PART 29.

3.3K 100 5
                                        

-DINDA POV-

*Satu Tahun Kemudian
-----------------------

Sinar mata hari pargi yang mengintip lewat gorden jendela membuatku terbangun dari tidur nyenyakku. Dengan lemah aku menggeliat di tempat tidurku untuk meregangkan otot-ototku sebelum akhirnya aku terbangun sepenuhnya.

Hoaaammm....

Kulirik jam dinakas masih menunjukkan pukul 06.00 pagi yang itu berarti aku terbangun 30 menit lebih awal dari alarm yang kupasang. Menyebalkan.

Kitarik kembali selimutku, berniat melanjutkan tidurku saat kusadari kalau aku cuma sendirian di kamar besar ini. Kuraba tempat di sampingku... dingin. Ternyata aku memang cuma tidur sendirian ya?! Miris.

Disaat biasanya pasangan suami istri lain tidur bersama dan saling menyalurkan kehangatan tubuh mereka, aku malah cuma sendirian berteman sepi.
Cuma statusku saja yang sudah menikah, tapi kehidupanku rasanya sama saja seperti dulu... tidak ada moment indahnya pernikahan yang seharusnya dirasakan oleh pasangan menikah yang bahagia dan apa apa selalu dikerjakan berdua. Kalau inget itu aku jadi pengen nangis deh...

Sepertinya aku tidak akan bisa tidur lagi, jadi kuputuskan untuk beranjak dari tempat tidurku dan mulai berjalan keluar kamar, lalu menuju ke arah dapur untuk melihat... apa yang bisa kulakukan disana.

Sepanjang jalan cuma langkah kakiku saja yang terdengar. Rumah ini benar-benar sepi, dan entah mengapa aku jadi horror sendiri membayangkan diriku cuma tinggal sendirian di rumah besar ini. Walau ada pembantupun, mereka cuma datang kesini mulai dari pukul 07.00 sampai 16.00... itupun cuma untuk beres-beres. Aku benar-benar merasa kesepian sekarang.

Sesampainya didapur aku membuka kulkas dan mengambil sebotol air untuk kuminum, setelah minum tiba-tiba perutku terasa lapar. Jadilah aku memutuskan untuk membuat nasi goreng sendiri untuk sarapanku. Nunggu pembantu kelamaan.

Tak perlu waktu lama untukku membuat sepiring nasi goreng sosis yang menggugah seleraku. Gak sampe 10 menit sepiring nasi gorengpun siap untuk kusantap. Hmmm.... yummy!!

Kubawa nasi goreng itu plus segelas air putih ke meja makan untuk kunikmati, tapi baru juga aku mau menyendokkan nasi goreng itu kemulutku, tiba-tiba suara telephone dari arah ruang tamu mengusik acara makanku.

Huufffhhh... hanya satu orang yang mungkin menelfonku di pagi buta begini. Dan kalau beliau sudah menelfon ke telfon rumah, itu berarti beliau sudah berkali-kali menghubungi ke ponselku tapi tak kuangkat karna ponselku tertinggal di kamar.

Kuelus perut buncitku yang sedari tadi berteriak minta diisi. Maaf ya perut, aku angkat telfon dulu... makannya ditunda bentar.

Akhirnya dengan berat hati kutinggalkan nasi goreng sosisku dan beranjak menuju telfon rumah yang terpasang diruang tamu.

"Hallo bu!! " ucapku begitu mengangkat telfon itu yang disambut helaan nafas lega dari sebrang sana.
Mungkin lega karna akhirnya telfonnya kuangkat juga.

"Hallo sayang, ibu gak ganggu kamu kan?! Maaf ya ibu nelfon pagi-pagi gini. Ibu cuma mau mastiin, keadaan kamu disana gak apa apa kan?! Ibu cemas mikirin kamu tinggal sendirian di jakarta sana. Apa gak lebih baik kalau kamu tinggal di surabaya bareng ibu dan adik kamu aja??! " aku tersenyum tipis mendengar suara ibu yang selalu membuatku rindu ingin memeluknya serta bermanja dengannya seperti dulu.

Emmm, sekedar info....sekarang ini ibu kembali tinggal di surabaya, sedang aku memilih menetap di Jakarta. Padahal dulu ibu bilang akan tinggal bersamaku disini kalau adikku dio sudah lulus, tapi rencana itu gagal karna dio ngotot minta nerusin sekolahnya di surabaya. Ya jadi deh ibu lebih memilih tinggal dengan dio yang memang lebih membutuhkannya dari pada menemaniku disini. Dasar dio... aku yakin pasti alasannya ngotot pengen nerusin sekolah disana karna ada hubungannya dengan cewek. Mudah ditebak.

MY PLUS PLUS BOSS!!Where stories live. Discover now