VIII

2.3K 248 36
                                    

"Tidak ku sangka kau begitu menikmati misi kita dan memanfaatkan kesempatan, Han Jisung." ujar Minho sambil menggendong Jisung ala bridal style menuju mobil. Sedangkan Jisung hanya pasrah, ia melotot kaget di saat tubuhnya tiba-tiba digendong oleh Daniel dan meminta Minho segera menolongnya.

Dengan seribu akalnya, Minho langsung menghampiri keduanya dan berlagak seolah sedang memergoki sang pacar selingkuh.

Flashback on.

Minho berlari cepat ke arah lantai dua mengejar Jisung dan Daniel. Lalu sesampainya di dekat keduanya, ia memasang wajah tidak percaya.

"Ternyata seperti ini perbuatanmu di belakangku, Hannie. Aku tidak menyangka kau memilih bermain dengan pria asing di saat aku berada jauh darimu." Ucap Minho dramatis menatap Daniel dan Jisung bergantian.

Bersyukurlah Jisung langsung mengerti keadaan, dengan cepat ia turun dari gendongan Daniel dan mendekat ke arah Minho. "Tidak, tidak! Ini tidak seperti yang kau bayangkan, aku bisa menjelaskannya!" jawab Jisung dengan nada yang terdengar begitu panik.

Daniel menatap kedua orang itu dengan raut bingungnya. Oh ayolah, ia benar-benar sedang turn on mengapa bisa ada kejadian seperti ini di saat seperti ini?

"Apa lagi yang ingin kau jelaskan? Aku sudah menyaksikan semuanya, aku juga tau kau berniat tidur dengan pria ini bukan?" balas Minho dengan kasar melepaskan tangan Jisung yang berusaha merangkulnya.

Sungguh, kurasa keduanya sangat cocok menjadi bintang film. Akting keduanya benar-benar nyata.

"Tidak, ku mohon dengarkan penjelasanku terlebih dahulu." Jisung menatap Daniel dan Minho bergantian, wajahnya ia buat terlihat sepanik mungkin. Minho tertawa kecil lalu menatap Jisung dan Daniel bergantian.

"Lanjutkan saja acaramu dengan pria itu. Aku akan pergi." ucapnya sebelum berlari turun ke lantai satu, dengan cepat Jisung mengejarnya sambil berteriak memanggil Minho dengan nama samarannya dan meninggalkan Daniel disana yang kebingungan sehingga kehilangan nafsunya untuk bercinta.

"Ah sialan, padahal aku sudah sangat tertarik dengan pemuda itu." umpatnya.

Flashback off.

Di saat keduanya sampai di lantai bawah, Jisung dan Minho mendengar suara ponsel Daniel berdering. Dengan cepat Minho menggendong Jisung keluar agar tidak ada yang menyadarinya, ia takut jika Daniel langsung sadar akan barang pentingnya hilang.

Jisung yang tiba-tiba digendong seperti itu ingin memberontak namun Minho lebih dulu menyuruhnya untuk diam.

"Aku tidak menikmatinya. Kau yang menyuruhku menggoda pria itu, apa kau pikir aku akan menggodanya dengan mengajaknya membicarakan tentang kartun apa yang ia sukai ketika masih kecil?" Jawab Jisung dengan kesal.

Minho brengsek ini benar-benar tidak menghargai jerih payahnya sama sekali. Ia malah mengomeli Jisung selama perjalanan keluar dari club menuju parkiran.

"Ya tidak seperti itu juga. Aku hanya tidak menyangka kau terlihat seperti pemain profesional karena selama ini kau begitu anti disentuh. Kau khawatir dia akan menyentuhmu sedangkan kau lebih dulu mencium lehernya" Balas Minho sambil menyetir menuju ke rumahnya.

"Lebih baik aku yang menyentuhnya daripada dia yang menyentuhku. Dan juga, aku tidak benar-benar menciumnya aku hanya menghirup wangi tubuhnya. Ah apa kau tau, dia sangat wangi, aku berani sumpah akan hal itu.

Aku memujinya wangi dan berniat bertanya parfume apa yang ia pakai, karena aku ingin memilikinya juga. Tetapi dia malah menyuruhku untuk menciumnya." Jisung bercerita panjang lebar, Minho sangat bingung dibuatnya.

Bagaimana bisa pemuda itu memiliki niat untuk menanyakan sebuah parfume disaat seperti itu?

"Baiklah alasan yang masuk akal. Dan menurutku kau terlihat senang dipangku olehnya." Minho benar-benar tidak habis pikir, ia masih mengingat jelas bagaimana Daniel dengan mudahnya membawa Jisung yang sukarela naik ke pangkuan pria itu?

"Karena dia yang memintanya. Aku selalu melakukan tugasku dengan totalitas." jawab Jisung enteng. Ia mengeluarkan ponsel milik Daniel dan memberikannya pada Minho. Minho pun menerima benda itu dan menyimpannya.

"Apa kau ingat saat aku hanya bercanda mengatakan aku memiliki paha yang kuat untuk memangkumu dan kau menamparku saat itu juga. Aku merasakan ketidakadilan di dunia ini."

Minho terus-menerus mengatakan hal-hal yang seharusnya tidak perlu diambil pusing pun membuat Jisung menatapnya curiga. Apakah pemuda Lee itu sedang memperlihatkan kecemburuannya? atas dasar apa ia merasa cemburu?

Jisung tertawa mendengar penuturan Minho, ia ingat bagaimana dirinya menampar Minho kala itu hanya karena Minho melontarkan candaan yang membuatnya sedikit malu.

"Jadi kau ingin aku menampar Daniel seperti yang ku lakukan padamu? dan setelahnya kita gagal mendapatkan ponselnya?" balas Jisung masih sedikit tertawa. Minho berdecak dan memukul pelan stir mobilnya.

"Terserah kau saja." Finalnya.

Sesampainya di rumah, keduanya langsung bergerak menuju ruang kerja Minho untuk mengorek informasi dari ponsel Daniel. Sepuluh menit berlalu hanya untuk membuka password ponsel Daniel.

Setelahnya Minho mulai membuka satu persatu file dari ponsel yang ia hubungkan ke komputernya agar lebih mudah mengorek informasi. Dan ya! Mereka menemukannya.

Sebuah file yang berisi angka serta inisial agensinya, file itu berisikan tentang format data trainee idolnya yang ia jadikan korban pelelangan manusia. Seluruhnya berjumlah 36 orang.

Begitu mengiris hati, anak-anak itu hanya ingin mewujudkan mimpi mereka namun sayangnya mereka masuk ke kandang iblis dan dijadikan sumber uang secara ilegal.

"Simpan data ini, kita akan menyiapkan strategi untuk membebaskan anak-anak itu. Dan juga, tidak perlu membuat perlindungan apapun, biarkan Daniel menyerang kita. Aku ingin bersenang-senang dengannya." Ucap Jisung dengan smirk samarnya.

Makhluk seperti Daniel harus diberi pelajaran. Persetan dengan wanginya yang memabukkan, Jisung akan membuatnya berlutut padanya.

"Kau ingin melanjutkan kegiatanmu dengannya yang tertunda?" tanya Minho dengan wajah bodohnya. Untuk kedua kalinya, tamparan Jisung sampaikan pada mulut pemuda kelinci itu. Tidak keras, hanya membuat Minho sedikit terkejut.

"Untuk apa aku melakukan sex dengan iblis itu?" tanya Jisung kesal akan kebodohan Minho. Tangannya sibuk mengotak-atik komputer untuk membuat salinan file-file penting ini dan dipindahkan ke dalam flashdisk miliknya.

"Kau ini kenapa senang sekali menamparku?" kesal Minho yang memegangi bibirnya prihatin. Jisung meliriknya sekilas lalu kembali fokus pada komputer di hadapannya.

"Mulutmu memang enak ditampar." jawabnya santai.

"Mulutku memang enak, apalagi saat berciuman. Mau mencobanya?"

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





ᵗʰᵉSPY'SSASSIN • MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang