PART 3.

6.2K 126 2
                                    

-NAZAR POV-

Aku merebahkan tubuhku di kursi empuk tempatku menghabiskan waktu setiap hari dikantor ini, maksudku... aku sekarang sudah kembali lagi keruanganku, duduk di balik meja tempatku menjalankan perusahaan ini setelah tadi menghadiri rapat para pemegang saham yang sangat merepotkan.

Aku melonggarkan dasi yang melilit dileherku yang entah kenapa tiba2 terasa mencekikku... kuusap kasar wajahku dan kuacak2 rambutku frustasi memikirkan hasil meeting tadi yang memojokkanku. Bagaimana tidak... di meeting tadi membahas ketidaksiapanku untuk menjadi pemimpin perusahaan ini. Selain karna usiaku yang mereka bilang terlalu muda, masih 23 tahun... para pemegang saham yang lain meragukanku karna statusku yang masih single. Lah, apa hubungannya?!!

Bukankah yang penting itu kemampuanku... walau usiaku tergolong masih muda, tapi aku lumayan cerdas dan IQ ku juga diatas rata2. Bukannya sombong, tapi otakku ini memang mampu mengatasi semua masalah yang ada diperusahaan serta mengembangkan perusahaan ini menjadi lebih baik lagi. Buktinya, semenjak aku menjabat sebagai CEO di perusahaan ini sejak setengah tahun yang lalu ... keuntungan yang didapat makin meningkat, dan bahkan aku bisa membuka beberapa cabang baru perusahaan ini.

Lalu apa masalahnya?! Kalaupun aku masih single, itu urusanku... kenapa mereka jadi mencampur adukkan masalah pribadiku dengan perusahaan??!

'Kamu itu masih terlalu muda untuk diberi tanggung jawab sebesar ini, dan lagi kamu juga masih sendiri... belum punya pasangan. Bukankah lebih baik kalau kamu menerima tanggung jawab memimpin perusahaan ini setelah kamu sudah siap... setelah usiamu sudah matang dan kamu sudah memiliki seseorang yang spesial yang akan selalu mendukung kamu. Saya rasa tiga atau empat tahun waktu yang cukup untuk kamu mempersiapkan kesiapan kamu sebagai pemimpin di perusahaan ini... kamu bisa belajar kembali sekaligus mencari pendamping dalam empat tahun itu.'

Konyol. Bertele-tele. Tidak masuk akal. Terlalu dipaksakan.

Itu yang terlintas di kepalaku saat pamanku, adik dari ibuku ... menyampaikan alasan ketidak siapanku untuk jadi pemimpin perusahaan di meeting tadi. Cih... aku tau betul apa maksudnya mengatakan itu. Dari awal dia memang mengincar posisi ini... saat ayah meninggal, dia pikir dialah yang akan menggantikan ayah jadi CEO perusahaan ini.... secara, ayahku yang menjadi pendiri perusahaan ini adalah anak tunggal, ibuku sekarang sedang sakit2an, dan satu2nya keluarga yang tersisa adalah aku dan pamanku itu... jadi wajar kalau dia berpikir dialah yang paling pantas menggantikan posisi ayah di perusahaan ini. tapi kehadiranku mengubah semuanya. Dia pasti tidak menyangka... aku yang dia anggap sebagai bocah ingusan ini mampu mengambil posisi yang sangat diinginkannya. Miris memang kalau mengingat aku dan pamanku harus bersaing untuk mendapatkan kuasa, tapi mau bagaimana lagi... dunia bisnis memang seperti itu.... hukum rimba berlaku disini , tidak peduli kawan atau saudara... dalam dunia bisnis ini semua akan jadi lawan.

*TOKK!! TOOOKKK!!!
Suara ketukan pintu menyadarkanku dari lamunanku. Aku berharap semoga bukan orang tua itu yang datang.

"Masuk!! " ucapku agak enggan.
Perlahan pintu terbuka, dan seorang gadis cantik bernama zana yang merupakan sekretaris ku melenggok masuk ke ruanganku. Aku sedikit lega karna ternyata bukan pamanku yang masuk, tapi kedatangan sekretarisku ini juga agak merepotkan juga... sikapnya ituloh, entah hanya perasaanku saja atau memang iya dia seperti sedang berusaha menggodaku. Itu membuatku tidak nyaman.

Melihat dia, mau tak mau otakku berpikir... kalau aku membawa seorang gadis dan memperkenalkannya sebagai calon istriku, mungkin pamanku itu tidak akan punya alasan lagi untuk meragukanku. Yaa, itu patut dicoba... tapi aku harus membawa siapa?!! Untuk saat ini aku sedang tidak dekat dengan gadis manapun... walau aku akui banyak gadis yang berusaha mendekatiku, tapi aku sedang tidak tertarik menjalin hubungan dengan siapa2... aku ingin fokus kepada pekerjaanku dulu. Dan juga, aku tidak bisa membawa gadis sembarangan untuk memperkenalkannya sebagai calon istriku. Gadis yang jadi pendampingku itu harus cantik, menarik, tidak membosankan, tidak banyak menuntut, tidak merepotkan, dan bisa diajak bekerja sama untuk membantuku melawan pamanku itu... aku tidak tau apa ada gadis yang seperti itu, tapi yang jelas... gadis didepanku ini tidak termasuk kedalam kriteria itu... dia akan merepotkan dan pasti menuntut lebih kalau aku memperkenalkannya sebagai calon istri.

"Maaf mr, ini ada beberapa laporan yang harus anda tanda tangani!! " zana menunjukkan tumpukan map yang ia bawa.

"Taruh saja disitu, zana!!" Ucapku memintanya menaruh berkas2 itu dimejaku. Dia menurut... tapi setelah menaruh berkas itupun, nampaknya ia masih enggan beranjak dari ruanganku.
"ada apa lagi??! " tanyaku tidak sabaran. Suasana hatiku memang sedang buruk saat ini, jadi jangan salahkan aku kalau aku mudah kesal bahkan karna masalah kecilpun.

Kulihat zana nampak gugup, wajahnya merona dan ia terus menggoyang2kan tubuhnya pelan tidak bisa tenang. Kalau sudah begini aku tau, dia pasti sedang memikirkan sesuatu bahan obrolan agar bisa lebih lama didekatku. Kebiasaan.

"Ah, anu... maaf... emmm.... " dia memutari meja dan berdiri disampingku sebelum melanjutkan kata2nya. Berani sekali dia.
"tadi supervisor itu datang lagi kesini, dia bilang anda memintanya untuk memberikan laporan keuangan devisinya untuk kepentingan meeting. Aneh sekali kan, mana perlu anda dengan laporan seperti itu untuk meeting rapat pemilik saham. Saya rasa itu hanya akal2annya saja untuk bisa mendekati anda!! " seperti dugaanku, dia mengatakan hal yang tidak penting hanya untuk bisa mengobrol denganku.

Eh, tunggu dulu... siapa tadi dia bilang?!! Supervisor??! Apa yang ia maksud itu dinda. Hmmm... mengingatnya membuat perasaanku jadi lebih baik. Melihatnya kesal dan marah menjadi hiburan tersendiri untukku... hari ini juga begitu, dia pasti sedang uring2an saat ini karna perintahku tadi.

"Yah, aku memang tak butuh laporan seperti itu untuk meeting kali ini!! Jadi, apa yang dilakukan gadis itu setelahnya??!" Ucapku yang membuat zana merasa senang karna aku menanggapinya.

"Dia tetap bersihkeras untuk menemui anda, dan sata dengan tegas menolaknya... dia pikir dia bisa mendekati anda dengan carah norak seperti itu... emmm... menurut saya anda harus berhati2 dengan gadis itu, mr... sepertinya dia punya niat yang tidak baik pada anda!! " ceritanya menggebu2.

Hei, benar juga... kenapa bukan gadis itu saja. Yah, dinda... dia tidak terlalu merepotkan, dia lumayan cantik dan manis walau ia tidak terlalu memperhatikan penampilannya, dan yang terpenting... aku akan sangat terhibur kalau dialah orangnya.
Membayangkannya saja sudah membuatku sangat senang.

"Panggil gadis supervisor itu menghadapku lagi!! Aku ada punya sebuah tugas yang aku rasa cocok untuknya!! " ucapku yang entah mengapa membuat sekretarisku ini tersenyum senang. Mungkin dia pikir aku akan menghukum dinda karna aduannya... ohohhhoo... sorry girl, anggapanmu salah. Aku memang akan membuat dinda kerepotan, tapi dengan cara yang nenyenangkan.

"Baik, mr!! " zana keluar dari ruanganku dengan bersemangat, dan aku tidak bisa menghilangkan seringai di wajahku setiap kali membayangkan wajah marah dinda nanti. *Smirk
.....

Lima belas menit kemudian suara ketukan pintu terdengar lagi. Aku mati2an menahan senyumku dan berusaha memasang ekspresi seriusku saat dinda masuk ke ruanganku dengan tanpang sebelnya. Seperti yang kubayangkan.

"Nona dinda kirana!! " panggilku saat ia sudah berdiri didepan mejaku.

"Ya, pak!! " jawabnya malas. Pandangannya kosong, ia nanpak sibuk dengan pikirannya... dan bisa kutebak apa yang ada dipikirannya saat ini... dia pasti ingin mencekik atau meninjuku sebagai bentuk marahnya karna sudah kukerjai tadi. Tapi dengan status bos dan kariawan kami, dia tidak akan berani melakukan itu.

"Aku ada tugas untukmu!! " lanjutku.

"Ya, pak!! "

Wah, dia masih belum fokus rupanya. Ini kesempatanku.

"Aku mau kau jadi calon istriku!! "

"Ya, pak!! "

Aku nyaris terbahak mendengar jawaban monotonnya.
Perlu satu menit penuh sampai akhirnya dia menyadari pertanyaan jebakanku. Dan seketika ekspresinya langsung berdumangria... mangap mangap gak jelas kayak ikan mas koki... wkwkwk.

"HAH??! APAA?!! "

Kagetnya telat, neng... hwahaha... uda jawab 'iya' juga, jadi aku punya alasan untuk memaksanya menerima permintaanku... xuxuxu *senyumdevil ˋ▽ˊ

BERSAMBUNG

MY PLUS PLUS BOSS!!Where stories live. Discover now