merasakan lelah, oh tentu saja dengan senang hati Adel melakukan peperangan itu walau harus adu gulat sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUA OSIS VS CEWEK PEMBULLY
Random"aku berhak menghukum lo dan ngelarang lo buat ga membully murid di sekolah ini karena gue ketua OSIS"ucapannya "Halah sok belagu lu,lu cuma ketua OSIS,suka² gue mau bully kek"ucap gadis itu