Peter Han melangkahkan kakinya memasuki sebuah rumah megah berinterior klasik eropa dengan nuansa krim yang memenuhi setiap sudut rumah. Dan tak lupa patung serta berbagai macam pajangan di sepanjang lorong.
Peter mengehentikan langkahnya tepat di depan salah satu ruangan di ujung lorong, ia mengetuk pintu tersebut dan masuk setelah mendengar sautan dari dalam.
Peter berniat menemui Tuan Mason, namun siapa sangka di dalam ruangan yang ia datangi ini sudah terdapat laki-laki aneh yang tadi ia temui di gedung pelelangan.
Lelaki itu berdiri tepat di depan meja kerja Tuan Mason. Peter menatapnya singkat sebelum mendekat dan berdiri tepat di sebelahnya dan di hadapan Tuan Mason.
"Aku sudah menyelesaikan tugasku, Tuan." ucapnya.
Tuan Mason tersenyum bangga pada Peter. Pemuda manis itu tidak pernah mengecewakannya sekalipun, ini bukan kali pertama ia meminta Peter melakukan hal seperti ini.
"Baiklah, terimakasih banyak atas kerja kerasmu. Aku sudah mengirimkan 800 juta won ke rekening mu, karena orang yang barusan kau bunuh adalah generasi ketiga dari musuh bisnis ayahku." Jawab Tuan Mason.
Peter menganggukkan kepalanya mengerti. Tuan Mason mengalihkan perhatiannya pada orang di sebelah Peter yang sedari tadi hanya menyimak keduanya berbicara.
"Dan untukmu Lee know, aku sudah mengabulkan keinginanmu. Terimakasih atas kerjasamanya, kalian benar-benar bisa dipercaya."
•••
Peter berjalan santai di lorong rumah Tuan Mason menuju pintu keluar. Di belakangnya, ada Lee know yang juga sedang menuju pintu keluar rumah yang lebih cocok disebut mansion ini.
"Ternyata bayaranmu lumayan mahal untuk mengeluarkan dua buah peluru." Ujarnya begitu ia dan Peter sampai di pintu keluar.
Peter hanya diam tak menanggapi ucapan Lee know sama sekali. "Ku akui kemampuanmu menakjubkan, namun sayangnya kau tidak sopan pada orang yang sedang mengajakmu berbicara." Lee know kembali bersuara.
"Maka diamlah. Aku sedang tak minat mengobrol dengan orang asing." Peter masuk ke dalam mobilnya dan kembali meninggalkan Lee know sendirian.
"Dasar angkuh, beruntunglah kau memiliki wajah manis."
•••
Han Jisung, nama asli dari Peter Han. Pemuda dengan wajah yang mirip dengan tupai itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia saat ini sedang dikejar oleh sekelompok orang asing yang ternyata sudah menunggunya sejak tadi di dalam apartemennya.
Orang-orang itu pasti adalah orang kiriman dari kerabat korban-korbannya. Ia tahu ia akan menjadi target orang lain setiap ia berhasil menghabiskan nyawa targetnya.
Namun sejujurnya Jisung tidak mengetahui orang-orang itu kiriman dari siapa. Ia hanya fokus melarikan dirinya daripada harus bertarung dan melukai tubuhnya.
Hal seperti ini bukan hanya sekali dua kali terjadi, hidupnya tak begitu tenang semenjak ia meninggalkan rumah keluarganya karena suatu alasan.
Dan tampaknya kali ini ia akan kembali pindah tempat tinggal. Jisung melihat ke arah kaca spion mobilnya, ada tiga buah mobil melaju berusaha mengejarnya di belakang.
Sialnya, Jisung terlalu lelah sehingga tidak fokus kemana ia menyetir. Ia memasuki jalanan sepi dimana itu adalah jalan buntu. Tidak kehabisan akal, Jisung keluar dari mobilnya dan bersembunyi di balik salah satu bangunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᵗʰᵉSPY'SSASSIN • MINSUNG
FanfictionBagaimana jika seorang pembunuh bayaran dan seorang mata-mata dipertemukan dalam sebuah misi yang saling berhubungan? Dan berakhir dengan menetap di satu rumah yang sama. Warning! - B × B⚠︎ - Bahasa semi baku - Kata kasar - Sorry for typo. start: 16...