PART 23.

2.6K 95 0
                                    

-DINDA POV-


Aku mengamati cincin yang melingkar di jari manis tangan kiriku. Cantik. Dengan cincin ini... walau masih belum resmi tapi aku sudah terikat oleh Nazar.

Gyaaaaaa.... membayangkannya saja sudah membuatku malu dan senyum-senyum sendiri. Aku tidak menyangka rasanya akan sebahagia ini. Hihihii...

"Bagus ya cincinnya, mbak?! "

*GLEGHH!!
Suara dio, adik laki-lakiku membuat senyumku menghilang. Seketika aku sadar kalau sekarang aku tengah tiduran di ranjang empuk hotel yang disewakan nazar , dengan ibu dan adikku yang berbaring disisi kiri dan kananku.

Jam sudah menunjukkan pukul 01.03. Setelah makan malam tadi, aku meminta nazar untuk mengijinkanku menginap di hotel ini bersama keluarga yang sudah lama tidak kutemui. Dia tidak keberatan. Jadi aku tidur sekamar dengan ibu dan dio malam ini, sedang budhe dan padhe menginap di kamar sebelah kami.

"Kok kamu belum tidur?! " tanyaku yang jadi salting karna ketahuan senyum-senyum sendiri sambil ngeliatin cincin lamaran dari nazar , padahalkan seharusnya ini waktunya tidur.

"Ibu juga belum tidur!! " dio memberi kode dengan lirikan matanya, membuatku reflect menoleh dan mendapati ibu yang berbaring di samping kiriku tengan tersenyum dan menatapku lembut membuatku makin salah tingkah.

Kepergok lagi ngelamunin cowok pas tidur bareng ibu dan adek, termasuk hal yang memalukan dalam kamusku. Kubebahi posisi tidurku dan berusaha bersikap sebiasa mungkin untuk menutupi rona malu di pipiku.

"Kok ibu juga belum tidur?! "

"Emmm... kita kan udah lama gak ketemu, ibu kangen pengen ngobrol banyak sama kamu." Ibu ikut memperbaiki posisi tidurnya sehingga ia bisa lebih leluasa memeluk dan mengelus sayang rambutku. Ini yang kurindukan dari ibuku... pelukan dan belaian lembutnya yang selalu bisa membuatku tenang dan nyaman. Kira-kira kalo sama nazar apa aku bisa setenang dan senyaman ini ya?! *Eeh... bisa-bisanya aku memikirkan hal absurd macam itu disaat seperti ini.

"Dinda juga kangen sama ibu. "

"Ehemm... sama dio gak kangen juga nih, kak!! " ck, ni bocah ganggu aja.
Aku menoleh lalu menjulurkan lidahku pada dio.

"Kangen juga, tapi dikit!!.. hehe. "

Dio cuma mencebik dan memalingkan badannya lalu menarik selimut menutupi tubuhnya dan pura-pura tidur. Ngambek tuh ceritanya. Tapi biarin aja... besok juga dia bakal balik cerewet lagi. Adek gue mah gitu orangnya.

"Eh, tapi ngomong-ngomong nih ya kak... kak nazar itu keren banget, tijir lagi... nemu dimana sih?! Kita sampe kaget loh, pas kak nazar ngehubungin kita dan bilang mau ngelamar kak dinda. Trus dia juga minta kita dateng ke Jakarta dan nginep di hotel mewah kayak gini. Mantap!! " etdah, baru juga diomongin. Kirain dia baru mau cerewek besok, eh sekarang udah sibak selimut trus nyerocos aja. Mana omongannya kesannya kayak orang yang gila harta gitu.

"Hush!! Kamu itu. Seolah kita keluarga matre aja!! " ibu mewakiliku mengomeli dio. Ternyata ibu mikirnya juga sama kayak aku.
Sekali lagi aku menjulurkan lidahku melihat dio yang kembali merengut karna diomeli ibu, dan kembali tarik selimut trus balik bobo lagi deh. Baguusss... jadikan gak ada yang gangguin aku dan ibu lagi.

Ibu mengelus sayang rambutku.
"Kalo ibu sih gak masalahin soal dia keren atau kayanya. Yang terpenting bagi ibu, dia baik, sayang dan cinta sama kamu... begitupun kamu cinta dan bahagia bersama dia. Buat ibu ngeliat kebahagiaan kamu itu sudah cukup!! " nasihat ibu membuat hatiku terasa hangat. Sekarang tidak ada keraguan lagi dalam diriku tentang hubunganku dengan nazar.

MY PLUS PLUS BOSS!!Where stories live. Discover now