ALKAFFA
~}>-----------------------<{~•
•
•48. Pelaku tidak bukti.
*****
"Jangan menilai orang atas kesalahan yang ia perbuat, tapi nilailah bagaimana cara ia bisa memperbaiki kesalahan tersebut"
-Kenzi Xavier.*****
"Njir tu orang kemana sih, lama banget! Gue tinggal nih lama-lama" gerutu Shera seraya kakinya menendang-nendang bebatuan yang berukuran kecil.
"WOI SHERA KAMPRET!!!..." suara teriakan Rania mampu membuat Shera terperanjat kaget, Hellena tertawa hingga terpingkal-pingkal karena melihat raut wajah takut Shera, seorang yang licik bisa juga takut dalam lingkungan yang gelap pikir Hellena. Shera berdesis keras, dirinya merasa kesal kepada Rania yang selalu membutnya kaget tak tau tempat.
Hellena menatap Shera dengan senyuman semrik di bibir manisnya seraya memasukan kedua telapak tangan ke dalam saku celana jens nya, yang di tatap pun juga ikut menatap Hellena dengan tidak berekspresi, hawa dingin malam seakan membuat keduanya terlihat begitu menyeramkan, sementara Rania memakan buah mangga di atas pohon sama persis seperti seekor tupai yang sedang memakan buah mangga.
"Woi kalian berdua!, jangan serius serius ntar kena stoke mampus lo!" teriak Rania dari atas pohon.
"Ngapain lo di atas woi!" Hellena hanya mampu menggelengkan kedua kepalanya ketika melihat tingkah konyol Rania.
"Dari pada debat sama orang gak guna, mending makan mangga yang jelas berguna" ucap Rania.
"Mangga siapa anjir lo makan, gak izin dulu sama pemiliknya" ucap Hellena.
"Udah tadi lo gak denger, soalnya lo tadi lagi pandangan pertama sama peot" ujar Rania.
Shera berdehem guna memulai topik awal. "Jadi gak nih, kalo gak jadi gue mau pulang dah cape gue nunggu kalian lama!" cetus Shera.
"Jadi dong, sabar njir tadi kita ngopi-ngopi syantik dulu ya gak Ran"
"Yoi men" sahut Rania.
"Sialan" umpat Shera.
"Jadi gini" Shera menarik nafas yang panjang lalu ia hembuskan secara perlahan.
"Mau ngomong aja kaya orang mau beranak" cibir Rania yang masih setia di atas pohon.
"Yang nglakuin ini semua itu Bagas" ucapan Shera barusan membuat Hellena dan Rania terperanjat kaget sehingga Rania langsung terjun dari pohon mangga tanpa aba-aba.
"Serius lo anjir, gue sleding pala lo ye!" ucap Rania dengan dana sedikit keras.
"Lo tau dari mana njir, jangan asal nuduh orang tanpa bukti" ucap Hellena.
"Tapi lo nuduh gue" sahut Shera.
"Ya siapa lagi kalo bukan lo" Hellena menggaruk kepalanya.
"Tau dari mana lo?, punya bukti gak lo?, kapan lo tau?, terus kenapa lo gak ngasih tau kita dari awal?" Rania terus menghujani Shera dengan beribu peetanyaan guna membuktikan ucapan Shera benar atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKAFFA
Roman pour AdolescentsAlkaffa Baskara adalah putra bungsu dari seorang ceo terkenal di jakarta, setelah kepergian mamahnya kehidupanya menjadi berubah menahan rasa sakit adalah hal yang biasa ia rasakan, Kaffa bertemu dengan seorang gadis psikopath yang dulunya pernah me...