Maels hanya berdiri dengan kakunya, ia tak mendekati Wind dan justru terlihat sekali bahwa Cherry dan Luca begitu cemas akan Wind dan begitu menyayanginya.
"Apa yang kalian lakukan disini?" Wind tahu bahwa berita mengenai Celine Vionist tidak ikut diberitakan, padahal ia sudah berpikiran hal terburuk nantinya.
"Aku lega sekali melihatmu baik-baik saja, apa mereka memojokkanmu disini atau menjelek-jelekkanmu?" Luca sambil melihat Wind dari kepala sampai kaki, ia terlihat seperti biasa dan Luca lega akan hal itu.
"Aku tak bisa makan, minum, tidur bahkan kerja tanpa memikirkan Wind, tenang saja akan kukatakan kau tidak bersalah!" Sahut Cherry, bahkan ia tidak pergi kesekolah saking tak fokusnya karena memikirkan Wind.
Wind yang melihatnya tertawa kecil, "Aku baik-baik saja, bisa-bisanya kalian menggunakanku sebagai alasan tak belajar, tapi, terima kasih sudah menjengukku ditengah hujan deras ini dan seperti yang kalian lihat, aku baik-baik saja." Wind dengan senyum ramahnya seperti biasa, padahal selama di penjara, Wind tak senyum seperti itu sama sekali.
Luca membalikkan badannya dan bertatapan mata dengan Baki Ito, "Wind tidak bersalah dan kuharap kalian bisa membebaskannya karena, dia bukan orang seperti itu, itu hanya karena ancaman, apa kalian harus menghukumnya untuk itu?" Luca tahu Wind memang membunuh orang bahkan melakukan kejahatan lain seperti memberi data palsu, membuat kontrak dengan para mafia dan membuat orang bunuh diri hanya dengan perkataannya tapi, semua itu dilakukan atas permintaan Ocean.
Baki Ito yang mendengarnya memasang wajah terkejut dan langsung tertawa kencang, "Tak bersalah? Karena ancaman? Kekanakkan sekali pemikiranmu itu, dari 100 penjahat, 99 persen juga berkata melakukannya karena ingin menyelamatkan keluarga, karena diancam, untuk bertahan hidup dan karena masyarakat tak adil, kalau begitu aku harus membebaskannya?" Baki Ito menatap tajam, ia tak suka pemikiran naif Luca.
Luca berkata seperti itu karena Wind orang berharga untuknya, seolah-olah ia tak peduli akan apa yang Wind lakukan dan bagaimana nasib dari orang-orang yang dibunuh Wind.
Luca terdiam mendengarnya, "Tapi bagaimana jika kau di posisi itu? Dia hanya anak-anak, dia punya pilihan apa selain dibawah tekanan yang diberi Ocean, apa kau tak memedulikan fakta itu?" Luca merasa itu sangat tak adil untuk Wind dihukum karena ulah Ocean.
Wind menyentuh pundak Luca dan menyuruhnya untuk tak usah membelanya, ia salah, itu faktanya.
"Tidak! Wind tidak salah! Kalian sungguh tak adil jika menghukumnya, yang harus kalian hukum adalah Ocean, dia bersalah sepenuhnya!" Bentak Cherry, melihat tangan Wind yang diborgol membuatnya kesal, kebebasan Wind direnggut oleh Ocean dan bisa-bisanya semuanya memojokkan Wind.
"Faktanya kami tidak di posisi itu dan jika kalian begitu memikirkan Wind, apa kalian memikirkan nasib dari orang-orang yang dibunuhnya? Mereka harus merasa kehilangan orang berharga, mungkin itu akan menjadi trauma seperti anak Valerian Satade dan bahkan, apa kau tahu? Anak yang kau katakan tak bersalah itu juga membunuh Celine Vionist, aku yakin dia merahasiakan kebusukkannya." Heinz Ka yang jengkel akan perkataan Luca yang merasa paling benar dan membuat seolah-olah Baki Ito sangat tak berperasaan.
Baki yang mendengarnya langsung menyikutnya dan menatap terkejut, tak hanya Baki, bahkan Cherry, Maels dan Luca itu sendiri terkejut mendengar perkataan Heinz Ka.
Luca langsung menggepalkan tangannya dan berjalan mendekati Heinz Ka, "Apa maksudmu?!" Luca mengernyitkan alis matanya, terlihat marah akan ucapan Heinz Ka.
Wind tak pernah mengatakan soal itu sama sekali dan mereka juga sudah berjanji untuk tak merahasiakan apapun.
"Luca." Gumam Wind yang hanya didengar oleh Cherry, ia terlihat ingin mendekati Luca namun, tak berani.
