Chapter XXIII - 1

0 0 0
                                    

Wind menghela nafasnya, ini sudah kesekian kalinya pertanyaan ini ditanyakan dan ia sudah menjawab sebisanya.

"Iya, kita sama-sama ingin ini cepat selesai dan sudah kukatakan juga, dia membunuh seluruh keluargaku dan aku hanya bisa menurutinya, jika tidak aku akan dibunuh." Wind dengan nada acuh tak acuhnya, itu lebih baik daripada harus bilang bahwa, dia diancam oleh Ocean akan mencelakai orang terdekatnya yaitu, Sena, Kittale dan Maels.

Sena sama dengan Wind yang merupakan tokoh publik, jika Wind melibatkannya, masyarakat akan lebih gempar.

Baki Ito memasang wajah datar seperti sudah bosan dengan jawaban Wind yang terus sama sejak ia menginterogasinya pertama kali.

"Orang tuaku bahkan kakek nenekku telah bekerja untuk IOCC selama beberapa puluh tahun, mereka juga sering membagikan cerita berbagai jenis kriminal dan kasus yang mereka selidiki, kau pikir aku menjadi orang nomor satu di kantor IOCC pusat New York hanya karena nama keluarga?" Baki Ito mencoba memberitahu Wind untuk tak usah berbohong padanya, karena ia berpengalaman.

Wind terkekeh pelan dan meletakkan tangannya di menja bundar itu, "Aku tak menanyai riwayatmu, kenapa kau tiba-tiba bercerita?" Tanya Wind yang langsung menatap datar Baki Ito.

Baki Ito yang melihatnya langsung tersenyum, "Benar juga, kalau begitu mari kita ke masalah utamanya, jika memang begitu adanya, apa kau tak merasakan apa-apa? Berteman dekat bahkan bertemu setiap hari dengan anak dari orang-orang yang dibunuh karenamu? Seperti anak bernama Kittale, Satade dan juga Luca Vionist?" Yang dibutuhkan saat ini adalah keterangan yang jujur dari Wind, jika dirinya terus berbohong akan semakin lama urusannya.

Wind tak terkejut, hanya dari tatapan dan cara berperilaku, Baki Ito berpengalaman dan cukup tahu banyak, walau 80 persen hanya spekulasi tanpa bukti fisik.

"Apa yang akan kalian lakukan pada Ocean De Rize?" Tanya Wind penasaran, apakah yang dia lakukan ini bisa membuat Ocean menerima hukuman yang berat, pikirnya.

"Kurasa yang berhak bertanya disini bukan kau tapi ketua, jadi sebaiknya kau jawab dengan benar saja disini." Ujar pria yang selalu terlihat disisi Baki Ito sejak menginterogasinya dihari pertama, terlihat tak berkawan sama sekali, suaranya yang agak berat dan tatapan matanya lebih sinis dibanding Baki Ito, Heinz Ka.

"Tak apa, aku akan menjawabnya, jadi nanti kau akan menjawab pertanyaanku dengan benar, tak peduli seberapa besar kekuasaanmu, jika kau melakukan kejahatan sampai berurusan dengan para polisi dan detektif IOCC, kami akan melakukannya sesuai prosedur dan adil, terutama di New York, karena kami tak terikat dengan hukum jadi, kami memiliki kekuasaan tersendiri." Ujar Baki Ito, 6 tahun lalu, ia telah melakukan pencapaian tersendiri sampai bisa dijuluki Polisi nomor satu di antara banyaknya polisi di New York.

Wind masih memasang wajah datar, ia memang sempat mendengar soal IOCC bahkan Baki Ito itu sendiri, namun, tak pernah memedulikannya, karena tak ada yang bisa melawan Ocean, pikirnya.

6 Tahun lalu, Kantor IOCC cabang New York telah berada sepenuhnya ditangan Baki Ito, dia bukan pemimpinnya namun, ia memegang kendali cukup besar, berkat Baki Ito juga, para orang berpengaruh bahkan pihak politik tak bisa menyentuh IOCC yang tak terikat akan peraturan Negara.

Baki Ito bahkan IOCC itu tersendiri hanya menerima pekerjaan yang berhubungan dengan orang berpengaruh atau yang sulit dikerjakan oleh kantor lain.

"Jadi sekarang katakan pada kami agar bisa segera kami proses kasus-mu, apa hubungan kau dan Ocean?" Baki Ito hanya mendengar jawaban yang ia ingin dengar, karena intuisinya kuat, dia juga pandai melihat mana yang sedang berbohong dan tidak.

"Aku cukup yakin, orang terakhir yang Ocean bunuh dengan tangannya sendiri adalah wanita bernama Celine Vionist dan saat itu kau adalah salah satu orang yang datang menyaksikan pertunjukkan biolanya, apa salah?" Baki Ito benar-benar memojokkan Wind, darimana ia bisa berspekulasi seperti itu, bukti apa yang ia miliki sampai sangat yakin, padahal Ocean selalu memastikan tak ada jejak yang tertinggal, bahkan Wind saja terkejut akan kemampuan Baki Ito.

