ALKAFFA
~}>-----------------------<{~•
•
•1. Luka baru
*****"Tidak punya kenangan sama sekali itu, jauh lebih baik daripada punya meski setitik"
-Rain Night Smith*****
Kini cuaca sangat mendung dan gerimis tak membuat gadis berusia 17 tahun itu bangkit dari gundukan tanah yang bertaburan bunga.
Semua yang melayat sudah pulang sejak tadi dan sekarang di area pemakaman hanya ada gadis dengan pakaian serba hitam sedang menangisi ke tiga makam itu.
"Haaaaahaaaaaaa hiks hiks, kenapa kenapa kalian semua tinggalin Rain!" tangis Rain semangkin pecah.
"Kalian udah janji mau temenin rain, tapi kenapa sekarang kalian tinggalin Rain sendirian" ucap nya.
"Rain minta hadiah ke kalian hadiah yang rain inginkan itu kalian temenin rain bukan malah tinggalin rain" tangis Rain.
"Baru aja kalian bersatu, rain baru aja ngerasain hangatnya keluarga, kalian menambah luka baru lagi di hati Rain!!!" teriak rain sambil mencengkeram gundukan tanah itu.
"Ya tuhan apakah ini hadiah Rain" tangis Rain.
Gadis itu terus menangis sambil memeluk batu nisan bundanya di bawah guyuran air hujan yang lumayan deras.
"Ayo non pulang" ajak wanita paruh baya.
"Gak bik, Rain mau di sini rain mau sama keluarga Rain" tangis Rain.
"Tapi non sekarang sedang hujan non, besok non ke sini lagi" ucap wanita itu.
Rain menggeleng. "Gak bik Rain mau sama keluarga Rain"
"Non, non Rain harus ikhlas dengan kepergian mereka, mereka akan bersedih kalo kondisi non Rain kaya gini"
"Non Rain mau keluarga non bahagia kan?" tanya bik Mina.
Rain mengangguk.
"Kalo non pengen keluarga non bahagia non gak boleh terus menerus sedih"
"Tapi kan bik, hiks Rain baru aja ngrasain kebahagiaan itu"
"Kebahagiaan tak harus datang dari keluarga non, suatu saat nanti non akan bahagia dengan cara lain"
"Rain sekarang sendirian bik"
"Kan ada bik Mina, bik Mina mau kok nemenin non Rain"
"Bik Mina pulang aja, nanti Rain nyusul" ujar Rain.
"Baiklah, tapi non Rain janji yah, nanti pulang dan gk kemana mana" ucap bik Mina.
Rain pulang dengan berjalan kaki dengan kondisi acak acakan, baju hitam yang terdapat bercak tanah liat, rambut terurai basah, mata sembab serta perban yang melilit di keningnya. gadis itu terus berjalan dengan tatapan kosong nya.
Saat melewati jembatan gadis itu memberhentikan langkahnya, gadis itu melihat ke bawah jembatan yang terdapat air sungai yang mengalir deras serta bebatuan yang lumayan besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKAFFA
Teen FictionAlkaffa Baskara adalah putra bungsu dari seorang ceo terkenal di jakarta, setelah kepergian mamahnya kehidupanya menjadi berubah menahan rasa sakit adalah hal yang biasa ia rasakan, Kaffa bertemu dengan seorang gadis psikopath yang dulunya pernah me...