cewek nakal 12 ✓

1.6K 92 3
                                    


Selamat membaca sayangkuuu

Lanjuttttttt....

"Akkhh,"

Seluruh penjuru kantin dibuat ternganga ketika melihat cowok berkaca mata itu berdiri di hadapan cewek itu seperti membentenginya, alhasil kini rambut yang berada di genggaman Ashel adalah rambut cowok itu. Cowok itu terus berteriak ketika Ashel justru tidak melepaskan cengkraman pada rambutnya dan justru semakin kencang dia menjambak, sesekali Ashel menggoyang-goyangkan kepala cowok itu yang semakin membuat cowok culun itu kesakitan.

Sedangkan cewek mungil di belakangnya melihat itu terkejut. Dia tidak menyangka kalau cowok itu akan melindunginya. Tentu saja cewek itu tidak terima, dan segera membantu temannya untuk berusaha melepas cengkraman ashel yang semakin kencang.

"Lepasin kak, lepasin!" teriak cewek itu sambil memegang tangan Ashel yang sudah seperti orang kesetanan.

"Udah, mut, mending lo pergi dari sini sebelum dia malah nantinya nyakitin lo, aarrgghh!" kata cowok itu.

"Nggak, af. Aku bakalan bantuin kamu," jawab muthe.

"Tapi... gimana? Arghh ...."

Muthe tampak berpikir sesaat sambil melihat ashel yang terus-terusan menjambak rambut Afdo yang saat ini masih berusaha melepaskan tangan Ashel dari rambutnya.

"Ah kelamaan, aku lakuin aja deh," kata muthe yang kemudian berlari ke arah Ashel, lantas menubrukkan badannya ke tubuh Ashel. Alhasil Ashel pun terdorong ke belakang kemudian jatuh dengan posisi duduk menyamping. Tanpa membuang kesempatan, muthe segera menarik tangan Afdo dan meninggalkan area kantin.

Seluruh penjuru kantin menatap kejadian itu dengan mata melebar. Begitu pula dengan Kathrin dan marsha yang menatapnya dengan mulut terbuka lebar. Tersadar, kedua cewek itu segera menghampiri Ashel yang masih terduduk di lantai.

Ashel mengepal kedua tangannya dengan emosi yang semakin jadi. Dia marah sekali dengan cewek mungil tadi yang telah mendorongnya hingga terjatuh, membuat Ashel merasa dipermalukan di depan murid-murid yang ada di kantin itu. Cewek itu merasa harga dirinya menurun drastis. Belum pernah dia dipermalukan hingga sebegininya. Karena biasanya Ashel selalu ditakuti oleh murid-murid di sini. Kecuali cewek mungil tadi yang dengan beraninya membuat Ashel merasa ingin menghilang dari muka bumi karena saking malunya.

Dengan kekesalan yang masih kentara, Ashel meninju lantai seraya berteriak marah,

"BANGSAT!!"

~×~

Sesampainya di taman belakang sekolah, muthe dan Afdo menghentikan langkah mereka dengan napas yang tersendat-sendat karena habis berlari. Afdo yang tadinya berada di belakang muthe saat berlari, kini berada di depan gadis itu dengan tangan yang masih menggenggam tangannya.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Afdo seraya membenarkan letak kaca matanya.

"Nggak apa-apa," jawab muthe seraya menggeleng. "Afdo gimana? Masih sakit rambutnya?"

Afdo menggeleng. Cowok itu menatap tangannya yang masih memegang pergelangan tangan lia. Muthe tersentak dan segera melepaskannya. Afdo jadi salah tingkah sendiri, begitu juga dengan muthe.

"So-sori," kata Afdo, menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Sedangkan lia menunduk, menatap sepatunya.

"Emm... tadi kenapa lo nekat banget sih? Untung aja kak Ashel nggak nyakitin lo. Lo harusnya tau, kalo kak Ashel itu nggak suka ada yang ikut campur urusannya dia. Sekalinya ada yang ikut campur dia nggak akan biarin orang itu," ucap Afdo serius.

"Abisnya, aku nggak suka ada orang yang semena-mena sama orang lain. Lagian kan, kamu nggak sengaja numpahin es jeruk itu ke seragamnya. Aku liat sendiri kok. Tapi kakak itu malah ngomel-ngomel ke kamu. Mana bisa aku ngebiarin temen aku digituin sama orang jahat kayak dia," balas muthe.

KETUA OSIS VS CEWEK PEMBULLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang