"Aku ingin menceritakan semuanya padamu." ujar Jisung sambil menyamankan posisinya pada pelukan Minho. Hari ini tepat keesokan hari setelah Jisung menangis malam itu.
Minho dan Jisung memutuskan untuk berlibur sejenak, Minho ingin Jisung beristirahat dari perkejaan mereka untuk menata ulang hatinya dan mentalnya.
Dan saat ini keduanya sedang berada di ruang tamu, dengan Minho yang duduk bersandar pada sofa sambil memangku Jisung yang memeluknya manja. Jisung menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher sang dominan, ia hirup kuat-kuat harum khas Minho yang selalu berhasil membuatnya tenang.
"Jika kau belum siap untuk menceritakannya aku tidak akan memaksamu." balas Minho. Ia hanya tidak ingin melihat Jisung menangis lagi, hal itu ikut menyayat hatinya. Ia tak suka melihat Jisung menangis sedih, ia hanya ingin melihat Jisung yang manja dan menyebalkan.
"Tidak masalah, aku akan mulai bercerita." jawab Jisung. Minho mengangguk dan memasang baik-baik telinganya untuk menyimak cerita Jisung. Jujur saja Minho sangat penasaran, ia belum tau sama sekali apa masalah keluarga Jisung dan Jake, ia hanya mengetahui sekilas dari omongan mereka saat bertemu kala itu.
Flashback on
Suatu pagi di Melbourne, Australia, ada keluarga kecil yang tengah berbincang ringan di halaman rumah mereka.
"Ayah, apakah aku keren sekarang?" tanya Jisung kecil yang tengah menggunakan seragam sekolah dasar. Hari ini adalah hari pertamanya menjadi seorang murid, Jisung kecil sangat antusias.
Ia akan diantar oleh Ayah dan Ibunya ke sekolah barunya. Sang Ayah tersenyum lebar menandakan rasa bangga pada putra semata wayangnya yang ternyata sudah menginjak kelas 1 sd.
"Tentu saja, anak ayah selalu keren setiap harinya. Mari kita berangkat sekarang agar Hannie tidak terlambat." balas sang Ayah. Jisung kecil tersenyum riang dan dengan semangat ia masuk ke dalam mobil diikuti Ibunya.
Jisung kecil sangatlah beruntung. Memiliki keluarga kecil yang selalu merayakan segala hal tentangnya. Sebelum ia memasuki kelas, mereka memutuskan untuk berfoto terlebih dahulu, membuat kenang-kenangan yang akan mereka bicarakan kembali ketika Jisung sudah dewasa nanti. Begitu niat orang tuanya kala itu.
Hidup Jisung kecil benar-benar kehidupan impian banyak orang. Memiliki banyak harta berlimpah, Ayah dan Ibu yang begitu menyayanginya dan banyak lagi keberuntungan yang menyertainya.
Sampai suatu hari saat ia sudah menginjak sekolah menengah atas, kejadian yang tidak terduga menghancurkan segalanya. Ayah nya yang menghamili sekretarisnya sendiri membuat keluarga mereka terpecah belah. Nyonya Han begitu kecewa dan mengalami depresi.
Meskipun kejadian itu bukan sepenuhnya kesalahan Tuan Han karena yang sebenarnya terjadi ialah rencana licik sekretaris itu. Tuan Han dijebak sehingga ia membuat keturunan lain selain Han Jisung.
Jisung diperintahkan untuk tinggal dengan sang Nenek selama Ayah dan Ibunya tengah berada di ambang perceraian. Tidak banyak hal yang mereka bisa lakukan saat itu, semuanya telah terjadi.
Namun siapa sangka, orang asing datang ke kehidupan mereka. Ibunya yang depresi berkenalan dengan seorang pria yang memberikan banyak perhatian dan selalu mendengarkan curhatannya.
Hingga pada akhirnya Ayah dan Ibu Jisung resmi bercerai, Ibunya menikah dengan Tuan Sim, seorang duda beranak satu yang memberikannya perhatian itu.
Dan kabar Ayahnya tidak lagi terdengar setelah itu. Entah ia menikah dengan sekretarisnya itu atau tidak, Jisung tidak pernah tau. Ayahnya seolah menghilang ditelan bumi setelah hari di mana Ibunya menggelar pernikahannya dengan Tuan Sim.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᵗʰᵉSPY'SSASSIN • MINSUNG
FanfictionBagaimana jika seorang pembunuh bayaran dan seorang mata-mata dipertemukan dalam sebuah misi yang saling berhubungan? Dan berakhir dengan menetap di satu rumah yang sama. Warning! - B × B⚠︎ - Bahasa semi baku - Kata kasar - Sorry for typo. start: 16...