Selamat membaca sayangkuuuLanjuttttt......
Wahhh bau² mau jadian keknya ni
"Hai," sapa Dion seraya duduk di hadapan Ashel.
"Hai," jawab Ashel tersenyum, menyembunyikan rasa marahnya karena dibuat menunggu lama oleh Dion.
"Sorry ya, gue telat. Tadi ada urusan sebentar," kata Dion.
"Iya, nggak pa-pa kok," jawab Ashel membuat Dion tersenyum.
"Udah mesen minuman? Kalau belum biar gue pesenin," tawar Dion seraya ingin memanggil pelayan.
"Udah kok tadi."
"Hah, udah? Cepat banget. Pesen lagi ya, biar gue yang bayar. Oke?"
"Iya deh," jawab Ashel mengalah.
Dion kembali tersenyum, memperlihatkan lesung pipinya yang dalam itu. Kemudian cowok itu memanggil pelayan, menyebutkan pesanannya dan Ashel.
"Btw, lo kenapa mau ketemu gue? Ada yang mau diomongin?" tanya Ashel menatap Dion.
Dion menghembuskan napasnya perlahan. "Ya, ada yang harus gue omongin sama lo. Dan itu penting banget... buat kita."
Lagi, jantung Ashel kembali berdetak kencang. Mendengar kalimat yang dilontarkan dari mulut Dion. Seakan kalau dirinya memang ingin menyampaikan sesuatu yang penting. Dan tentu saja itu membuat Ashel gugup setengah mati. Hingga membuat seorang seperti ashel berani menautkan jari-jarinya dihadapan seorang cowok.
"Emm... emangnya lo mau ngomong apa?" tanya Ashel lagi membuat pandangan Dion sepenuhnya ke arah cewek itu.
Dion menatap kedua bola mata ashel dengan lekat. Seakan tengah mendalami bola mata cokelat di hadapannya. Lalu Dion mengambil salah satu tangan Ashel yang berada di meja, menggenggamnya. Dion mengelus punggung tangan Ashel dengan lembut, dengan mata yang terus menatap Ashel tanpa mengalihkannya. Sedangkan Ashel, seakan terhipnotis dengan mata cowok itu, hanya menatap Dion dengan jantungnya yang terus berdetak cepat.
"Gue... gue ... su-"
"Maaf, mas, mba, ini pesanannya."
Seorang pelayan menginterupsi. Membuat perkataan Dion terputus, tangannya pun segera menjauh tangan Ashel dan keduanya sama-sama menoleh ke pelayan itu yang sedang meletakan dua gelas ice coffee. Dion hanya mengucapkan terima kasih dan tidak melihat bagaimana ekspresi Ashel saat ini yang terlihat kesal karena seorang pelayan telah mengganggu masa romantisnya. Jika saja tidak sedang di depan Dion, sudah pasti Ashel memarahi pelayan itu.
"Dion, tadi lo ngomong apa?" Ashel bertanya lagi.
Dion yang tadinya tengah meminum ice coffeenya seketika menoleh dan segera menjauhkan gelas itu dari mulutnya.
"Oh, iya." Dion berdehem sejenak, menetralkan tenggorokannya yang terasa serak. Lantas cowok itu kembali menatap ashel lekat.
"Shel." Dion mengambil sebelah tangan Ashel dan menggenggamnya.
"Gue ... gue emang bukan cowok yang romantis. Apalagi kece, badai atau segala macem yang disukai sama para cewek. Tapi, shel, jujur gue suka sama lo udah dari lama. Dari semenjak kita ngelakuin MOS di sma48 jakarta. Saat pertama kali gue liat lo, gue udah jatuh hati sama lo, shel. Dan seiring berjalannya waktu, gue sadar kalau gue bukan suka lagi, tapi gue sayang sama lo. Gue mau lo jadi milik gue." Dion menarik napasnya dan menghembuskannya perlahan. "Shel, lo mau nggak jadi pacar gue?"
Bagaikan diterbangkan ke langit ketujuh. Sumpah demi kebahagiaan untuk Ashel. Kalimat yang selama ini Ashel tunggu akhirnya keluar juga dari orang yang sangat Ashel harapkan. Entah bagaimana cara mendeskripsikan perasaan Ashel saat ini. Intinya dia begitu bahagia karena pada akhirnya Dion telah menjadi miliknya. Dan mulai sekarang tidak ada lagi cewek-cewek yang akan berani mengejar-ngejar Dion karena cowok itu sudah berada di sampingnya.
