PART2.

7.8K 132 3
                                        

-DINDA POV -

"Kerjamu memang gak befus!! Bagaimana bisa bos minta laforan yang seharusnya sudah kau berikan kemarin, jangan2 kau menghilangkan laforan itu makanya bos minta sekarang?!! benar begitu??! "
benar, seperti yang kuduga... si pak munfrat langsung mengoneliku saat aku meminta kopian laporan keuangan project yang ditangani devisiku bulan ini.

isshhh... bukan saya yang gak becus, pak... tapi bos bapak itu yang gak becus. Bisanya nyusain orang aja, nyuru2 gak jelas... demen banget ngeliat saya menderita. Aaarrkkk... kalo bukan bos udah aku smack down tu orang. Gggrrrr.

"Memang tidak seharusnya fegawai lafangan sefertimu berada dikantor bahkan sampai bertemu langsung dengan bos. Dan.... bla bla bla blabla "

Hik. Setengah jam aku harus dengerin omelan manager botak ini. Kalo dengerin omelannya aja sih gak masalah, tapi masalahnya ini ada bonus pake kuah nya... iuh. Jijai deh...
Map yang sengaja kubawa untuk menutupi wajahku saat ludah pak munfat muncrat kemana2 sekarang sudah basah secara mengenaskan, dan beberapa pegawai yang kebetulan melihatku diomeli pak F ini nampak memandang kasihan padaku... huhuhuu... nasif.. nasiifff. Somoga ini yang terakhir kalinya aku disembur sama pak munfat ini... hik. Amiiinn.
....

Setelah puas menyemburku, akhirnya pak munfrat memberikan copy data yang kuinginkan. Dari tadi kek.
Dan tanpa buang waktu lagi, aku langsung meng-print data itu lalu membawa hasil print nya ke ruang bos resek itu lagi. Tapi saat aku sampai disana, yang ada aku malah disambut muka jutek sekretarisnya yang memberi hot news padaku. Berita yang bener2 panas sampai membuat kepalaku mendidih dibuatnya.

"Mr. Nazar sedang pergi meeting di luar kantor!! "

"Loh, tapi bukannya dia butuh data ini untuk meeting ya?!! Tadi aku diminta untuk menyerahkan data ini, katanya untuk keperluan meeting. " aku sambil menunjukkan berkas yang kubawa. Tapi wanita itu malah tersenyum miring melihat berkas yang kutunjukkan.

"Mr. Nazar itu sedang rapat dengan para pemegang saham di perusahaan ini, jadi mana perlu bos dengan data seperti itu. Gak penting!! "

Tik

Tik

Tik

Detik berlalu menjadi menit, dan aku masih terpaku ditempatku.

Aku gak boleh panik, atur emosi, hitung dari satu sampai sepuluh lalu atur pernafasan biar tetap tenang.
1...2...3...4...5....6....7....8....9...10...Huufff.... tarik nafas.... hembuskan... tarik nafas lagi, dan..... hwaaaaaaaaa!!! Gak berhasil. Teknik yang katanya bisa ngendaliin emosi itu ternyata gak mempan sama aku. Emosiku masih tinggi. Kali ini aku bener2 marah... GGGGRRRRR.

Dasar bos sempruulll!!! beneran ngerjain gue tu orang... aarrrgggg... awas aja, bakal aku bales tu cowok songong .....GGGGRRRˋ△ˊ

Air... aku butuh air, atau aku benar2 akan meledak sekarang juga.

Zana si sekretaris jutek itu masih menatapku dengan tatapan meremehkannya saat aku melangkahkan kaki dengan gusar meninggalkan tempat terkutuk itu.
....

Kantin. Atau bisa dibilang mini cafe.
Salah satu tempat aku bisa mendapatkan air untuk mendinginkan otakku. Letaknya tepat disebelah kantor, tempat yang pas untuk makan siang atau bersantai sejenak dari rutinitas kantor yang melelahkan.

Begitu masuk ke kantin itu, pandanganku langsung tertuju pada seorang gadis yang tengah menikmati minumannya di kursi pojok kantin tersebut. Tanpa banyak berpikir lagi aku langsung menyerobot minuman gadis itu yang masih segelas penuh, membuang sedotannya, lalu langsung menenggaknya sampai habis. Hmmm... ini enak. Sekarang aku tau minuman apa itu... green tea dingin yang dengan cepat membasahi tenggorokannku.

"Ih, dinda!!! Jorok banget sih, pelan2 dong minumnya!!! " komentar pinka saat melihatku minum seperti troll yang tengah kehausan... kalian taukan, troll itu loh... mahluk raksasa yang biasanya ada di film fiksi itu.

