XXII

2.9K 210 20
                                    

warn! slightly 18+

Hari ini adalah hari kedua dimana Minho dan Jisung memutuskan untuk berlibur sejenak. Minho dan Jisung sedang duduk di ruang tamu sambil menonton tv, lebih tepatnya Jisung yang menonton tv karena yang dilakukan Minho sebenarnya adalah menonton wajah cantik Jisung.

Jisung bersandar pada bahu lebar Minho sambil sesekali tertawa pada acara tv yang sedang ia tonton saat ini.

Tiba-tiba si manis merasakan perutnya bergetar, lantas ia menoleh pada dominannya dengan raut lucu. "Aku lapar." ujarnya pelan dengan bibir yang sedikit maju.

Minho tersenyum sambil menahan rasa gemasnya pada si malaikat maut kecil di sebelahnya sekarang. "Ingin makan apa?" tanya Minho lembut sambil merapikan beberapa helai rambut Jisung yang sedikit berantakan.

"Eum.. tidak tau." jawab Jisung.

Sepertinya Minho akan segera gila jika Jisung terus-terusan menunjukkan sisi manisnya karena demi apapun itu sangat menggemaskan! Kemana pemuda manis dengan mulut yang selalu mengeluarkan cacian itu? apakah sekarang ia menjadi anak baik setelah bersama Minho?

"Baiklah manis, biar aku masakkan sesuatu untukmu. Lanjutlah menonton hingga aku kembali." ujar Minho yang hendak berdiri namun Jisung menahan kaos yang ia pakai. Si manis menggeleng kecil, "Mau ikut~~" ucapnya dengan nada lucu sambil mengangkat tangannya ke atas.

Minho yang tidak bisa lagi menahan rasa gemasnya langsung memeluk pemuda manis sambil menciumi seluruh titik di wajahnya membuat Jisung tertawa geli.

"Kenapa kau sangat menggemaskan?" tanya Minho sambil berjongkok di hadapan Jisung dengan kedua tangannya yang berada di pinggang ramping si tupai. Jisung tertawa renyah, "Jadi kau ingin aku kembali seperti semula?" tanya Jisung.

Minho menggeleng cepat, "Tidak, tetaplah seperti ini. Sekarang ayo kita memasak." Minho mulai berdiri sambil menggendong Jisung seperti koala lalu berjalan menuju dapur.

Sesampainya di dapur, Minho mendudukkan Jisung di meja makan. "Tunggu sebentar, aku akan memasak." ujar Minho dan diangguki Jisung. Melihat Jisung yang kini menjadi penurut, Minho mengusak gemas rambut si manis dan mengecup singkat bibirnya.

"Ya! Kau ini senang sekali mencuri ciuman." omel Jisung, Minho terbehak lalu mencubit pipi gembul milik Jisung.

"Itu bukan mencuri. Semua yang ada pada dirimu adalah milikku, jadi aku memiliki hak atas apapun yang ingin aku lakukan. Kau milikku, Hannie." balas Minho lembut. Ia masih setia berdiri di antara kaki Jisung yang menggantung.

Jisung mengerutkan dahinya bingung.

"Huh? sejak kapan?" tanya si manis. Ia merasa tidak memiliki hubungan apapun dengan Minho, lantas mengapa pemuda itu mengatakan bahwa segala hal yang ada pada diri Jisung adalah milik nya?

Minho tersenyum kecil,

"Sejak sekarang." mutlaknya lalu menarik tengkuk si manis dan mencium bibirnya. Minho melumat bibir atas dan bawah Jisung secara bergantian. Si manis yang mendapat serangan tiba-tiba jelas terkejut namun untungnya ia bisa mengimbangi permainan Minho.

Jisung mengalungkan lengannya pada leher sang dominan dan ikut memiringkan kepalanya ke kiri dan ke kanan untuk memperdalam lumatan. Bibirnya dihisap kuat oleh Minho.

