Tak ada yang lebih menyakitkan dari dihempaskan dari angkasa harapan ke bumi kekecewaan.
Jero itu punya suara yang candu, suara yang bisa menghipnotis siapa pun yang mendengarkannya. Ketika Raida mengamuk setelah harapannya untuk bisa melihat hancur lebur, Jero datang memeluknya, membawanya ke dalam dekapan yang rasanya hangatnya luar biasa. Tangan dan tubuhnya seperti selimut yang menutupi tubuh gemetar dengan gejolak amarah yang sedang Raida rasakan. Dan ketika deru napasnya terdengar tepat di samping telinga Raida, bersama suara yang mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja, tidak apa-apa, Raida berubah seperti anak kucing yang tersesat di jalan yang menemukan majikan baru yang memberinya rumah untuk ia tinggali.
Mungkin mantra Jepang itu sungguh ada. Tidak peduli bentuknya seperti apa, bagaimana bunyinya, tapi mantra itu senantiasa hadir setiap Jero membuka suaranya.
Dalam pelukan Jero, Raida melemah, menyerahkan dirinya yang lelah, berbisik pada dirinya sendiri bahwa mungkin semuanya benar-benar tidak apa-apa jika ia gagal untuk bisa melihat lagi jika suara Jero masih bisa didengar oleh telinganya. Suara yang seperti gemericik air di tengah taman yang sepi, seperti suara hujan rintik-rintik di tengah malam, atau desis roti panggang di pagi hari. Rasanya Raida bisa melihat seluruh dunia hanya dengan mendengar suara Jero.
Tapi saat ia jatuh pingsan setelah Jero berhasil menenangkannya, dan kedua orangtuanya buru-buru membawanya ke rumah sakit, mengobati luka di tubuhnya, saat ia tersadar kembali, ia tak mendengar suara Jero ada di sampingnya untuk sekadar memanggil namanya, untuk sekadar mengatakan bahwa semuanya bukan masalah besar, tidak apa-apa.
Jero mengatakan bahwa lelaki itu tidak akan meninggalkannya, namun nyatanya, lelaki itu pergi, dan Raida kecewa, ia marah sekaligus sedih. Mungkin benar, tidak ada orang yang benar-benar tulus mau dekat dengan orang buta sepertinya. Keputusannya sudah tepat ketika ia memutuskan Eldra dulu dan menjauhi teman-teman sekolahnya yang meski mereka bersimpati dan masih mau dekat dengan Raida, tak ada orang yang benar-benar sanggup untuk hidup lama bersama orang buta.
Pun tidak dengan Jero.
Seharusnya Raida tidak mudah percaya dengan ucapan lelaki itu yang mengatakan bahwa ia juga menyukai Raida. Seharusnya Raida tak mudah terbuai dengan sentuhan lelaki itu yang sangat memabukkan. Raida tak lebih dari sekadar orang lemah yang mudah ditipu sebelum kemudian ditinggalkan, persis seperti yang Jero lakukan.
"Papa bilang, Jero kemarin mampir ke rumah." Anne melirik ke arah Mbok Suci ketika mereka sama-sama sedang melepas perban di kaki Raida untuk melihat luka dan membersihkannya. Dokter mengatakan bahwa luka di kaki Raida sudah tidak perlu lagi diperban, hanya perlu diperhatikan dan dibersihkan setiap hari. Luka-luka bekas pecahan kaca yang menancap itu sudah merapat kembali, perlahan sudah mengering, tapi Raida belum benar-benar bisa menapaki lantai dengan kakinya sendiri karena masih terlalu sakit.
Anne sudah dengar apa yang terjadi pada Raida ketika Jero datang sore kemarin saat kebetulan ia sedang ada di studio keramik. Dan ketika itu Anne tidak berani langsung menyinggung, ia baru berani melakukannya keesokan harinya ketika merasa suasana hari Raida sudah lebih baik.
"Aku nggak mau bahas dia!" jawab ketus perempuan itu.
Pagi tadi ia tahu kalau Jero datang lagi ke rumah. Tentu bukan untuk menghampirinya apalagi mencoba berbicara lagi dengannya, melainkan untuk mengantar Kaela ke kantor. Raida tidak pernah bertanya kenapa Jero tidak melakukannya dua hari kemarin, tapi mungkin karena ia mau menghindari Raida. Lelaki itu pasti tidak mau melihat wajah orang buta yang menjijikan ini, apalagi setelah melihat Raida mengamuk, berteriak, sampai mengacaukan kamarnya sendiri.
Raida di mata Jero saat ini pasti tak lebih dari seonggok sampah yang menggelikan. Siapa juga yang mau memacari perempuan tidak bisa melihat yang temperamental seperti Raida? Orang sekeren Jero pasti akan memikirkan hal itu jutaan kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ekspektasi Dua Sisi
Romance[SELESAI] Kesulitan membedakan kanan dan kiri itu merepotkan. Hanya bisa melihat kegelapan setiap detiknya itu sangat merepotkan.