Rasanya apapun yang Wind katakan saat ini tak akan bisa menggelabuinya, tapi bagaimana jika nanti ia jujur dan melibatkan teman-temannya, terutama Sena yang tokoh publik.

Wind mengigit bawah bibirnya, ia harus sangat berhati-hati dalam bicaranya, karena lawan bicaranya Baki Ito, tergantung apa yang dikatakannya bisa memberatkan Ocean ataupun sebaliknya, memberatkan Wind.

"Kita sudah sejam disini dan hanya memutar-mutar, kurasa sudah waktunya kau tidak membuang waktu kami, karena apapun yang kau katakan tak akan bisa membebaskanmu." Sahut Heinz yang jengkel dengan Wind, mereka sudah membuang terlalu banyak waktu mendengar omong kosong Wind.

Baki Ito tak membantah itu.

"Benar juga, aku yakin kalian sudah menyelidiki kami cukup lama sampai tahu sebanyak itu, kurasa kalian memulainya dari kasus Valerian Satade," Wind yakin akan itu, mungkin dua tahun lalu, hari dimana mereka pindah ke New York adalah hari dimana Baki Ito dengan rekannya, Heinz Ka melakukan penyelidikkan.

Baki Ito tersenyum mendengarnya, "Yah, kita sama-sama berpengalaman, karena aku orang yang jujur bukan pembohong sepertimu dan masyarakat lainnya." Maksudnya membenarkan ucapan Wind, ia terlihat senang bercakap-cakap dengan Wind sejak hari pertama menginterogasinya.

Masyarakat penuh akan kebohongan, Baki Ito hidup memercayai itu, membuatnya berbeda dengan yang lain, karena ia tak terikat akan apapun dan tak takut akan apapun.

Yang mereka butuhkan hanya perkataan Wind, Baki Ito sudah tahu sebagian besar dari kasus Wind dan Ocean, ia memantau, menyelidiki, menyusun satu demi satu dan dijadikan kesimpulan yang sempurna.

Dan Wind adalah kesimpulan itu.

Sebelum Wind bercerita, ia mengatakan pada Baki Ito untuk tak melibatkan teman-temannya, hanya itu yang dibutuhkan Wind, jika Baki Ito berjanji walau hanya dengan ucapan, Wind akan memercayainya.

Mereka mendapatkan informasi baru dicerita Wind dan mendengarkannya secara seksama, hanya hubungannya dengan Ocean, Baki Ito tak akan mencampur urusan Mare dan Wind menjadi satu, walau jika ia ditangani polisi lain, mereka pasti akan memanfaatkan Mare untuk memberatkan Wind.

Sekitar 2 jam, Wind menjawab semua pertanyaan yang Baki Ito berikan dengan jujur dan ditengah pembicaraan mereka, seseorang mengetuk pintu, salah satu anggota tim Baki Ito, Henaaria Shield.

"Katanya ada pengunjung untuk Wisteria De Rize, sudah kami katakan tak bisa tapi, mereka sangat memaksa." Nadanya serius dan sempat melirik Wind yang tangannya masih diborgol.

Baki Ito selalu memasangkan borgol ditangan penjahat yang ia interogasi, kecuali saat dalam sel, borgol itu akan dilepas hanya saat dalam sel.

Sebelum Heinz Ka bicara sesuatu, Baki Ito menyuruh Henaaria membawa pengunjung itu untuk masuk diruang interogasi, hal yang hanya bisa dilakukan oleh Baki Ito.

Tak ada yang akan membantahnya jika Baki Ito memutuskan sesuatu.

Wind mengira yang memaksa menjenguknya adalah Kittale yang akan meminta penjelasan atau Satade dan Thezzo yang akan mengajaknya ribut namun, yang muncul dibalik pintu itu adalah ketiga temannya yang terlihat basah kuyup, saat ini diluar sedang hujan deras dan karena ruang interogasi itu kedap suara dan sangat tertutup, mereka tak bisa melihat lingkungan luar ataupun mendengarnya.

Luca dan Cherry langsung berlari kearah Wind dan memeluknya erat membuatnya sangat terkejut, padahal sebelumnya, Wind sudah melarang Luca untuk kemari.

"Akhirnya, kita bertemu lagi!" Luca dengan nada suara yang begitu lega, padahal hanya 4 hari mereka tidak bertemu namun, membayangkan Wind yang dipenjara membuatnya sangat cemas dan terus kepikiran, membuatnya tak fokus belajar.

Baki Ito bangkit dari duduknya dan melihat Wind dengan seksama, apa yang saat ini bocah itu pikirkan? Bagaimana perasaanmu dijenguk oleh anak yang ibunya dibunuh karenanya? Jika Wind tidak ingin menjawabnya, Baki Ito akan melihatnya sendiri.

Our UnluckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang