"Kamu tau Rav?,selama ini aku tersiksa tanpa kamu."ucap Alea menyandarkan kepalanya di bahwa kekar Hafiz.
Di sinilah mereka sekarang,di taman pertama kali ia di pertemukan kembali setelah sekian lama dan tempat dimana Qiana merasakan sakit yang begitu dalam.
"Jangan pergi lagi by,aku gak mau kehilangan kamu untuk kedua kalinya."Alea memandang wajah tampan Hafiz dari samping.
Hafiz menunduk mencubit pipi chubby milik Alea.
"Kok dari tadi yang ngomong aku mulu sih!."kesal Alea membelakangi Hafiz yang sedang tekekeh gemas.
"Hei,masih suka ngambek?."Hafiz memegang kedua bahu Alea lalu memutar badan Alea menghadap padanya.
"Gatau ah,kamu dari tadi diem doang gak balas omongan aku."
Hafiz mengacak acak rambut Alea dengan gemas."Yaudah aku yang salah,maafin ya?."ujar Hafiz memasang wajah lucu.
Kalau seperti ini Alea tak bisa marah lagi,ia kemudian mencubit hidung mancung Hafiz."Iya iya di maafin deh."
•
•
•"QIA!."
Sakinah menangkup wajah sang anak yang sudah pucat pasi.
"Astagfirullah,Qi.sadar nak."ucap Sakinah menepuk nepuk pipi Qiana.
Mendengar teriakan Sakinah Fahran dan Rahmat masuk ke dalam kamar Qiana dengan perasaan khawatir.
"B-bunda."lirih Qiana sambil mengangkat ponsel nya yang menunjukkan foto seseorang yang tengah berpelukan.
Rahmat merebut ponsel itu dengan cepat."Hafiz?."
Farhan memindahkan tubuh Qiana yang lemas ke atas kasur dengan hati hati.
"Bunda."lirih Qiana menggenggam tangan Sakinah yang hendak memegang pipinya.
Sakinah tersenyum hangat lalu menghapus jejak air mata di pipi sang anak."kenapa?.
"Penyakit Qiana kayaknya kambuh lagi, Bund. kali ini aku gak bisa nahan sakit itu lagi....Qia capek."ujar Qiana memandang wajah sang bunda dengan mata sayu.
"Kamu ngomong apasih Qi,kamu pasti bisa sembuh lagi!."cerca Farhan ngegas,ia tak suka Qiana berbicara seakan akan ingin menyerah.
Rahmat mengangguk setuju dengan perkataan Farhan."Kan Qiana sendiri yang bilang waktu pertama kali penyakit itu ada kalau Qia tidak akan menyerah,dan terbukti penyakit kamu waktu itu bisa sempat sembuh."Rahmat mendudukkan dirinya di sisi ranjang mengusap kepala sang anak.
"Tapi itu dulu,sekarang Qia udah gak kuat kalau harus nahan rasa sakit lagi."lirih Qiana menutup matanya menahan rasa sakit yang menjalar di kepalanya.
"Qiana anak bunda....berjuang lagi yah?..demi bunda,ayah sama abang."ucap Sakinah mengusap tangan anaknya.
Qiana membuka matanya yang sudah berair."Sakit..."lirihnya tercekat terdengar menyakitkan.
Sakinah mencium dahi Qiana dengan sayang,rasanya sangat sakit ketika melihat sang anak harus menahan sakitnya sendir...kalau bisa ia ingin menggantikan Qiana untuk merasakan sakit itu.
"Qi,Qia!.Qiana!."panggil Farhan ketika sang adik menutup rapat matanya.
"Qiana!."Sakinah mengguncang guncangkan tubuh Qiana yang melemas.
Rahmat menepuk nepuk pipi Qiana yang terasa dingin."Qiana bangun,jangan bercanda!."
"Farhan! Siapkan mobil,kita bawa Qiana ke rumah sakit!.cepat."
Farhan mengangguk lalu keluar kamar dengan perasaan khawatir.
Uhuk uhuk
"B-bun-da."
"Iya sayang,bunda di sini...kamu bertahan ya sayang."Sakinah memeluk tubuh sang anak dengan erat mencium nya bertubi tubi.
"Qi-qiana s-ayang bunda sama ay-ah."kata kata terakhir Qiana sebelum benar benar menutup matanya.
"Qiana!buka mata kamu!."cerca Rahmat menepuk nepuk pipi pucat Qiana.
Sakinah sudah menangis sejadi jadinya sambil menggenggam tangan Qiana.
Tanpa menunggu lama Rahmat langsung menggendong tubuh lemas Qiana lalu membawanya ke rumah sakit.
PART KALI INI SEDIKIT SINGKAT KARENA HARI JUMAT AKU MAU DOUBLE UP,JADI PANTAU TERUS CERITA 'MY HUSBAND GUS BADBOY' YA GUYS.
JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN NYA BIAR AKU TAMBAH SEMANGAT HIHIW🌷🌷
BUAT YANG UDAH BACA MAKASIH BANGET YA GUYS,I LOVE YOU🖤🙆♀
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND GUS BAD BOY
General FictionQiana azkayra azzahra,gadis cantik yang baru saja lulus sekolah itu di jodohkan oleh laki-laki yang tak ia kenali dan tak ia cintai yaitu Hafiz nufail syairazy, seorang gus dengan ahlak baik namun menyimpan banyak rahasia di baliknya.