Bagiku Wind adalah penyelamatku, walaupun berlebihan, namun aku merasa sangat jahat telah menjadikan dia panutanku disaat aku sempat mencurigainya.
Hari itu, aku melihat Satade dan Wind dilorong, suasananya juga agak tegang dan aku-pun mengamatinya, disana aku mendengar bahwa Satade mengatakan Wind membunuh orang tuanya.
Aku sungguh tak percaya dengan yang kudengar saat itu, seorang Wind membunuh orang? Lelucon yang sangat buruk.
Saat Satade meninggalkannya dan aku berencana untuk kembali dengan bersikap seolah tak ada apa-apa, namun Wisteria muncul dari belakangku dan tersenyum.
Kukira dia akan marah namun, dia bersikap seolah tak ada apa-apa dan bersifat santai seperti biasa, karena sangat penasaran aku pun bertanya apa itu benar adanya.
"Tidak, aku tidak membunuh mereka tapi, mungkin terlibat sedikit, apa jika kuberkata seperti itu kau akan menjauhiku dan mengadukan pada yang lain?" Ujar Wind, dia tahu jawabannya, aku yakin akan hal itu.
Wind memintaku untuk memercayainya dan sisanya tergantungku untuk bagaimana menyikapi situasi saat itu, namun bagiku Wind adalah penyelamatku, walau terkesan egois, aku tak peduli pada Satade ataupun apa benar atau tidaknya hal itu.
Wind yang bermain di arkade bersamaku, makan bersamaku disaat aku merindukan keluargaku, yang membantuku mencari tempat tinggal dan pekerjaan, fokus akan pendidikkanku demi masa depanku, dia yang selalu lembut dan menoleransi semua sikap kekanakkan dan brutalku, dia adalah Wind yang kukenal dan tak pernah melakukan hal jahat apapun.
Cukup dengan hal itu, aku bisa terus berada disisinya dan memerhatikannya, aku tak bisa membayangkan diriku tanpa Wind, ataupun masa depan dimana tidak ada Wind yang mendukungku.
Ditaman belakang hotel, Wind dan Luca sama-sama duduk sambil mengobrol satu sama lain, tanpa tahu apa yang akan terjadi kedepannya.
"Kau tahu? Orang-orang menjulukiku dan Satade kembar, walau kita bukan saudara kandung ataupun kerabat apapun, sifat kami sangat sama dan kita selalu satu pemikiran, unik sekali bukan? Bagaimana bisa dua orang yang dulunya dijuluki kembar saking sama akrabnya sekarang bagaikan langit dan bumi? Jauh sekali~" Wind dengan tatapan matanya yang agak lelah.
Dari matanya yang indah dan penuh kebohongan itu, bisa kulihat mata yang penuh akan kelelahan itu.
Wind bukanlah dari keluarga yang biasa saja, memang daridulu keluarganya memiliki hubungan politik dengan militer Negara dan juga keluarga itu, yang sekarang menjadi nama belakangnya.
Disaat Wind lahir, orang tuanya memilih untuk keluar dari urusan politik dan juga membubarkan partai yang mereka pimpin yang juga bisa disebut partai rahasia.
Mereka tahu betapa kotor dan sulit dunia politik, mereka juga bukannya naif, mereka tahu jika terus berada dalam dunia politik, keturunan mereka pasti akan terlibat dan mereka gagal menyelamatkan anak pertama mereka yang merupakan kakak Wind.
Dariawal mereka juga dijodohkan oleh orang penting dalam Negara untuk membuat sebuah keturunan yang nantinya akan mereka manfaatkan dan memang dicalonkan menjadi tangan kanan atau bahkan mungkin pemimpin Negara itu sendiri.
Awalnya mereka biasa saja dan tidak mempermasalahkannya, namun perlahan cinta muncul diantara keduanya dan Wind lahir pun ke dunia ini pun dengan cinta dari Ayah dan Ibunya berbeda dari kakaknya yang hanya karena bahan
eksperimen.Sesaat Wind lahir ke dunia ini dan melihat dunia untuk pertama kalinya, itu membuat orang tuanya sadar, bahwa mereka menginginkan kebahagiaan untuk anak mereka, mereka ingin melihat pertumbuhan Wind, ingin menghabiskan waktu bersama, ingin berbicara dengannya dan ingin main bersamanya.
Karena itu mereka memutuskan keluar dari partai dengan kakaknya sebagai penggantinya, semua orang mengira kakaknya akan membenci Wind, karena bagaimana bisa bayi kecil itu lahir karena cinta disaat dia lahir kedunia ini tanpa cinta dan tak pernah merasakan kasih sayang ataupun cinta sama sekali, sungguh tak adil.
Memang benar, ia tak akrab dengan Ayah ataupun ibunya, namun bukan berarti dia tak akrab dengan adiknya, justru Wind yang mengajarkan cinta pada kakaknya yang dikatakan mesin ataupun robot tanpa perasaan itu.
Rumornya, kakaknya tak pernah marah, sedih ataupun senang, dia benar-benar hampa sampai Wind lahir ke dunia ini dan dia benar-benar menyaksikan proses Wind lahir ke dunia ini sampai ia beranjak berumur 8 tahun.
Sebagai penebusan rasa bersalah kedua orang tua mereka mendekatkan Wind dan juga Mare, kakaknya, ia hanya tersenyum untuk Wind dan berbicara banyak untuknya.
Wind dan Mare benar-benar memiliki paras yang luar biasa indah, karena keduanya lahir dari sepasang orang yang memiliki nilai sempurna dalam segala hal dan dijodohkan.
Tanpa berbicara atau tersenyum, kehadiran mereka membuat orang melihat kearah mereka, apalagi dengan sifat Wind yang sangat hidup melebihi kakaknya yang hampa dan mesin itu membuatnya melebihi Mare.
Dia ceria, nakal dan sangat bersemangat, anak se-murni itu mencuri perhatian seseorang yang juga anggota partai orang tuanya, namun yang militer inginkan adalah Mare, bagi politik dia sempurna tanpa perasaannya itu.
Tentu saja, orang yang dari kecil mendedikasikan jiwanya pada Negara dan politik tak akan bebas begitu saja, Trese De Rize yang merupakan tangan Ayah Wind justru menaruh perhatian pada Wind.
Dia yang lahir karena cinta dan tumbuh dengan kasih sayang dari orang sekitarnya, bagaimana reaksi Athan dan juga Rose yang merupakan orang tuanya jika melihat Wind berubah menjadi sosok seperti kakaknya.
Dengan Wind, dia ingin melihat sepasang kekasih itu jatuh ke jurang dan menyadari bahwa kebahagiaan seperti itu tak akan abadi untuk mereka, apalagi setelah posisi yang ia inginkan direbut oleh keluarga itu.
Darisana lah tragedi menimpa keluarga kecil itu, keluarga De Rize habis-habisan menyiksa secara mental maupun fisik keluarga Athan dan Rose, menggunakan Mare dan Wind anak mereka, sebagai pembalasan dendam.
Disisi lain, keluarga De Rize juga tidak baik-baik saja dan ada perkelahian internal didalam, salah satu dari sepasang kembar De Rize merencanakan sesuatu yang bisa membuat keluarganya berdiri di puncak setelah semua kekacauan yang Ayahnya perbuat.
Ambisi untuk berdiri di puncak menurun pada anak De Rize, disaat keluarga kecil Athan sedang menikmati waktu didesa kecil itu dengan beberapa orang mengincar keluarga itu terutama Wind setelah mendengar partai yang mereka pimpin dibubarkan.
Mare juga melakukan segala cara untuk menjadikan keluarga De Rize daftar hitam didunia politik dan membunuh berbagai orang yang mengincar keluarganya untuk melindungi Wind dari orang-orang jahat yang mengincarnya.
Mare lengah, dia mengira yang harus diwaspadai adalah Trese De Rize dimana sebenarnya musuh utamanya adalah Ocean De Rize, anak kedua Trese De Rize.
Mare terlambat menyelamatkan orang tuanya dan disaat jam makan malam, pembunuh bayaran yang disewa Ocean telah membunuh Athan dan Rose, dengan jumlah 32 orang, ia berhasil tepat waktu menyelamatkan Wind namun, tak bisa mencegahnya menyaksikan pertengkaran didepan matanya itu yang merenggut nyawa orang tuanya.
Hari yang sama ia membunuh Trese, Skye dan juga Camellia, orang tua dan juga kembarannya Ocean, ia kalah selangkah dari Ocean, walaupun ia berhasil membasmikan keluarga Ocean dan juga memasukkannya ke daftar hitam milik politik.
"Sejak saat itu kurasa, aku terbangun dari mimpi, disaat kukira disekitarku dipenuhi orang dewasa yang menakutkan, ada beberapa juga yang membuatku aman dan nyaman dan itu, orang tua Kittale, orang tua Satade dan beberapa lainnya, walaupun ternyata itu bumerang untukku~" Wind dengan senyum mirisnya, setiap kata terdengar begitu sulit diucapkan, bagaimana bisa ia tetap tersenyum saat menceritakannya?
Jika itu aku, rasanya aku tak sanggup lagi berbicara atau bertahan hidup, dimana aku benar-benar sendirian, itu sangat menakutkan dan membuatku sesak nafas.
"Bagaimana dengan kakakmu?" Tanya Luca spontan, apa yang membuat Wind masih bertahan hidup sampai saat ini, disaat ia menjalankan hidupnya dengan begitu pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Unlucky
Teen FictionKeduanya saling melupakan apa arti dari kebahagiaan yang sesungguhnya, menjalani hari dengan kekosongan di hati mereka, namun, saat mata keduanya saling menyapa, kekosongan itu dengan perlahan tertutupi. Bertanya apakah mereka pantas menerima semua...