-DINDA POV-
Kalau ini lelucon, ini sama sekali tidak lucu!!
Bagaimana bisa setelah tadi nazar dengan zana... sekarang giliran Rangga. Semua ini membuat kepalaku jadi pusing.
Sedang apa nazar dengan zana?! Bukankah nazar itu anti pati ya sama zana, tapi kenapa sekarang tiba-tiba...
Dan kenapa juga Rangga ada disini?! Setelah selama ini, kenapa dia mau menemuiku sekarang?! Mau apa lagi dia??!
"Mau bicara apa??! " aku tak mau berbasa basi lagi. Sudah cukup ya aku memenuhi permintaannya yang ingin bicara denganku di cafe. Sebenernya sih males ngomong sama dia, terlebih setelah ngeliat nazar sama zana yang mendadak lengket tadi. Aku jadi tak berminat bicara dengan siapapun. Pengennya tuh ya... guling-guling dipojokan sambil ngemilin sendal meratapi nasip cintaku yang gak jelas ini. Huhuhuu... baru juga mulai jatuh cinta, eh udah sakit hati aja.
"Kamu serius beneran mau nikah sama pria itu?! Kamu cinta sama dia?! " kretek nyesss banget gitu pertanyaannya.
Kusandarkan tubuhku ke sandaran kursi sambil mataku berputar mengamati keadaan sekitar. Untung cafe nya udah sepi, pinka dan inez yang tadi disini juga udah gak ada... kalo nggak bisa jadi hot gosip nih pertemuanku dengan rangga. Secarakan mereka taunya aku ini calon istrinya nazar.
"Penting ya aku jawab?! Bukannya kamu udah ngelepasin aku? Waktu itu... kamu sama sekali gak coba sedikitpun untuk mempertahankanku saat dia merebutku darimu. Dan sekarang kamu datang dan nanya apa aku akan menikah?!! Kamu mau aku jawab apa?! " pake nada sewot. Sengaja biar dia tau kalo aku kecewa dengan sikap pengecutnya yang tak sedikitpun berusaha mempertahankan aku.
"Dinda, aku... "
"Yah, aku akan menikah. Sudahkan!! Kalau begitu aku akan pergi. " aku beranjak dari duduknya. Males juga lama-lama bicara sama dia, apa lagi mood ku sedang buruk saat ini setelah disuguhi pemandangan mbak kunti yang gelayutan dilengan nazar dengan manjanya. Ggrrrr... dasar cowok. Kemarin aja ngejar-ngejar, gombalin ini itu plus pake ngelamar segala. Eh sekarang pas udah diterima, main jalan sama cewek lain aja. Awas ya nanti... tak bejek-bejek jadiin bacem kalo ketemu lagi.
"Dinda, tunggu!! Aku bisa jelaskan sikapku waktu itu. Duduklah dulu!! " pengen cepet pergi, tapi Rangga malah mencekal tanganku. Memaksaku kembali duduk ditempatku tanpa mempedulikan para pelayan cafe yang mulai berbisik-bisik di belakang sana. Ugh, aku lupa... cafe nya emang lagi sepi pembeli, tapikan pelayan cafe nya masih ada. Terpaksa deh duduk lagi, dari pada bikin ribut trus pra pelayan itu makin ngegosipin yang aneh-aneh.
"Oke, jelaskan!! "
"Aku sudah tau tentang orang itu. Nazar Mubarak. Dia boss di perusahaan tempatmu bekerjakan!!" Aku mengerutkan keningku... bertanya-tanya akan kemana arah pembicaraan ini.
"Dan dia menyukaimu. Aku tau itu... bahkan aku dengar selentingan dari teman-temanmu kalau kau adalah calon istri boss mu itu. Tapi aku tidak langsung percaya sebelum aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Dan malam itu... aku ingin membuktikan kalau selentingan yang kudengar itu salah. Aku ingin meyakinkan pada diriku sendiri kalau kau hanya cinta kepadaku dan tak perna bermain api dibelakangku, karna itu saat itu aku hanya diam. Aku berharap kau akan memilih untuk tetap disampingku dan tidak pergi dengan pria itu. Tapi nyatanya... " Rangga mengakhiri penjelasannya dengan menghela nafas panjang.
Kenapa aku tidak pernah berpikir sampai kesitu?!
Aku terlalu egois memikirkan perasaanku sendiri hingga mengabaikan perasaan Rangga yang seharusnya aku tau juga tersakiti oleh sikap egoisku.
YOU ARE READING
MY PLUS PLUS BOSS!!
Roman d'amourBos ku itu.... ganteng, keren, sexy, cool, and perfect... cowok idaman banget deh pokoknya. Tapi itu menurut orang2. Kalo menurut aku sendiri sih.... dia itu bos yg sok, tengil, songong, sombong, cerewet, tukang perintah, sadis, plus nyebelin, plus...