Selamat membaca Kemabli sayangkuuuuDi dalam ruangan berbentuk persegi panjang itu, dengan sebuah pendingin ruangan yang menyala dengan suhu 25°C, Adel sibuk mengutak-atik kertas-kertas putih yang berserakan di meja khusus untuk ketua OSIS. Dengan dahi berkerut dan mata yang fokus dengan kertas-kertas putih itu, Adel masih menggerakan pulpennya untuk menulis sesuatu.
Baru dua hari Adel menjabat sebagai ketua OSIS, tapi tugas dan pekerjaannya bahkan sudah menumpuk. Adel bahkan hanya bisa beristirahat selama delapan jam sehari. Karena bukan hanya pekerjaan OSISnya yang menumpuk, tugas-tugas yang diberikan gurunya bahkan bisa dibilang sangat banyak. Tapi karena tugas itu bisa diberikan ke guru dalam waktu seminggu, maka Adel lebih memilih untuk menyelesaikan pekerjaan OSISnya terlebih dahulu, baru tugas-tugas yang diberikan gurunya akan dia kerjakan di rumah. Tapi tetap saja, Adel hanya bisa beristirahat sebentar. Paling tidak hanya pada saat dia tidur di malam hari.
"Del, masih lama? Sini deh gue bantuin," tawar Flora yang entah sejak kapan sudah berada di hadapannya.
Adel mendongak lantas tersenyum menatap Flora. "Nggak apa-apa, Flo. Bentar lagi juga selesai."
Flora hanya bisa mendengus rendah dan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi seraya melipat tangan di depan dada. Memperhatikan temannya yang masih fokus ke kertas dan laptop di hadapannya, membuat Indira merasa salut dengan Adel. Flora memang sudah mengenal Adel dari mereka kelas satu SMP. Sama dengan ollan. Dan tentu saja Flora sangat mengenal sifat Adel yang satu itu. Merasa bisa menyelesaikannya sendiri padahal jika dipaksakan maka tubuhnya juga pasti akan lelah. Flora sendiri menawarkan bantuan itu dengan suka rela. Tapi Adel tetap terus saja menolak bantuannya dengan halus.
Sebenarnya Adel tidak bermaksud untuk membuat Flora merasa tertolak bantuannya. Ia hanya tidak ingin merepotkan temannya saja. Malah Adel merasa senang bisa mempunyai sahabat seperti flora dan ollan yang senantiasa mau membantu dirinya.
"Yee ... si kampret, gue cariin tahunya disini."
Suara itu membuat Adel dan flora sama-sama menoleh. Mendapati freyan yang tengah berjalan menghampiri mereka dengan sepiring batagor yang baru saja dia beli di kantin.
"Lo dicariin pak Yanto. Katanya ada sesuatu yang penting mau diomongin," kata ollan memberitahukan amanah yang diberikan Pak Yanto pada flora.
"Hah? Ngomongin apaan?" tanya flora bingung.
Ollan hanya menghedikan kedua bahunya masih dengan mata yang fokus dengan batagor miliknya.
"Mana gue tau. Lo kan sekretaris OSIS, jadi Pak Yanto perlu bantuan lo," jawab ollan kemudian
memasukan sesendok batagor dalam mulutnya.
Flora berdecak. "Elah, mau ngapain lagi sih?! Mentang-mentang gue sekretaris OSIS jadi pembantu mulu. Selalu disuruh-suruh." Flora mendengus sebal seraya mengacak rambutnya gemas. Pasalnya tadi flora sudah beberapa kali naik turun tangga dari lantai satu ke lantai tiga hanya untuk mengantar buku-buku kelas siswa lain yang baru saja diperiksa tugas-tugasnya oleh Pak Yanto. Bukan hanya itu, karena flora siswa terbaik dibidang olahraga, Pak Yanto menyuruh flora untuk mempraktikan suatu pelajaran olahraga di depan adik-adik kelasnya. Dan yang paling membuat Flora kesal adalah siswa-siswi itu tidak bisa langsung mengerti saat pertama mencontohkan, jadi flora harus berulang kali mencontohkan pelajaran olahraga itu dikarenakan adik-adik kelasnya yang terus bertanya ini-itu.
Mengingatnya saja Flora merasa kesal dan terus berdecak tidak karuan.
"Lo kenapa sih dari tadi ngedecak nggak jelas? Ada yang nyempil di gigi lo?" tanya ollan yang merasa risih dengan suara decakan flora.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUA OSIS VS CEWEK PEMBULLY
Acak"aku berhak menghukum lo dan ngelarang lo buat ga membully murid di sekolah ini karena gue ketua OSIS"ucapannya "Halah sok belagu lu,lu cuma ketua OSIS,suka² gue mau bully kek"ucap gadis itu