"Dia salah bicara, lupakan saja." Baki Ito jadi merasa bersalah, seharusnya mereka tak mengatakan hal yang tak perlu seperti itu.
"Baki, kau tak usah menyembunyikannya, lihat apa dia akan tetap berkata Wisteria De Rize tak bersalah, Celine Vionist, dia adalah teman dari Mare, kakaknya, hanya karena janjinya pada Mare, walaupun dia tahu Ocean berbahaya, tetap dia mencoba merebut Wisteria, hasilnya apa? Dia mati ditangan Ocean dan Wisteria hanya melihatnya tan-" Perkataan Heinz Ka terputus karena Wind yang langsung menyelahnya.
"DIAM!" Bentak Wind, nafasnya agak tak beraturan, matanya yang indah itu penuh akan ketakutan, Luca dapat melihatnya setelah ia menengok kearah Wind.
Matanya bertemu dengan Mata Wind dan ia langsung menundukkan kepalanya, saat ini Luca sungguh berharap Wind membantahnya, tapi yang saat ini ia lihat hanya wajah yang menunjukkan kalau itu benar apa adanya.
"I-itu bohong! Pasti bohong, petugas itu ingin kau membenci Wind, jangan percaya, Luca!" Situasi tambah rumit, Cherry tak tahu bagaimana mencairkan suasananya.
"Ka, ikut ke ruanganku, Henaaria, antarkan Wind ke selnya dan kalian silahkan pulang." Baki Ito yang merasa ini bukan waktu yang tepat untuk melanjutkan interogasi.
Wind ikut tanpa mengatakan apapun terhadap Luca, bahkan ia tak berani bertatapan mata dengan Luca, teman-temannya pun langsung keluar dari kantor IOCC.
"Luca! Kenapa kau diam saja?! Itu pasti bohong!" Bahkan dalam situasi ini, Cherry masih membela Wind.
"Cherry, kita tak tahu soal itu, bagaimanapun Wind saja membunuh Ayah Kittale secara tak langsung, polisi juga tak mungkin berbohong." Rasanya Maels seperti tak mengenal Wind lagi, entah kenapa jadi ada jarak yang tak bisa ia tembus.
Saat melihat Wind disana, ia tak tahu harus mengatakan apa, Wind salah, itu faktanya.
"Maaf, aku butuh waktu sendiri." Luca yang langsung berlari menjauh dari tempat tersebut, ia membutuhkan waktu untuk mencerna semua yang terjadi saat ini.
Pertemanan mereka menjadi tambah retak dan semakin menjauh, kenapa bisa menjadi seperti ini? Maels sungguh tak suka dengan situasi ini.
Padahal ujian kenaikkan kelas tak lama lagi, kalau seperti ini bagaimana mereka bisa fokus, disaat Wind dalam penjara, mereka tak tahu bagaimana harus menyikapi Wind.
Diruang Baki Ito, ia bisa melihat pengunjung Wind lewat jendela, mungkin karena sedang musim hujan juga membuat situasi ini tambah suram.
"Ka, kenapa kau malah termakan emosi seperti itu? Apa yang tadi kau lakukan telah melanggar peraturanku, itu urusan pribadi mereka, tak hanya itu, itu termasuk data rahasia juga." Tegur Baki Ito, padahal tadi ia sengaja menyuruh pengunjung itu masuk untuk memantau perilaku Wind tapi, Heinz Ka malah melakukan hal tak dibutuhkan seperti tadi.
"Ito, kau lihat sendiri bukan tatapan mereka yang merasa paling benar, terutama Luca Vionist, ia tak memedulikan para korban sama sekali bahkan membantah perkataanmu." Heinz Ka sangat loyal dan selalu disisi Baki Ito, dia tahu bagaimana Baki Ito selalu mencoba adil terhadap kasus yang ia kerjakan.
Dijalanan yang asing dan kendaraan berlalu-lalang, Luca berjalan tanpa tahu arah dan tujuan, Wind, sumber kebahagiaannya adalah orang yang membunuh ibunya.
Yang membuat kebahagiaan keluarganya menghilang, yang membuat Ayahnya kesulitan melihat Luca yang selalu membuat Ayahnya teringat Celine, yang membuat Luca berkali-kali mengharapkan kematian datang padanya.
Bagaimana ia harus menyikapi Wind? Apakah Wind berniat membohongi Luca selamanya dan pura-pura berteman dengannya? Luca sungguh tak mengerti lagi situasi yang saat ini menimpanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Unlucky
Teen FictionKeduanya saling melupakan apa arti dari kebahagiaan yang sesungguhnya, menjalani hari dengan kekosongan di hati mereka, namun, saat mata keduanya saling menyapa, kekosongan itu dengan perlahan tertutupi. Bertanya apakah mereka pantas menerima semua...