"Cewek gila, menyebalkan, tidak waras. Tapi ...
kenapa Menggemaskan?"
-Unknow~×~
Adel memasuki kelasnya dengan pandangan datar, sedatar-datarnya tembok bahkan lebih datar. Beberapa teman kelasnya yang melihat Adel seperti itu terlihat bingung. Karena ketika ada salah satu teman perempuannya menyapa Adel, cowok itu justru tidak merespon atau hanya sekedar memberikan senyum tipisnya. Dia hanya memandang lurus ke depan dan berjalan cepat menghampiri bangkunya.
Ollan dan Floran yang tadinya tengah bermain game di ponsel mereka, seketika terhenti saat melihat Adel yang langsung duduk tanpa mengucapkan apapun. Adel sendiri tidak memedulikan kedua temannya yang saat ini sudah memperhatikan dirinya dengan saksama. Dia terlalu kesal dan juga bingung. Ini semua karena kejadian tadi, saat Adel diminta untuk menuruti semua perkataan Ashel, dan jika Adel tidak menurutinya maka Ashel akan memberitahu semua orang kalau mereka berdua pacaran.
Dan Adel tidak bisa menolak hal itu, karena jika dia menolaknya, maka habis sudah jabatannya sebagai ketua OSIS akan tercemar. Tentu saja Adel tidak ingin hal itu terjadi. Biar bagaimanapun menjadi ketua OSIS adalah hal yang sudah diinginkan adel sejak lama.
Adel menghembuskan napas beratnya. Dia teringat dengan pembicaraan dirinya dengan Ashel tadi sebelum memasuki kelas, kalau Adel harus menemani cewek itu untuk jalan-jalan sepulang sekolah. Awalnya tentu saja Adel menolak, tapi Ashel kembali mengancam Adel dengan hal itu, dan membuat Adel mau tidak mau harus mengiyakan.
Dan sungguh Adel sangat tidak suka jika harus dipaksa. Memikirkannya saja membuat Adel kesal, hingga membuatnya mengacak-acak rambutnya karena frustasi.
"Lo kenapa dah, Del?" Ollan bertanya karena merasa ada yang aneh dengan sikap Adel.
"Nggak ada apa-apa," jawab Adel datar tanpa mau melihat lawan bicaranya.
Ollan mengernyitkan dahi, cowok itu lantas menoleh ke belakang untuk menatap Floran yang duduk di belakangnya. Floran yang masih sibuk dengan game tidak sadar jika Ollan menatapnya. Kesal, Ollan pun menggeplak tangan Floran, hingga membuat Floran mengaduh dan ponselnya terjatuh ke atas meja.
Floran menatap Ollan kesal. "Setan! Ngapa sih lo?!"
Ollan tida menjawab, dia hanya menggerakkan bola matanya ke arah Adel. Mengisyaratkan Floran untuk melihat Adel. Floran mengernyit, dia lalu menoleh dan melihat Adel yang sepertinya tengah gelisah.
"Kenapa?" bisik Floran pelan.
Ollan menjawab dengan gelengan tanda dia tidak tahu.
Karena itu pun, Floran berniat untuk memanggil Adel, namun dia urungkan karena Pak Heru-guru matematika-tiba-tiba memasuki kelas seraya mengucapkan salam.
Pelajaran pertama matematika pun dimulai. Dan Adel hanya mendengarkan tanpa minat Pak Heru yang tengah menjelaskan materi di depan kelas. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Adel tidak
fokus dengan pelajarannya.~×~
Bel istirahat pun berbunyi, membuat suasana sumpek yang mendera beberapa murid akhirnya bisa bernapas dengan lega setelah sebelumnya dibuat kelelahan karena pelajaran-pelajaran yang membuat kepala mereka jadi pening. Ollan dan Floran sama-sama menghembuskan napasnya perlahan. Kecuali Adel yang saat ini masih terdiam seperti berubah menjadi bisu.
"Yuk, kantin," ajak Floran seraya menepuk pundak kedua temannya di depan.
Ollan hanya mengangguk. Cowok itu menepuk lengan Adel yang berada di meja. "Ayo, del. Gue udah laper nih."
"Lo berdua duluan aja. Gue mau ke ruang OSIS." Adel beranjak, melangkah keluar tanpa memedulikan Ollan dan Floran yang menatapnya heran.
"Ada yang salah sama tuh orang," sahut Ollan sembari geleng-geleng kepala melihat Adel yang tidak biasanya. Sedangkan Floran hanya mengangguk membenarkan ucapan Ollan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUA OSIS VS CEWEK PEMBULLY
De Todo"aku berhak menghukum lo dan ngelarang lo buat ga membully murid di sekolah ini karena gue ketua OSIS"ucapannya "Halah sok belagu lu,lu cuma ketua OSIS,suka² gue mau bully kek"ucap gadis itu