Yah, gadis itu adalah pinka... teman satu kantorku yang paling dekat denganku. Ia sangat cantik, modis, dan girly... sangat berbeda denganku yang tidak terlalu memperhatikan penampilan.

"Hehee... maaf ya, pin... abis aku haus banget!!" Aku sambil meletakkan gelas yang sudah kosong itu kembali ke meja, lalu dengan lelah menghempaskan tubuhku di kursi samping pinka.

"haus sih, haus... tapi bisakan, pesan minum sendiri. Gak usah srobot punya orang!! Kebiasaan!!" Omel pinka yang minumannya sudah kuhabiskan. Aku sih cuma nyengir kuda ngadepin omelan pinka itu...

"Iya, sorry.. sorry!! abis, hari ini aku kesel banget... masak aku dikerjain lagi sama si nazar gila itu!! "
Seperti biasa, aku mulai berbagi kekesalanku dengan pinka. Dia memang teman curhatku selama ini... pinka juga akan curhat padaku kalau ada sesuatu yang mengganggunya. yaa... sedekat itulah hubungan kami.

"Kamu... dipanggil keruangannya lagi??! " pinka mulai tertarik dengan ceritaku.

"Iya, trus aku dikerjain lagi. Masak ya, aku itu di suruh.... " dan aku lalu menceritakan semuanya dari awal sampai akhir, dari A sampai Z... tidak ada bagian yang terlewat, termasuk semua omelan pak munfrat lengkap dengan logat F nya... oh iya, jangan lupa soal sekretaris juteknya juga.

"Mungkin mr.nazar masih marah kali, gara2 tragedi high heel itu!! " ucap pinka setelah aku mengakhiri ceritaku.
Sekarang kami sudah memesan minuman lagi... pinka memesan green tea lagi, sedang aku lebih memilih cappuccino espresso.

Aku memikirkan kata2 pinka tentang 'tragedi high heel' itu, dan secara otomatis otakku memutar kembali kejadian tiga minggu yang lalu. Awal dari semua penderitaanku.

Waktu itu aku sudah bekerja di perusahaan ini selama empat bulan. Pada awalnya semua berjalan lancar dan aku merasa bahagia serta bersyukur bisa bekerja disini, hingga pada suatu siang... aku baru selesai menemuin klien penting perusahaan ini. Dari pagi memang hariku sudah buruk... bangun kesiangan,... terlambat kerja,... kena macet yang menyebalkan,... pertemuan dengan klien tak berjalan dengan baik,... karna bangun kesiangan tadi aku jadi tidak sempat sarapan dan rasa lapar membuatku jadi uring2an,... hingga kejadian high heel sepatuku patah menjadi puncak segala,... dengan kesal aku melempar asal sepatu menyebalkanku itu dan tak kusangka sepatu itu malah melesat ke kepala seseorang. Dan, yah... seperti yang sudah kalian duga, orang itu adalah CEO perusahaan ini, itu... atau dengan kata lain dia adalah si nazar resek itu.
Kepala nazar sampai terluka parah karna terkena ujung runcing sepatuku, dan mulai hari itu perusahaan ini sudah seperti neraka untukku.

Huuuufffhhhh....

Aku menghela nafas panjang mengingat2 kejadian na'as itu. Tapi kurasa bukan cuma karna kejadian itu nazar jadi terus2an mempersulit kerjaku....

"Bukan, kurasa bukan cuma karna itu!! Dari jaman SMA dulu dia memang suka sekali melihatku kesusahan... dia selalu membully ku dan kami memang tidak pernah akur!! " ucapku putus asa. Dan seperti yang kukatakan tadi... nazar adalah musuh benuyutanku saat di SMA.
Sifatku yang tomboy dan dia yang sok berkuasa di sekolah membuat kami tidak pernah akur. Kurasa itu alasan terbesar kenapa sekarang nazar mempersulit pekerjaanku... uugghhh... kalau tau perusahaan ini miliknya, aku tidak akan pernah melamar ke perusahaan ini. Hik.

"Dinda, ternyata kamu ada disini!! "
Suara cempreng seseorang yang memanggilku membuatku menoleh ke arah suara itu. Kulihat inez (dia juga temanku, seperti pinka) yang baru masuk ke kantin tengah berjalan menuju ke arahku. Dan setelah sampai didepanku... dia baru menyampaikan maksudnya mencariku.
"Dicariin bos tuh, katanya disuruh menghadap ke ruangannya!! "

HUWAAATTTT?!!! DICARI BOS??! LAGI??! KALI INI MASALAH APA LAGI??!!

BERSAMBUNG

MY PLUS PLUS BOSS!!Where stories live. Discover now