EDS17 # Bertemu

604 104 20
                                    

Tiga hari sebelum acara gathering yang diadakan di panti, Jero memutuskan untuk hadir di sana sekalian menjenguk sang nenek. Renata mengatakan kalau mulai hari ini ia dan pengurus panti yang lain sudah mulai menyiapkan dekorasi dan juga hal lainnya, bahkan dua minggu ke belakang, beberapa orang tua sedang giat-giatnya berlatih dengan pengurus panti karena akan menempatkan sesuatu di acara mini gathering tersebut.

Tak terkecuali Sanju. Renata mengatakan minggu lalu pada Jero bahwa Sanju akan bernyanyi di acara gathering tersebut, berduet dengan Hartono, jadi Renata benar-benar memaksa Jero untuk hadir, karena tahu alasan Jero mungkin tidak akan hadir karena pekerjaannya di malam hari, yang juga acara gathering itu dilaksanakan di malam hari.

Selain soal Sanju yang akan berduet dengan Hartono, Jero juga membahas soal biaya yang ia pikir pasti akan dipungut dari keluarga para penghuni panti, termasuk dirinya sebagai wali Sanju. Tapi Renata mengatakan hal yang membuat Jero bernapas lega.

“Tenang Jer. Kami nggak pungut biaya apa pun kok. Kami dapet donatur baik hati yang mau nge-cover biaya gathering ini—ya walaupun dari beberapa keluarga di sini ada yang nyumbang juga, tapi kami nggak mewajibkan itu, jadi lo nggak perlu khawatir, lo cuma perlu dateng doang, nonton Nek Sanju nyanyi, terus temenin Nek Sanju dansa. Kami bakal adain sesi dansa juga.”

Jero terkekeh. “Gue harus izin dulu.”

“Perlu gue bikinin surat khusus nggak biar izin lo gampang di-acc?”

Jero masih terus tertawa. “Gue nggak janji, tapi gue beneran bakal usahain. Gue udah bilang ini sama partner siaran gue dari pas lo bilang pertama kali itu kok. Jadi mungkin dia bisa gantiin gue full siaran nanti pas gue izin.”

“Paling nanti pendengar setia lo yang ngambek karena nggak denger suara lo pas malam itu.”

“Lo bisa aja deh.”

“Gue serius …. Gue pernah beberapa kali dengerin lo siaran, terus gue bacain komentar di aplikasinya itu, mereka kebanyakan lebihh fokus sama suara lo daripada sama pembahasan siarannya.”

Jero kembali tertawa.

“Jadi, apa lo tertarik ngisi suara di acara nanti?” Renata menatap penuh harap.

Jero lantas langsung mengibaskan tangannya. “Nggak, ah. Ini kan acara nenek dan kakek, gue masih muda.”

Renata mendengus mendengar jawaban Jero. “Tapi boleh kok orang di luar penghuni panti kalau mau tampil, anggap aja guest star, mereka pasti seneng banget kedatangan tamu. Soalnya ini pada pengin kami ngedatengin Rita Sugiarto atau Rhoma Irama.” Lalu ia geleng–geleng kepala saat membayangkan kembali para penghuni panti itu seolah memaksanya untuk membawakan bintang tamu di acara gathering nanti.

“Ya udah, undang aja.”

Perempuan itu memukul lengan Jero dengan sebal. “Lo pikir, kami nggak pengin? Kalau perlu, gue undang juga artis luar negeri buat tampil di sini. Masalahnya, mana budget-nya? Gue lagi berharap ada seseorang tiba-tiba dateng buat jadi guest star yang nggak butuh bayaran mau tampil di sini dan menghibur nenek sama kakek di sini.”

Guest star-nya harus nyanyi?” tanya Jero.

“Nggak perlu sih, yang bisa sulap kayak Pak Tarno juga nggak masalah.”

“Lo pikir mereka masih anak-anak.”

Renata nyengir.

“Kalau maiin piano, gimana?” tanya Jero lagi setelah berpikir sejenak.

Renata menatap Jero dengan serius. “Lo? Main piano?”

Jero tertawa karena pertanyaan itu. “Ya, nggak lah.”

Ekspektasi Dua SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang