Jisung terbangun ketika merasakan pipinya dipukul pelan, ia membuka matanya dan mendapati Lee know yang sedang menatapnya.
"Bangunlah, kita sudah sampai. Lanjutkan istirahatmu di dalam." ucapnya, setelah itu ia keluar dari mobil terlebih dahulu dan disusul Jisung di belakangnya.
Saat mereka memasuki kediaman Lee know, Jisung mengedarkan pandangannya dan melihat setiap sisi dan sudut rumah Lee know.
Rumah besar dengan dua lantai dan nuansa warna abu-abu dan coklat gelap. Terlalu besar jika yang tinggal disini hanya seorang diri, pikir Jisung.
"Jangan melamun Peter, fokus sebentar. Kamarku di sini dan kau bisa memakai kamar di seberang kamarku." ucap Lee know. Mereka sedang berada di lantai dua dimana terletak kamar tamu dan kamar pemilik rumah.
"Berapa harga yang harus aku bayar?" tanya Jisung menatap datar Lee know. Pemilik rumah tampak berpikir sejenak, "Aku rasa kau tidak perlu membayar berupa uang, hartaku sudah berlimpah." Jawabnya.
Jisung berdecih mendengarnya, "Sombong sekali." ucapnya.
"Lalu dengan apa aku harus membayar? kurasa orang sepertimu tidak akan membiarkan orang asing tinggal gratis di rumah mu, bukan?" Lanjut Jisung.
Lee know terkekeh geli mendengar penuturan Jisung. "Baiklah jika kau berpikir seperti itu. Kau saja yang pikirkan dengan apa kau harus membalas budi padaku, dan jangan kabur seenaknya dari sini jika kau masih tahu diri.
Dan satu lagi, nama asliku Lee Minho. Kau bisa memanggilku dengan nama itu saat di rumah." ucap Lee know sebelum masuk ke dalam kamarnya dan meninggalkan Jisung yang masih berdiam diri disana.
Jisung berdecih lagi dan masuk ke kamar yang akan menjadi kamarnya selama ia disini, entah sampai kapan pun ia tidak tahu.
Jisung merebahkan tubuhnya, dan sedikit meringis merasakan lengannya perih. Setelah merasa cukup merenung, Jisung beranjak dari kasurnya dan memilih untuk membersihkan diri.
Tiba-tiba langkahnya terhenti mengingat ia tidak memiliki sehelai pakaian pun selain yang melekat di tubuhnya sekarang. Dan tidak mungkin ia memakai pakaian ini karena sudah kotor.
Jisung keluar dari kamarnya dan menuju kamar Minho, mulai sekarang Jisung memutuskan untuk memanggilnya dengan nama asli saja.
Jisung ketuk pintu kamar si pemilik rumah, tak lama kemudian Minho membuka pintu kamarnya dengan raut wajah bingung. "Ada apa? ingin tidur denganku?" tanya lekaki itu asal.
"Jangan bermimpi. Aku kesini untuk meminjam pakaian." ucap Jisung yang setengah mati menurunkan gengsinya. Minho mengangguk mengerti dan meminta Jisung untuk masuk dan menunggu di dalam kamarnya.
Cukup mewah dan terlihat nyaman untuk ditempati. Pemuda itu ternyata memiliki selera interior yang bagus. Pikir Jisung.
"Apa saja yang ingin kau pakai untuk tidur?" tanya Minho yang kini membuka lemarinya. Sungguh banyak pakaian di sana, dan didominasi warna gelap.
"Apa saja." jawab Jisung.
Mendengar itu Minho melemparkan kaos hitam miliknya dan celana pendek hitam sepaha kepada Jisung. "Aku rasa itu yang tidak terlalu kebesaran di tubuhmu." ucapnya.
Jisung menerima baju itu dan ia perhatikan ukurannya, memang lebih besar dari pakaian hariannya. Tapi celana ini mengapa begitu pendek sehingga hampir menyerupai celana dalam?
Apa lelaki itu sengaja?
"Apa kau punya celana lain yang lebih masuk akal?" tanya Jisung. Minho menoleh dengan tatapan aneh menatap Jisung. "Apa maksudmu? apa yang salah dengan celana itu?" tanya Minho.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᵗʰᵉSPY'SSASSIN • MINSUNG
FanfictionBagaimana jika seorang pembunuh bayaran dan seorang mata-mata dipertemukan dalam sebuah misi yang saling berhubungan? Dan berakhir dengan menetap di satu rumah yang sama. Warning! - B × B⚠︎ - Bahasa semi baku - Kata kasar - Sorry for typo. start: 16...