Maka dengan kebahagiaan yang masih terlansir di benaknya, Ashel pun menjawab dengan lantang. "Ya! Gue mau."
//Author: tuhhh kannn jadiann kann,ga ingat cel Sama omongan yg waktu itu wkwk
Jawaban itu pun disambut dengan senyuman lebar dari cowok di hadapannya yang saking bahagianya juga, Dion refleks bangun dari duduknya lantas keduanya saling berpelukan dengan rasa penuh cinta.
~×~
Adel memasuki ruang OSIS bersama dengan Floran yang mengekor di belakang. Di dalam sudah banyak para pengurus OSIS yang bersiap untuk melakukan rapat OSIS lagi untuk menuju hari H acara pentas seni sma48 jakarta. Ketua OSIS dan sekretarisnya pun duduk di tempatnya masing-masing.
"Oke, sekarang kita mulai lanjutkan rapat ini. Kalian boleh mengerjakan pekerjaan kalian sekarang. Jika ada sesuatu cepat lapor pada saya. Paham?" kata Adel membuka suara tanpa basa-basi melakukan pembukaan ketika ingin rapat. Karena untuk sekarang rapat itu harus cepat selesai karena diadakannya saat istirahat. Jika nanti saat pulang sekolah tidak bisa dikarenakan ruang OSIS yang akan dipakai untuk kegiatan ekstrakurikuler.
"Paham kak!" jawab para pengurus OSIS dengan serempak.
Adel mengangguk. Cowok itu juga melakukan pekerjaannya, yaitu berdiskusi mengenai acara pentas seni dengan para pengurusnya yang juga memiliki jabatan penting di OSIS. Yakni, wakil ketua OSIS, sekretaris, dan bendahara.
"Maaf kak, mengganggu." Saat Adel sedang membicarakan sesuatu dengan Floran, suara seseorang menginterupsinya. Dilihatnya seorang cowok yang tengah berdiri di depan mereka bersama dengan satu orang cewek. Adel melihat tulisan di pinggir dadanya yang terletak di jaket almaternya, bertuliskan 'Ketua Sekbid 6' sedangkan cewek itu bertuliskan 'Ketua Sekbid 8'.
Adel mengernyit. "Ya, ada apa?"
satu orang lagi cukup, kak. Kami harap kakak bisa mempertimbangkan laporan kami," jelas cewek itu.
"Hm, jadi masalahnya hanya pada kekurangan anggota? Tapi anggota lain sudah maksimal. Kalian ingin mencari anggota lagi di mana? Apa harus mengadakan penambahan anggota pengurus OSIS?" tanya Floran menatap kedua orang yang berada di hadapannya.
"Jika memang itu jalannya, kami yang akan mengadakannya."
"Tidak perlu, saya sudah dapat jalannya. Begini saja, bagaimana kalau kamu, mando, beritahu ke kelas kamu bahwa OSIS kekurangan anggota untuk mengurus acara pentas seni. Mungkin saja ada yang berminat untuk masuk ke OSIS. Kalian butuh berapa?" tanya adel yang sudah menemukan jalan keluarnya.
"Saya hanya butuh satu," jawab mando.
"Saya juga hanya butuh satu," timpal cewek itu.
"Baiklah, kalian lakukan apa yang tadi saya bilang."
"Tapi kak, kalau di kelas saya tidak ada yang mau bagaimana?" tanya Mando.
"Tidak apa-apa, biar saya nanti yang carikan. Sekarang kalian bisa lanjutkan pekerjaan kalian, lalu setelah rapat ini selesai kalian bisa cari anggota baru. Paham?"
"Paham kak!" jawab mando dan cewek itu dengan kompak.
Segini dulu ya gess
Jangan lupa di vote yaa 🐼
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUA OSIS VS CEWEK PEMBULLY
De Todo"aku berhak menghukum lo dan ngelarang lo buat ga membully murid di sekolah ini karena gue ketua OSIS"ucapannya "Halah sok belagu lu,lu cuma ketua OSIS,suka² gue mau bully kek"ucap gadis itu