PART 6.

4.4K 113 5
                                    

-DINDA POV -

"Kau tinggal disini??! "

"Iya, maaf sudah merepotkan bapak.... terimakasih sudah mengantar saya!! "

"Tidak perlu bicara seformal itu kalau diluar kantor, dan jangan panggil aku bapak... karna aku bukan bapakmu. Panggil saja aku seperti biasa dengan namaku!! "

"Baik pak nazar... sekali lagi terima kasih sudah mau mengantar saya!! " bergegas aku keluar dari mobil yang terasa seperti neraka bagi hidupku sejak beberapa jam yang lalu itu.

Oh, God... karma apa sebenarnya yang sedang kujalani ini??! Dosa apa aku sampai harus berurusan dengan makhluk paling sexy yang selalu menyiksa hidupku itu?!

Oke, mungkin aku terdengar lebay... tapi memang inilah yang kurasakan saat ini.

NAZAR MUBAROK...

Satu nama yang selalu menghantui hidupku dan tidak membiarkanku hidup tenang. Bertemu dengannya saja sudah seperti mimpi buruk bagiku, apalagi sekarang aku harus berperan jadi calon istrinya. Ini sih namanya mimpi buruk dari yang terburuk.

Aku terus melambai-lambaikan tanganku dan memasang topeng senyum diwajahku untuk mengiringi kepergian mobil nazar yang melaju dengan kecepatan sedang meninggalkanku yang tengah berdiri didepan sebuah rumah kos khusus perempuan tempat aku tinggal setahun terakhir belakangan ini. Setelah mobil nazar sudah tidak terlihat lagi, aku baru menurunkan tanganku dan merubah ekspresi senyumku jadi ekspresi mewek gaje.

"Hweeeeeeee.... mama papa, tolonglah anakmu yang tengah di dzolimi ini. Hik cry emotikon "
....

Dengan lemas aku melangkah masuk ke dalam rumah kos ku... masih kuingat dengan jelas kejadian tiga puluh menit yang lalu yang membuatku terjebak dan terpaksa menerima tawaran untuk pura-pura jadi calon istri bos rese itu. ck... ini semua karna aku terlalu cepat bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya dulu, seharusnya aku bisa menahan diri dihadapan zana tadi pagi... kalo dah gini udah kepalang basah, nyemplung aja deh sekalian. Nolak pun juga percuma... gosipnya pasti udah nyebar.

"Dinda!! " panggilan seseorang membuat langkahku yang hendak masuk ke rumah kos terhenti.
Astaga naga ... matilah aku... kenapa aku bisa lupa sama yang satu ini.

Aku menelan ludahku dengan susah payah saat melihat Rangga, pacar tercintaku kini tengah berjalan ke arahku sambil membawa seikat bunga mawar merah. Eheemm.. ehemm... tes tes.. satu dua tiga... aku ulangi sekali lagi... Rangga pacar tercintaku tengah berjalan ke arahku dengan seikat bunga mawar merah ditangannya. RANGGA-PACAR-TERCINTAKU... (kalian tidak berpikir kalau gadis secantik, semanis, seunyu, dan sebohay aku masih jomblo kan!!).

"Malem sayang!! "

"Eh... i -iya.. malem ju-ga say..yang!! Kamu kok ada di..sini sih?! " mendadak aku jadi tegang, aku bahkan tidak bisa mengucapkan sesuatu dengan benar. Suaraku gemetar ketakutan, dan aku yakin sekarang pasti wajahku seperti orang bodoh saat menghadapi pacarku ini.

Warning

Warning....!!

Gawat!! Bahaya!!... gimana nanti kalo pacarku tau aku jadi calon istri bos ku?!!
Walaupun cuma pura-pura, dia pasti akan tetep marah!! Bukan cuma marah... tapi hubungan yang sudah kami bangun selama satu tahun dua bulan ini terancam akan putus. Nooooooo!!!

"Kamu kok kayak ngeliat hantu gitu sih?! Wajar dong kalo aku disini... akukan pacar kamu, dan alasanku datang kesini udah jelas buat ngapelin kamu. Oh, iya ini... aku bawa bunga kesukaan kamu!! " Rangga menyerahkan bucket mawar itu kepadaku yang langsung kuterima dengan tangan gemetar dan keringat dingin bercucuran.

"Te-terima kas... ih... say..yangg!! Emm... ka-mu, u..udah lama di-sini??! " hwaduh, suaraku masih belum normal
Gawat, kalo gini bisa langsung ketauan.

"Nggak, aku baru dateng... dan kebetulan aku ngeliat kamu diluar rumah kos. Kamu baru pulang kerja ya??! " tanya rangga sambil membelai rambutku sayang dan tersenyum lembut. Sikapnya masih ramah seperti biasanya, tak terpengaruh dengan gelagat anehku.

"I..ya... tadi aku lembur, jadi pulangnya agak malem deh!! " duh, jadi terpaksa bohong deh. Tapi....

Huuufffhhh.... syukurlah. Kalau rangga baru dateng itu berarti dia gak liat kalo aku pulang dianterin mobilnya bos tadi. Aman.

"Kamu udah makan malam??! Kita makan yuk, aku tadi sempet beli martabak kesukaan kamu!! "
Mataku melebar menatap bungkusan martabak ditangan Rangga. Keliatannya enak... tapi tadi akukan udah makan banyak banget. Bisa meletus nanti perut aku kalo aku makan lagi.
Tapi kalo aku gak makan... ntar Rangga malah curiga lagi. Yauda deh, mending perut yang meletus dari pada Hati yang meletus. Dan masalah jadi calon istri pura-puranya bos nazar itu, aku bakal jelasin ke Rangga sedikit demi sedikit agar dia mengerti.... tapi gak sekarang, jelasinnya nanti2 aja kalo aku uda siap dan nemuin kata2 yang pas buat jelasin tanpa membuat Rangga marah.

"Ya udah, ayo masuk!! " ajakku. Suaraku sudah kembali normal, dan aku sudah tidak setegang dan setakut tadi lagi. Akupun mengajak Rangga masuk ke rumah kos ku.... tapi karna ini tempat kos khusus wanita, jadi aku cuma bisa mempersilahkannya masuk sampai ruang depan saja... dan kamipun ngobrol santai sambil makan martabak disana. Teman2 satu kos ku sepertinya sudah tidur semua, ibu kos juga gak ada. Untungnya kami para anak kos masing2 diberi kunci cadangan, jadi mau pulang selarut apapun tetep bisa masuk kerumah.
Rangga sudah maklum dan mengerti dengan keadaan tempat kos ku ini, jadi ia tidak pernah protes walau cuma kuajak ngobrol2 diruang depan. Lagipula dengan kesibukan kami di tempat kerja masing2, membuat kami tidak pilih2 tempat untuk bertemu.

Jam 11 malam, Rangga baru pulang. Setelah rangga pergi akupun masuk ke kamarku untuk beristirahat... tak lupa bunga mawar dari Rangga tadi kubawa juga untuk kutaruh di vas bunga di kamarku. Saat menaruh bunga itu di vas, aku merasa ada yang aneh dengan bunga dari Rangga itu... aku baru sadar kalau bunga itu nampak kusut dan sedikit rontok, bunga itu seperti habis diremas dengan kuat. Emmm... apa itu cuma perasaanku saja ya??!
....

**
Esok harinya aku berangkat ke kantor dengan perasaan was was. Aku melihat kesekitar untuk memastikan kalau gosip itu memang sudah tersebar...

Tatapan sinis dari para pegawai kantor, terutama yang perempuan. CEK.

Bisik bisik para staff kantor saat aku lewat di depan mereka. CEK.

Teman2ku yang melihatku dengan penasaran dan penuh tanya. CEK.

Dan perlakuan khusus yang tiba2 kudapat saat masuk kantor hari ini. CEK.

Kalo gitu fix ini mah... kalo diliat dari tanda tandanya gosip kalo aku adalah calon istri bos pasti sudah tersebar. yang itu berarti.....

DEATH ME.

BERSAMBUNG

MY PLUS PLUS BOSS!!Where stories live. Discover now