part 24

387 12 1
                                    

"Qi,maaf."

Qiana membalikkan dirinya membelakangi Hafiz,tak memperdulikan suaminya yang sedari tadi pagi merengek meminta maaf kepadanya.

Qiana merasa kesal terhadap Hafiz,akibat suaminya yang semalam tak membiarkan ia istirahat.

Hafiz meraih punggung Qiana lalu membalikan ke arahnya.

Hafiz terkekeh gemas melihat istri kecilnya itu mencabikkan bibirnya dan pipinya yang kini menjadi lebih chubby.

"Maafin,mas.besok besok gak lagi deh."tangan Hafiz terangkat mengusap pipi Qiana.

"Jangan marah marah,nanti cantiknya hilang."ucap Hafiz."Tapi kayanya cantiknya kamu limited edition deh,Qi.gak akan pernah hilang dan gak akan pernah ada abisnya."lanjutnya mencubit pipi sang istri.

Qiana merotasikan matanya.seberusaha apapun ia untuk marah tetap saja bisa di luluhkan oleh Hafiz.

"Di maafin tapi ada syaratnya."

Hafiz menaikkan alisnya."Apapun itu asal di maafin."

Diam diam Qiana bersorak dalam hati,liat saja ia akan membuat Hafiz tercengang dengan syarat yang akan ia berikan ini.

"Bikinin aku candi."

Hafiz menganga,yang benar saja.ia bisa mengabulkan permintaan Qiana asal bukan yang ini.

Qiana tertawa geli melihat ekspresi cengo Hafiz yang begitu lucu baginya."Bersyandaaa...bersyandaa."

"Suka banget yang kamu,jahilin aku."Hafiz menggelitik perut Qiana membuat sang empu tertawa keras.

"Ahaha..udah mas hahaha."

Hafiz menghentikan tangannya.

"Aku mau keluar sama Safira."

"Nggak,nggak.kamu baru sembuh gak boleh keluar dulu."tolak Hafiz membuat Qiana mencabikkan bibir nya kesal.

"Orang udah gapapa juga."ketus Qiana.

Hafiz menggeleng."Pokoknya gak boleh,nanti kamu ke capekan."

"Oh,yaudah.kalau gitu aku gak mau maafin kamu."

Hafiz menghela nafas pasrah,kalau sudah begini ia tak bisa menolak.bisa bisa ia di cuekin satu minggu.

"Yaudah boleh asal gak kecapekan."pasrah Hafiz.

Qiana berbinar lalu memeluk tubuh Hafiz girang."Makasih,suami.

-o0o-

"Udah lama banget ya, kita gak kayak gini."Qiana mengangguk anggukan kepalanya sambil memandang danau di depan sana.

"Lo inget gak sih,Qi.dulu setiap pulang sekolah kita mampir dulu kesini."kata Safira terkekeh.

Dulu saat mereka masih duduk di bangku SMA,mereka selalu bersama menghabiskan waktu di tempat ini.

"Tapi sekarang udah sepi ya,ga kayak dulu."

Safira mengangguk sembari menyeruput minumannya."Sekarang kan udah banyak wisata baru.tapi menurut gue tempat ini bagus sih,adem."

Cukup lama mereka berada dalam suasana keheningan sampai Safira berdehem menghadapkan tubuhnya ke arah Qiana.

"Qi."panggil Safira lirih.

Qiana menoleh."Apaan?."alisnya terangkat.

"Makasih udah mau jadi sahabat gue,makasih karena lo selalu peduli sama gue."tulus Safira,matanya berkaca kaca membuat Qiana langsung membalikkan badannya menghadap Safira.

MY HUSBAND GUS BAD BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang