Selamat membaca sayangkuuu"Oh, love How I miss you every single day
When I see you on those streets."~×~
Bel istirahat berbunyi sejak lima menit yang lalu. Ashel beserta kedua temannya tengah melangkah menyusuri koridor ke tempat di mana mereka bisa mengisi perut mereka yang kelaparan.
Di pintu masuk kantin, tepat di pojok tempat itu, Ashel melihat Ollan dan Floran yang tengah menikmati makanan mereka. Ashel mendesah kecewa. Pasalnya Ashel ke kantin, karena tadi sempat melihat Adel dan kedua temannya itu berjalan menuju kantin. Dan cewek itu ingin bertemu dengan kekasihnya, menikmati makanan bersama, dan sesekali mengusili cowok itu-yang memang sudah menjadi kebiasaan Ashel jika sudah bersama dengan Adel.
Dan apa yang dia lihat kali ini, Adel bahkan tidak bersama kedua temannya. Lalu ke mana cowok itu? Padahal tadi Ashel yakin kalau cowok itu bersama dengan temannya berjalan menuju kantin.
Memandang sekitar kantin, Ashel berharap bisa menemukan Adel di antara kerumunan murid-murid sekolah. Tapi nihil. Cowok jangkung yang paling terlihat menonjol karena menggunakan jaket almater OSIS itu, tidak dapat ditemukan oleh Ashel.
"Shel, mau duduk di mana?" tanya Kathrin dengan memusatkan pandangan ke seluruh penjuru kantin.
Sedetik setelahnya, kedua alis Kathrin menaut karena tidak ada respon dari orang yang ditanyanya. Menoleh ke samping, Kathrin mendapati raut wajah Ashel terlihat gelisah.
"Shel?" Masih tidak ada jawaban. Ashel masih memperhatikan seluruh kantin.
"Ashel?!" Kali ini Marsha yang memanggil sembari menepuk bahu cewek itu lumayan keras. Terbukti sekarang Ashel berjengit kaget karena tepukan itu.
"Apa?" tanya Ashel bingung dengan tangan yang mengusap bahunya.
Mendapati pertanyaan itu membuat Kathrin dan marsha saling pandang dan kembali menatap Ashel dengan pandangan tidak percaya.
"Lo yang apa. Dari tadi dipanggilin malah bengong aja kayak sapi nggak dikasih makan," gerutu Kathrin,dan diangguki setuju oleh Marsha.
Ashel menyengir canggung sembari menggaruk belakang kepala yang tidak gatal. "Sori-sori, hehehe ... emang ada apa lo manggil gue?"
Kathrin menatap datar Ashel.
"Mejanya penuh semua. Lo yakin mau makan di sini?"
"Penuh?" Ashel kembali menatap sekitar, dan benar saja meja di kantin tersebut tidak ada yang tersisa. Kecuali ada tiga bangku lagi yang ada tepat di meja nomer sepuluh, di mana letak meja tersebut berada di pojok kantin. Meja yang dihuni oleh kedua teman Adel.
"Nah! Di sana aja!" seru Ashel dengan menunjuk meja tersebut. Kathrin dan marsha mengikuti arah yang ditunjuk Ashel, dan melihat kedua teman Adel.
Kathrin ingin protes, namun belum sempat kata-katanya keluar dari mulutnya, Ashel sudah menarik tangannya beserta tangan Marsha.
Seperti biasanya, kedatangan Ashel di meja nomer sepuluh itu disambut dengan tatapan terkejut oleh kedua mata Ollan dan Floran yang duduk saling berhadapan. Namun Ashel tidak peduli. Cewek itu menarik Kathrin dan marsha untuk duduk di bangku yang kosong. Kathrin di samping Floran, sedangkan Marsha di samping Ollan. Dan Ashel sendiri masih berdiri di samping meja.
"Nggak apa-apa kan kalo kedua teman gue ikut duduk di sini, Soalnya meja di sini penuh semua?" tanya Ashel menatap harap Ollan dan Floran.
"Eh, nggak apa-apa kok, Shel." Ollan menjawab seraya terkekeh canggung. "Lagian biar rame juga. Ngg... kalian nggak pesen makanan?" tanya Ollan pada ketiga cewek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUA OSIS VS CEWEK PEMBULLY
De Todo"aku berhak menghukum lo dan ngelarang lo buat ga membully murid di sekolah ini karena gue ketua OSIS"ucapannya "Halah sok belagu lu,lu cuma ketua OSIS,suka² gue mau bully kek"ucap gadis itu