"Eungh.." lenguhnya ketika telapak tangan Minho mengusap lembut pinggang Jisung dari dalam pakaiannya. Entah sejak kapan tangan laki-laki itu sudah berada di sana dan kini mulai memilin pelan pucuk dada si tupai.

Ah, Minho benar-benar pandai bermain pada tubuhnya. Laki-laki itu sudah hafal bagian sensitifnya. Laki-laki itu tidak pernah merasa bosan sedikitpun untuk menjamah tubuh Jisung, jika ia bisa melakukannya setiap hari maka Minho rela tidak bekerja demi bersama Jisung nya.

Jisung membuka mulutnya sehingga Minho bisa melesakkan lidahnya ke dalam rongga hangat Jisung dan mengabsen segala sesuatu di dalamnya.

Minho membawa lidah Jisung untuk bergelut dengan miliknya dan Jisung meremas rambut belakang Minho untuk menyalurkan rasa nikmat yang Minho berikan.

Ciumannya turun hingga ke leher putih bersih Jisung, ia sesap dan hirup wangi khas dari Jisung yang berhasil menaikkan hasratnya. Minho gigit dan hisap permukaan leher Jisung sehingga meninggalkan tanda, dan ia ulangi di bagian lain.

Leher secantik itu memang sangat cocok untuk Minho berkarya. Oleh karena itu ia meninggalkan tanda kepemilikan di seluruh bagian leher Jisung.

"shh.. fuck, a-akh!" desah Jisung ketika Minho menggigit titik sensitifnya. Ia mengeratkan pelukannya saat merasakan lidah Minho bermain di lehernya.

Minho kembali mencium bibir Jisung, namun ciumannya kali ini begitu nafsu akan bibir manis si tupai. Jisung sedikit kewalahan mengimbangi permainan Minho sehingga akhirnya ia pasrah dan hanya mendesah saat Minho menghisap kuat lidahnya.

Tidak ada yang ingin berhenti hingga Jisung kehabisan pasokan udaranya, ia mendorong pelan bahu Minho dan menatap mata sayu yang sudah dipenuhi kabut nafsu yang ia buat sendiri.

Minho meneguk ludahnya susah payah ketika melihat pemandangan di hadapannya. Jisung dengan mata sayu dan bibir yang memerah serta membengkak akibat ciuman keduanya tadi.

Minho kembali merapatkan dirinya sambil mengelus paha dan pinggang ramping Jisung sensual. Sementara Jisung membawa tangannya untuk mengelus rahang tegas Minho dengan raut wajah nakal dan mengecup rahang Minho lalu ia mainkan lidahnya disana ketika wajah laki-laki itu berada tepat di hadapannya.

Minho menggeram rendah ketika ciuman Jisung sampai ke daun telinganya. Si tupai benar-benar ahli dalam membangkitkan sesuatu dalam diri Minho, lalu ia meremas paha Jisung sedikit kuat hingga membuat si tupai melenguh manja tepat di sebelah telinga Minho.

"eung.. minho" lenguhnya mendayu menggoda sang dominan yang sudah keras sedari tadi. Minho benar-benar pening dengan segala godaan iblis kecil di hadapannya saat ini.

"Siapa yang mengajarimu seperti ini, sayang?" tanya Minho dengan suara beratnya saat lutut Jisung dengan sengaja menyenggol milik Minho di bawah sana.

"Aku mau ini." balas Jisung tidak terduga. Minho bahkan merasa terkejut, namun beberapa detik kemudian ia menyeringai kecil. "then, beg for it." perintahnya.

"em.. please"

"please what?"

"please fuck me."

"Di sini atau di kamarku?"

•••

HEHE, next capt 18+ yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HEHE, next capt 18+ yaa. ayo req mau dimana? btw sorry kalo ada typo yaa, males revisi hehe
~picila

ᵗʰᵉSPY'SSASSIN • MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang