Selamat membaca sayangkuuu
Empat hari telah berlalu dan hari ini adalah hari dimana Ashel kembali ke sekolah setelah menjalankan kegiatan masa skorsingnya. Saat ini Ashel tengah berjalan santai menyusuri koridor yang ramai menuju kelasnya, 11 IPA 2.
Selama Ashel melangkahkan kakinya di koridor yang ramai itu, dirinya tak luput dari sebuah siulan serta godaan dari para siswa yang kebetulan berpapasan dengannya. Sedangkan para siswi justru menatapnya tidak suka, namun ada juga yang menatapnya takut karena cewek bermasalah itu akhirnya kembali ke sekolah setelah menjalankan masa skorsingnya. Sedangkan Ashel, cewek itu tampak acuh tak acuh dengan berbagai reaksi yang ditunjukan oleh murid-murid di koridor itu ketika Ashel berjalan melewati mereka.
Sesampainya di pintu kelas, langkah Ashel terhenti saat menatap ke dalam kelas. Di sana ada dua orang cowok beralmater biru tengah berbicara di depan kelas Ashel. Entah apa yang dibicarakan mereka hingga mereka terlihat sangat serius. Ashel mengernyit, kemudian menghedikan kedua bahunya. Apapun yang dibicarakan oleh ketua OSIS itu Ashel tidak peduli.
Cewek itu melangkah santai masuk ke dalam yang membuat Adel dan Flora menatapnya, bahkan Adel menghentikan ucapannya. Ashel pun tidak peduli dan terus melangkah menuju bangkunya di mana Kathrin dan marsha sudah duduk manis di tempat mereka dengan tangan yang sibuk mengecat kuku mereka tanpa mempedulikan Adel yang sedang memberikan sebuah pengumuman.
"Baiklah, itu saja yang bisa saya sampaikan. Saya harap kalian mau berpatisipasi dalam acara ini. Sekian, terima kasih. Assalamualaikum," ucap Adel kemudian melangkah keluar diikuti floran di belakangnya.
"Wa'alaikumussalam," jawab seluruh penghuni kelas. Kecuali ketiga cewek yang saat ini masih sibuk dengan kegiatan mereka. Meskipun begitu mereka tetap menjawab salam itu di dalam hati.
Setelah kepergian Adel seluruh penghuni kelas kembali heboh seperti pasar. Namun kembali senyap ketika seorang wanita paruh baya memasuki kelas dengan beberapa buku tulis yang berada di pelukannya. Wanita itu masuk ke kelas sambil mengucapkan salam yang dijawab oleh seluruh penghuni kelas itu.
Bu feni kemudian duduk di kursi guru setelah sebelumnya meletakkan buku-buku itu di atas meja. Kemudian Bu Feni menyuruh ketua kelas untuk menyiapkan kelasnya. Sang ketua kelas menurut dan segera menyiapkan kelas.
"Baik, sebelum memulai pelajaran ibu akan absen terlebih dahulu," ucap Bu Feni yang kemudian mulai memanggil satu persatu muridnya untuk diabsen.
"Anita."
"Hadir, bu."
"Bima."
"Hadir."
Hingga tiba saat Bu Fenti menyebut nama Ashel, maka sang pemilik nama pun mengangkat tangan kanannya tanpa berniat untuk mengucapkan kata 'hadir'. Feni memandang ashel sesaat.
"Ashel kamu belum mengumpulkan tugas sejarah, kapan kamu akan mengumpulkan?" tanya Bu Feni yang merupakan guru sejarah di sekolah itu.
Ashel tampak berpikir, kemudian tanpa merasa bersalah dan dengan ekspresi polosnya Ashel menjawab dengan enteng, "Mungkin setelah lulus, bu."
Sontak hal itu membuat seluruh penghuni kelas tertawa apalagi Marsha yang tertawa paling keras di antara teman-temannya. Sedangkan Bu Feni menatap Ashel geram. Tidak ingin berlanjut maka Bu Feni lebih memilih untuk mengalah dari pada urusan semakin panjang yang mungkin bisa membuat wanita paruh baya itu kembali berurusan dengan Ashel.
Sungguh, Bu Feni benar-benar sudah lelah menghadapi sikap ashel yang selalu seenaknya. Belum lagi dengan tugas sejarah yang tidak pernah dikumpulkan oleh cewek itu bahkan sudah tidak bisa dihitung berapa kali cewek itu tidak mengerjakan tugasnya. Karena saking banyaknya tugas yang tak pernah Ashel beri pada Bu Feni.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUA OSIS VS CEWEK PEMBULLY
De Todo"aku berhak menghukum lo dan ngelarang lo buat ga membully murid di sekolah ini karena gue ketua OSIS"ucapannya "Halah sok belagu lu,lu cuma ketua OSIS,suka² gue mau bully kek"ucap gadis itu