Diskriminasi

12 2 0
                                    

"hallo, sendirian aja?". Sapa keisya kepada Rahel

"ehh kamu kei, iya ni sendirian aja, kenapa?". Tanya Rahel kepada keisya

"gapapa, tadi lagi jalan ke perpustakaan aja mau minjam novel, ga tau nya ada Rahel lagi sendirian, jadi aku samperin deh". Jawab keisya dengan senyum manis nya

"owhh aku kira mau kemana, ga jadi minjam novel nya?". Tanya Rahel kepada keisya

"jadi tapi nanti, lagi mau nemenin Rahel dulu". Ucap keisya kepada Rahel

"hehehee ada ada aja, aku udah sering sendirian kali kei, jadi santai aja".

"amm gitu ya? Oh ya aku boleh nanya ga hell?". Ucap keisya sambil memiringkan kepalanya melihat kearah Rahel

"boleh, mau nanya apaan emang nya?". Jawab Rahel tersenyum ramah

"amm, aku waktu itu pernah nanya ke Revan kenapa temen dia dikit, padahal Revan kan famous tapi ko temen nya itu itu aja, tapi aku bingung sama jawaban Revan"

"kira kira Rahel tau ga kenapa temen Revan dikit?". Tanya keisya kepada Rahel

"amm gimana ya cara jelasin nya". Jawab Rahel sambil memijat kepala nya

"tapi kamu janji ya, engga ceritain ini ke Revan". Ucap Rahel kepada keisya

"iyaa aku janji engga ceritain ke Revan, emang nya kenapa hell?". Tanya keisya yang kebingungan

"okey, jadi gini, Revan itu pas dia masih kecil sering banget didiskriminasi oleh orang orang di sekitar nya". Jawab Rahel

"Diskriminasi gimana?". Tanya keisya yang bingung

"ya, ayah Revan itu dulu seorang kriminal". Jawab Rahel

"H-hah? Kriminal?". Ucap keisya yang kaget

"iya, jadi gini ceritanya".

Flashback Revan masih kecil

"Sana kamu". Ucap seseorang

"tau kamu tu engga di ajak sana"

"kata bunda aku ayah nya penjahat, nanti kita di jahatin juga sama anaknya"

"tau jangan di temenin"

"a-aku cu-cuman mau ikut main". Jawab Revan kecil sambil memegang bola di tangan nya

"ga ada yang mau main sama kamu"

"sana ga! kalo engga aku pukul kamu". Ucap seorang anak yang berbadan besar sambil mendorong Revan

"tau kamu tu bau, jelek, anak penjahat lagi. Ga ada yang mau main sama kamu, mending kamu jauh jauh aja sana". Ucap anak lainya

"y-yaudah aku m-mau balikin bola nya aja". Ucap Revan kecil sambil mencoba tetap tersenyum

"ga usah, ambil aja sana"

"tau, ga ada juga yang mau bola bekas anak penjahat"

"kita pindah aja yu, di sini ada anak penjahat nanti kita semua di jahatin sama dia".

"ayoo". Ucap semua anak di sana, lalu pergi meninggalkan Revan sendirian

Revan hanya meringkuk sendirian di lapangan itu

"Hiks hiks, kenapa ayah yang salah Revan yang kena imbas nya"

"Revan salah apa? Revan cuman mau main, kenapa semua orang jahat sama Revan"

"ayah mana? Kenapa saat Revan di jahatin ayah engga ada di samping Revan, bantu Revan, jagain Revan"

Ucap Revan sambil berusaha agar suara tangis nya tidak terdengar dan berusaha agar air mata nya tidak jatuh lebih deras lagi

RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang