Taecyeon yang tadinya sedang berusaha untuk melecehi lawannya kini terduduk di lantai dengan tangan dan kaki yang terikat serta mulutnya yang ditutup menggunakan selotip.
Sedangkan Hyunjin, Minho dan Jisung sedang memeriksa seluruh ruangannya. Mencari sesuatu yang sekiranya menambah bukti untuk menjerumuskan Taecyeon ke dalam penjara atas kasus penculikan Jeongin.
"Apa yang terjadi tadi?" tanya Hyunjin pada Jisung.
Jisung menoleh sekilas pada Hyunjin lalu melayangkan tatapan kematian pada Taecyeon. Ia berjalan mendekati Taecyeon lalu menarik rambut laki-laki itu dengan keras sehingga Taecyeon terpaksa melongak ke atas.
"Pria sialan ini berusaha melecehkanku, dia menghimpit tubuhku menghadap dinding dan menahan kedua tanganku di belakang. Sepertinya pria ini begitu horny sehingga melupakan pistol yang sedang aku pegang sehingga bisa menembak kakinya hahaha. Dasar bodoh!" Jelasnya lalu melepaskan genggamannya pada rambut Taecyeon yang kini menatapnya sengit.
Dengan sengaja ia menendang keras tulang kering Taecyeon dimana masih terdapat peluru di dalamnya membuat pria itu berteriak tertahan akibat mulutnya yang tertutup selotip.
"Kerja bagus." puji Minho.
Sedangkan Hyunjin tertawa keras mendengar cerita Jisung. "Aku heran mengapa setiap orang yang berhadapan denganmu selalu mengedepankan nafsu mereka. Apakah sebegitu menariknya temanku ini?" Goda Hyunjin yang dibalas tatapan sinis dari Jisung.
"Aku sudah mengumpulkan rekaman cctv gedung ini. Dan kita bawa saja laptop serta flashdisk bajingan ini, sekarang ayo keluar."
•••
Jisung memasuki ruang kerjanya untuk melakukan beberapa hal. Pemuda berpipi chubby itu duduk di depan komputernya dan mulai memainkan jari-jarinya diatas keyboard komputer.
Sedang asik dengan komputernya tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu. Jisung bangkit dari duduknya dan membukanya untuk Minho. Jelas itu Minho yang menghampirinya, kalau tidak siapa lagi?
"Ada apa?" tanya Jisung.
Tanpa mengucapkan apapun Minho masuk ke dalam ruangan itu dan langsung melihat apa yang sedang Jisung kerjakan. Sedangkan Jisung hanya menatap datar laki-laki itu dan kembali duduk ke kursinya.
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Minho.
Jisung menggerakkan mouse nya untuk menunjukkan apa yang ia temukan. "Aku melacak latar belakang Ok Taecyeon, aku tau dia bukan orang sembarangan. Maka dari itu perlu waspada, meskipun sekarang dia sedang ditindaklanjuti oleh polisi tetapi ada kemungkinan dia akan balas dendam." jawab Jisung.
Dapat Minho lihat di layar komputer itu Jisung sedang mengumpulkan data dan riwayat kriminal Ok Taecyeon dan disatukan dalam satu folder.
"Akan kau apakan data-data itu?" Tanya Minho lagi. Jisung melongak untuk melihat wajah tampan itu sebentar, posisi keduanya begitu dekat dengan Minho yang berdiri tepat di sebelah Jisung yang sedang duduk.
"Akan ku serahkan pada teman dekatku, dia seorang kepala kepolisian dan aku ingin Ok Taecyeon dihukum mati atas kasus penculikan, penganiyaan serta pelecehan seksual beberapa tahun silam yang ia tutupi dengan uang." Jelas Jisung lagi. Minho mengangguk paham, namun satu hal yang ia tidak mengerti. Mengapa Jisung tidak langsung membunuh Taecyeon tadi?
"Aku tidak membunuhnya tadi bukan karena tidak mau. Aku menyerahkan tugas itu pada kepolisian agar seluruh kebusukannya terungkap dan tersebar dimana-mana. Hal itu akan berdampak besar pada kerabat serta orang-orang terdekatnya."
Seolah membaca pikiran Minho, Jisung menjawab dengan panjang lebar. Minho tersenyum tipis mendengarnya, tidak biasanya Jisung akan berbicara sebanyak ini padanya.
"Kau benar-benar berbakat menghancurkan hidup orang lain, Han Jisung." entah itu pujian atau hinaan tetapi Jisung tersenyum mendengarnya.
Bekerja sebagai pembunuh bayaran memiliki banyak resiko yang harus Jisung tanggung. Salah satunya menjaga kesucian dirinya dari bajingan-bajingan yang selalu ingin menyentuhnya. Jisung sedikit bertanya-tanya apa yang membuat orang-orang begitu menginginkan dirinya.
Sedangkan banyak perempuan di luar sana tetapi masih saja bisa memiliki hasrat seksual pada laki-laki sepertinya.
Jisung mematikan komputernya dan berdiri. "Aku mau tidur." ujarnya pada Minho lalu keluar dari ruang kerja dan masuk ke kamarnya
Lagi-lagi ia meninggalkan Minho sendirian. Minho jadi berpikir sepertinya itu adalah hobi seorang Han Jisung. Yaitu meninggalkan dirinya sendirian ketika sedang berbicara.
•••
Minho keluar dari kamarnya hendak menuju lantai satu untuk makan. Di tengah malam seperti ini perutnya mendadak lapar. Namun baru sampai di tangga ia melihat Jisung dengan pakaian rapi seperti ingin pergi ke suatu tempat.
"Kau mau kemana?" tanya Minho pada Jisung yang sedang memainkan ponselnya di tengah tangga. Jisung yang sedang fokus pada ponselnya jelas terkejut akan kedatangan Minho yang tiba-tiba. Ia terlonjak kaget sambil menoleh ke arah Minho.
"Ah kau mengejutkanku!" ucapnya lalu kembali fokus pada ponsel genggamnya. Terlihat sedang menghubungi seseorang.
"Kau belum menjawab pertanyaanku." ujar Minho yang menuruni tangga melewati Jisung begitu saja. Saat ia melewati Jisung tercium jelas aroma wangi manis dan soft menjadi satu.
Minho baru sadar bahwa Jisung begitu wangi. Entah anak itu baru berganti parfume atau memang Minho yang kurang memperhatikannya.
"Aku akan pergi ke club bersama Hyunjin." Jawab Jisung dan ikut turun dari tangga mengekori Minho. Minho melirik pemuda manis itu dengan alisnya yang naik sebelah.
"Jam berapa kau akan pulang? apa kau tidak takut di bunuh saat sedang mabuk?" Tanya Minho sambil berjalan menuju dapur sedangkan Jisung duduk di sofa ruang tamu untuk menunggu Hyunjin datang menjemputnya.
"Tidak, aku tidak akan mabuk. Aku hanya ingin bersenang-senang sedikit." Jawab Jisung. Minho hanya mengangguk mengerti sambil memasak mie instan. Toh tidak ada yang perlu ia khawatirkan, kunci rumah juga sudah Minho berikan pada pemuda itu kemarin.
"Hyunjin sudah datang, aku pergi sekarang."
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
ᵗʰᵉSPY'SSASSIN • MINSUNG
FanfictionBagaimana jika seorang pembunuh bayaran dan seorang mata-mata dipertemukan dalam sebuah misi yang saling berhubungan? Dan berakhir dengan menetap di satu rumah yang sama. Warning! - B × B⚠︎ - Bahasa semi baku - Kata kasar - Sorry for typo. start: 16...