Selamat membaca sayangkuuuLanjuttttttt.....
langsung beranjak dari duduknya ketika melihat kedua orang yang ditunggu akhirnya keluar juga. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu, yang artinya ollan menunggu kedua temannya itu selama lima belas menit. Oh ralat, lebih ternyata. Ya, kira-kira selama setengah jam.
"Lama banget lo berdua. Gue cape tau nunggu. Emang lo kata nunggu itu enak apa?" Tampang Ollan yang sudah kusam, membuatnya berucap menyerocos tanpa henti dengan menatap kedua temannya dengan kesal.
"Yang nyuruh lo nunggu siapa, hah?" tanya floran seraya memutar kedua bola matanya.
"Nggak ada sih, hehe ...." Ollan nyengir kuda. Membuat matanya jadi menyipit. "Biarin aja sih. Kan gue mau pulang bareng lo pada."
"Loh emang udah bel pulang?" tanya Adel seraya melirik arloji hitam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Menunjukkan pukul 15.38 sore. Yang artinya bel pulang sudah berbunyi lebih dari setengah jam.
"Udah dari tadi, Ucupp!" kesal Ollan.
"Nama gue adel, bukan Ucup," balas adel Menatap Ollan datar.
"Bodo amat." Ollan cemberut. "Btw, tadi lo berdua ngomongin apaan? Kok kayaknya serius amat?" tanya Ollan penasaran ketika tadi melihat adel dan floran yang keluar seraya berbincang dengan wajah serius.
Melihat floran yang masih menertawakannya, membuat Ollan semakin kesal. Kemudian cowok itu pun berjalan cepat menuju parkiran meninggalkan kedua temannya di belakang. Sedangkan Adel dan floran mengikutinya dari belakang dengan floran yang masih terus tertawa tanpa henti.
Ketiga cowok itu menghentikan laju motor mereka ketika sudah sampai di depan pekarangan rumah Adel. Ketiganya turun dari masing-masing motor mereka, lantas masuk ke dalam rumah Adel.
"Assalamualaikum," ucap Adel memberi salam ketika masuk rumah, diikuti Aldi dan floran.
"Wa'alaikumussalam." teriak seorang wanita dari dapur.
"Lo berdua duluan ke kamar gue aja. Gue mau nyamperin nyokap gue dulu," kata Adel seraya melepas hoodienya dan disampirkan di sandaran sofa yang berada di dekatnya. Floran dan Ollan mengangguk, lantas kedua cowok itu segera berlari menaiki undakan tangga menuju lantai dua kamar Adel. Sedangkan adel berjalan menuju dapur di mana seorang wanita paruh baya sedang asyik berkutat dengan bahan-bahan masakan.
Adel tersenyum ketika melihat punggung wanita itu dari belakang. Wanita itu adalah mamanya, shani
Secara diam-diam melangkah tanpa suara, Adel dengan tangan kekarnya melingkar di perut Shani. Menganggetkan wanita itu yang tengah memasak seraya bersenandung Pelan.
"Astaghfirullah, Abang. Nganggetin mama aja kamu," kaget Shani sambil mengelus dadanya.
Adel terkekeh, cowok itu dengan manja menyandarkan dagunya di bahu Shani. Shani yang mengerti kalau anak keduanya itu ingin dimanja, maka dengan sayang tangannya mengelus rambut Adel yang halus dan sudah memanjang itu, terlihat ketika cowok itu menunduk sebagian anak rambutnya menutupi kening.
"Mama masak apa?" tanya Adel.
"Mama masak makanan kesukaan kamu sama Zee," jawab Shani sembari kembali memasak.
"Cuman kesukaan Adel sama Zee doang? Mama nggak masak makanan kesukaan bang Aran?"
"Abang kamu hari ini nggak bisa pulang katanya. Soalnya ada rapat penting di luar kota, jadi dia pergi selama seminggu," jelas Shani.
"Terus Papa gimana? Nggak pulang juga?" tanya Adel melas. Pasalnya Adel benar-benar sangat merindukan keluarganya ketika berkumpul bersama. Namun karena kesibukan bekerja, terkadang Aran dan Adel jarang berada di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUA OSIS VS CEWEK PEMBULLY
Ngẫu nhiên"aku berhak menghukum lo dan ngelarang lo buat ga membully murid di sekolah ini karena gue ketua OSIS"ucapannya "Halah sok belagu lu,lu cuma ketua OSIS,suka² gue mau bully kek"ucap gadis itu