Selamat membaca sayangkuuuLanjuttttt .......
Suasana kelas X fase E1 pagi itu begitu ramai. Bel masuk jam pertama sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu, namun guru yang mengajar pelajaran pertama di kelas itu tidak datang karena izin sedang sakit. Jadi kesempatan itu pun tidak disia-siakan oleh para murid X fase E1.
Teriakan dari sisi ke sisi membuat kelas itu menjadi gaduh. Kumpulan cowok-cowok berteriak karena sedang menonton suatu pertandingan sepak bola melalui laptop yang dibawa dari salah satu temannya. Sedangkan kumpulan cewek-cewek berteriak karena mereka yang memang rempong jika sudah bergosip mengenai cogan-cogan di sma48 jakarta.
Tapi tidak dengan kedua remaja yang saling duduk bersisian tengah membaca sebuah buku di tangan masing-masing. Muthe dan Afdo terlihat begitu tenang dengan dunia mereka, sampai pada akhirnya muthe yang memang tidak terlalu suka keramaian, merasa kesal karena kumpulan cewek yang berada tepat di sebelah kanannya sibuk berteriak histeris dan tertawa bersama hanya karena cogan-cogan kaka kelas yang mereka sukai.
Dia lalu menutup novelnya dan menutup kedua telinganya dengan tangan. Sebenarnya muthe ingin sekali menegur cewek-cewek itu. Namun entah kenapa muthe tidak berani melakukannya. Selain karena dirinya yang masih berstatus sebagai anak baru, dia juga takut kalau cewek-cewek itu nantinya akan menggertaknya balik.
Muthe lalu menoleh ke kiri, di mana afdo masih asyik membaca buku fisiologi yang di pinjamnya di perpus dengan sebuah earphone yang menyumpal di kedua telinga cowok itu.
"Afdo?" panggil muthe namun si pemilik nama tidak menoleh ataupun menyahut.
"Ah, ayolah Afdo, aku nggak suka berisik. Keluar aja, yuk? Ke taman belakang kek, atau ke kantin kek gitu. Ayo, af," rengek muthe seperti anak kecil yang minta dibelikan permen seraya menggoyang-goyangkan lengan Afdo.
"Ck, males muthe. Gue mager keluar. Kalo mau lo aja gih. Gue tunggu di sini,"
"Nggak mau sendirian, maunya sama Afdo. Please ." Muthe sengaja mendekat dan mengedip-ngedipkan kedua matanya dengan lucu berharap Afdo akan menerima permintaannya.
"Tapi, mut-" Belum sempat afdo menyangkal muthe kembali, pandangannya teralihkan dengan berdirinya seorang cowok dan seorang cewek di depan kelas mereka dengan menggunakan jaket almater OSIS.
"Permisi teman-teman. Maaf ganggu waktunya. Bisa minta perhatiannya sebentar?" kata cowok itu berbasa-basi.
"Jadi gini, gue sama temen gue butuh dua orang untuk dimasukkan ke dalam anggota sekbid dalam OSIS. Kita udah bilang ke kak Adel selaku ketua OSIS kalau anggota gue dan anggota teman gue kekurangan orang. Dan kak Adel menyarankan kita untuk mengambil dua anggota dari kelas. Dan karena kelas X fase E1 nggak banyak yang masuk di OSIS, gue nawarin ke kalian untuk yang berminat aja. Karena gue sebagai ketua Sekbid 6 merasa kalo anggota Sekbid 6 emang kekurangan anggota. Gue berharap dua di antara kalian ada yang mau masuk ke anggota Sekbid 6 dan Sekbid 8."
Ketika Mando selesai bicara, kelas menjadi berisik karena merasa tidak ada di antara mereka yang mau masuk menjadi pengurus OSIS. Lain halnya muthe yang saat itu juga langsung mendapat sebuah kesempatan emas. Muthe berpikir jika dirinya masuk ke OSIS mungkin cewek itu jadi bisa bertemu Kak Adel yang ganteng itu setiap hari. Muthe tertawa dalam hatinya, hal itu tidak boleh disia-siakan karena muthe memang pemggemar berat ketua OSIS itu. Cewek itu lalu menoleh ke arah Mando yang masih memandang ke depan.
"Afdo, kita ikut aja, yuk?" ajak muthe yang membuat Afdo langsung menoleh ke arahnya.
"Apa? Nggak ah, malesin banget. Jadi pengurus OSIS tuh capek, muthe, asal lo tau aja." Belum apa-apa Afdo sudah menolak ajakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUA OSIS VS CEWEK PEMBULLY
De Todo"aku berhak menghukum lo dan ngelarang lo buat ga membully murid di sekolah ini karena gue ketua OSIS"ucapannya "Halah sok belagu lu,lu cuma ketua OSIS,suka² gue mau bully kek"ucap gadis itu