EDS26 # Sendiri

550 79 12
                                    

"La, ini lo serius?" sekali lagi, Tiara bertanya, menatap Kaela di sampingnya dengan sangat serius sebelum ia benar-benar menyalakan mesin mobil.

Kaela memutar bola matanya. Ia sudah selesai memasang sabuk pengaman dan menatap Tiara. "Lo lihat muka gue. Kurang serius apa coba?"

Tiara mendesah. "Iya, tapi ini tuh …." Lalu membuang napas. "Lo bilang, lo nggak akan cari penyakit, mau percaya aja sama apa yang dilakukin Askar. Sekarang lo malah minta anterin gue ke tempat yang bikin lo curiga ini."

"Ra, gue udah cek di GetContact nomor orang ini. Namanya Indah—"

"Dari mana lo tahu dia namanya Indah?" potong Tiara.

"Banyak orang yang nge-save nomor dia pakai nama Indah. Indah, Kak Indah, Indah ini, Indah itu. Dan gue udah cari tahu, dia ternyata kerja di agensi iklan."

"Dari mana lo tahu—"

"Ada orang yang nge-save nomornya pakai nama Indah Mikavision Technology."

"Oke, itu emang agensi iklan." Tiara mengangguk. "Terus kalau dia ternyata selingkuhannya Askar, lo mau ngelabrak dia ke kantornya gitu?"

"Gue nggak bilang kalau dia mungkin selingkuhannya Askar."

"Terus?" Tiara agak terkejut.

"Gue cuma mau cari tahu hubungan mereka berdua—"

"Itu sama aja, Kaela!" Tiara geregetan.

"Tapi gue nggak curiga kalau mereka pacaran," Kaela bersitegas. "Sedikit. Gue … percaya Askar nggak begitu …."

"Ada yang nge-save nomornya pakai nama 'Sayang' atau sejenisnya?" tanya Tiara lagi.

"Nggak ada. Makanya gue bilang, kalau mereka mungkin bukan selingkuhan."

Tiara mendesah. Terlalu malas menanggapi temannya yang sudah cinta mati dengan lelaki bernama Askar ini. "Ya terus kita mau apa ke sana?"

"Gue cuma mau tahu hubungan mereka apa dan kenapa Askar butuh ke ke tukang gigi abal-abal ini. Dia bisa ke rumah sakit ketemu langsung sama dokter ortho."

"Oke. Kalau gue jadi lo, gue bakal curiga soal itu juga."

"Dua minggu lagi gue nikah, Ra."

"Satu minggu lagi kita ada event gede, La," balas Tiara dengan nada mengeluh yang sama. "Dan gue masih belum bisa bawa Jero ke ranjang gue. Sialan! Itu cowok sok ganteng banget, jarang bales chat gue. Ya …, emang ganteng sih."

Kaela akhirnya tertawa. Seharian ini ia tampak tegang memikirkan apa yang kiranya Askar lakukan bersama perempuan bernama Indah ini di tukang gigi abal-abal. Ia tidak mau berpikir hal buruk, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa ia curiga.

"Ya udah, mana alamatnya."

Kaela menyodorkan ponselnya, menunjukkan foto ponsel Askar yang ia ambil saat mereka akan melakukan foto pre-wedding tempo hari, menunjukkan alamat di kartu nama itu agar Tiara bisa memasukkannya ke papan navigasi yang akan menuntun mereka untuk sampai sana.

"Kayaknya ke gang-gang kecil nih," komentar Tiara setelah melihat detail lokasi yang baru ia masukan.

"Nggak apa-apa, kita bisa jalan."

"Kita?" Tiara menoleh. "Lo aja. Gue pakai heels. Capek."

Kaela mendesah. "Oke. Lo tunggu di mobil aja kalau gitu."

Ia sudah bilang begitu, tidak memaksa ikut bersamanya mencari tempat tukang gigi abal-abal itu berada jika memang mengharuskan ia berjalan kaki memasuki gang-gang sempit di kawasan padat penduduk. Dengan Tiara mau mengantarnya sampai depan gang pun Kaela sudah senang, sebab ia sampai harus berbohong pada Jero untuk tidak menjemputnya karena Askar yang menjemput dan terlalu takut untuk naik taksi ke tempat yang ia sendiri belum pernah datangi.

Ekspektasi Dua SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang