PART 26.

3.3K 95 3
                                    

-DINDA POV-

Kupatut diriku untuk kesekian kalinya dicermin.

Apa benar itu pantulan bayanganku??!

Apa benar gadis cantik yang tengah mengenakan kebaya pengantin berwarna putih yang panjang menjuntai berhias taburan manik bak berlian itu adalah aku??!

Yah, tentu saja itu adalah aku. Memang siapa lagi?! Orang cuma aku yang berdiri di depan cermin.

Kalau kalian bertanya kenapa aku memakai kebaya putih dan terus menerus menatap kaca hari ini untuk memastikan apakah penampilanku sudah sempurna, maka akan kujawab... karna hari ini adalah hari pernikahanku.

Dengan siapa??!

Dengan nazar tentunya. Yippiieeee!! Akhirnya!!!

Kuputar-putar tubuhku untuk meyakinkanku kalau penampilanku sudah sempurnah, dan yah... kurasa ini sudah sempurnah. Dari tatanan rambut, make up, sampai gaun yang melekat ditubuhku ini rasanya sudah pas semua.
Kurasa.
Emmm... atau mungkin make up ku terlalu tebal ya?!!

"Kamu sudah cantik kok, sama kayak ibu dulu waktu masih muda!! " aku cuma bisa nyengir mendengar penuturan ibuku.
Kutinggalkan cermin raksasa didepanku lalu menghambur ke pelukan ibu yang sedari tadi duduk di tepian ranjang dan terus menatapku dengan tatapan hangatnya.
Para penata rias yang meriasku tadi sudah keluar semua dari kamar ini. Meninggalkanku dengan ibu berdua saja dikamar ini sebelum proses ijab qobul berlangsung.

Aku bersimpu dibawah dengan kepalaku yang kurebahkan dipangkuan ibuku, sedang ibu... duduk dengan senyum hangat yang tak pernah lepas dari bibirnya, sambil membelai rambutku dengan hati-hati agar tatanannya tidak rusak.

Pikiranku melayang memikirkan semua yang terjadi padaku dalam sebulan terakhir ini.

Mulai dari pertemuanku dengan musuh bebuyutanku saat SMA yang tak kusangka-sangka malah membawaku pada ikatan sakral sekali seumur hidupku dengannya.

Dan tentang rangga, mantan pacarku yang belum terlihat lagi setelah pertemuan terakhir kami di cafe samping kantor beberapa hari lalu yang menyisakan rasa bersalah dihatiku karna aku merasa menggantungkan perasaannya serta memberi harapan palsu yang tak mungkin bisa kupenuhi padanya.
Kuharap rangga akan bisa mengerti kalau aku tidak mungkin bisa kembali padanya karna hatiku sudah mantap memilih nazar.

Lalu masalah perusahaan nazar yang kini dalam masa pailit dan ia bilang pernikahan kami akan menyelesaikan masalah itu. Walau aku masih tidak mengerti apa hubungannya pernikahan kami dengan masalah perusahaan, tapi aku cukup senang bisa meringankan masalah yang tengah dihadapi pria yang baru kusadari sangat kucintai itu.

Dan yang terakhir masalah keluargaku. Ibu dan dio yang aku tak mau tinggal berjauhan lagi dengan mereka. Kurasa itu perasaan yang wajar sebagai seorang anak dan kakak kan. Tapi... apa ibu dan dio mau pindah ke Jakarta jika aku sudah menikah dengan nazar nanti?!

"Bu, kalau dinda udah nikah nanti... ibu sama dio pindah ke Jakarta ya." Akhirnya kuutarakan juga kegelisahanku sambil terus menikmati belaian sayang ibu dirambutku. Rasanya nyaman sekali dengan posisi ini.

"Lihat nanti ya kalo adikmu sudah lulus sekolahnya. Soalnya nanggung, dia sekarang sudah kelas tiga... beberapa bulan lagi juga lulus. " jawaban ibu membuatku punya harapan.
Nanti kalau dio sudah lulus SMPnya akan kubujuk dia agar mau melanjutkan sekolah dijakarta, jadi ibu pasti bakal ikut tinggal di jakarta juga.

Aku beranjak dari posisiku yang tengah merebahkan kepalaku di pangkuan ibu, berubah jadi mengambil tempat duduk disebelah ibu. Kupeluk ia dengan penuh rasa sayang.

MY PLUS PLUS BOSS!!Where stories live. Discover now