part 21

385 15 0
                                    

Hafiz menorobos masuk ke dalam ruangan menghiraukan dokter dan suster suster yang terdiam.

Air mata Hafiz tak bisa ia bendung lagi,dengan tangan bergetar ia membuka kain putih yang menutupi tubuh ringkuh Qiana.

Di tangkupnya pipi sang istri yang sudah dingin itu.suara isakan mulai menggema di ruangan ini di sertai raungan Hafiz yang meminta sang istri untuk bangun.

"Buka mata kamu sayang!."

Hafiz mendekap tubuh Qiana sesekali mengguncang guncangkannya."Sebegitu marahnya kamu sampai meninggalkan aku seperti ini?."

Dunia Hafiz seakan runtuh saat ini,tak ada lagi kekuatan dalam dirinya.bagaimana bisa ia hidup tanpa istrinya sedangkan sekarang ia sudah mencintainya,benar benar mencintainya.

Hafiz terduduk kebawah lantai,tak ada lagi kekuatan dalam dirinya rasanya tubuhnya sangat lemas.ia memukul dadanya yang terasa sesak."Kamu boleh marah Qi,kamu boleh mengugat cerai aku.tapi jangan seperti ini,aku ikhlas kalau kamu mau pisah asalkan aku masih bisa lihat kamu."

Hafiz dengan susah payah berdiri,ia mencium dahi sang istri lama,air matanya sebisa mungkin ia tahan agar tak mengenai istrinya.

"Aku janji tidak akan ada cinta lain selain kamu,Qiana azkayra azzahra."

Pintu ruangan terbuka kasar di barangi oleh suara tangisan dan isakan yang terdengar begitu memilukan.

"Qiana.."Sakinah mendekap tubuh sang anak yang sudah terbujur kaku dengan erat seakan akan tak membiarkan seorangpun membawanya pergi.

Rahmat tak kuasa menahan tangis yang berusaha ia tahan."Kamu meninggalkan ayah,Qi."

Hafiz mendunduk dalam diam namun air matanya tak berhenti menetes.

"Qiana anak bunda,ayo bangun sayang,jangan tinggalin bunda..."lirih Sakinah dengan isakan tangis nya,membelai pipi sang anak lembut.

Qiana azkayra azzahra.gadis cantik itu meninggalkan kenangan dan kesedihan yang mendalam.kepergianyya seakan merebuat separuh hati banyak orang.gadis cantik itu pergi tanpa sepatah kata perpisahan.

Brak

Farhan dengan setelan kerjanya yang acak acakan memasuki ruangan dengan tergesa gesa.

"Qiana bangun!."

"Bangun,Qi.jangan bercanda kayak gini!."Farhan mengguncang guncangkan tubuh sang adik yang ia sayangi.

Farhan menggeleng,air matanya menetes tanpa di minta."Kenapa secepat ini,Ana.abang belum siap."

Hafiz merasakan pusing di kepala nya,perlahan penglihatannya memburam dan sedetik kemudian ia kehilangan kesabarannya.

***********

Hafiz membuka matanya,nafasnya naik turun.ia mendongak menatap sang istri yang masih setia menutup matanya.

Hafiz mengusap wajahnya yang penuh dengan peluh,mimpi buruk yang ia alami membuat ia merasa ketakutan,takut Qiana benar benar meninggalkannya.

"Mas..."suara lembut itu membuat Hafiz mematung.

"Mas.."suara lembut itu kembali terdengar membuat Hafiz menujukan matanya ke arah Qiana yang sudah membukan matanya.

Antara senang,takut dan malu.Hafiz masih terdiam di tempatnya tanpa berniat membuka mulut,ia rasa tubuhnya sekarang kaku seperti patung.

"Kamu kenapa,mas?."tanya Qiana polos.

Hafiz menggeleng cepat."Sa-say eh a-aku gapapa."ujar Hafiz terbata bata.

"Tadi aku mau bangunin kamu,tapi keliatannya nyenyak banget."ucap Qiana tersenyum lembut ke arah Hafiz seakan akan melupakan kejadian itu.

"Ah,aku ketiduran pas abis sholat."

"Kamu ada sakit gak?,mau aku panggilin dokter aja?."Hafiz beranjak dari duduknya tapi Qiana menahannya sambil menggeleng mengisyaratkan Hafiz untuk duduk kembali,melihat itu Hafiz menurut saja.

Qiana melirik ke arah suaminya yang diam sedari tadi."Kamu dari tadi diam aja,mas.gak ada niatan mau minta maaf sama aku?."kata Qiana santai tapi berhasil membuat Hafiz keringat dingin.

Hafiz menggaruk tengkuknya."A-aku-"

Hafiz menghentikan ucapannya ketika Qiana tertawa cekikikan,tawa yang selama ini ia rindukan.

"Aku udah maafin kamu,mas."ucap Qiana menghentikan tawanya.

Melihat Hafiz yang terlihat bingung ia kembali melanjutkan ucapannya."Aku emang koma tapi aku bisa dengar semua suara yang ada di sekitar aku,mas."

"Emang boleh secinta ini sama aku emm?."ledek Qiana.

Qiana tak bisa berhenti tertawa melihat ekspresi masam suaminya yang terlihat begitu lucu dimatanya.

"Saya mau manggil dokter dulu buat ngecek keadaan kamu."cerca Hafiz lalu meninggalkan ruangan yang di penuhi tawa renyah Qiana.

"I love you to suamiku."ucapan Qiana dari dalam masih bisa Hafiz dengar.

Tanpa sadar Hafiz tersenyum lebar sambil memegang dadanya yang berdebar kencang.

"Terima kasih ya Allah.kamu telah mengembalikan bidadariku."gumam Hafiz.



MY HUSBAND GUS BAD BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang