Hai guys....😊😊
Gimna nih kbr kalian? Semoga sehat selalu yaaa....🤗Ketemu lagi nih sama Im dicerita kedua.😁😁😁
Semoga kalian suka yaa😍😍😍
Happy Reading🎉🎉🎉
Pagi yang begitu cerah dengan sinar mentarinya yang masuk disela-sela jendela toko bunga membuat sepasang netra milik gadis cantik berkucir kuda ikut berbinar, seolah merasa bahagia.
Kedua tangannya masih sibuk memotongi tangkai-tangkai bunga yang terlihat berantakan.
" Zea!" panggil seorang cowok berbadan gembul hingga membuat gadis cantik itu menoleh kearahnya.
" Apaan Bob?" tanya Zea.
" Lo gantiin gue bentar ya,"
" Kenapa emang?"
" Gue kebelet nih, didepan soalnya banyak yang ngantri beli bunga, gue udah nggak fokus lagi." jujur Boby sembari berlari kekamar mandi.
Zea terkekeh melihat tingkah teman sekaligus rekan kerja gembulnya itu, lalu dirinya segera berjalan kedepan toko untuk melayani pelanggan yang akan membeli bunga.
Benar, seorang Kanzea Anatasya kerap dipanggil Zea atau biasa dijuluki cewek multi fungsi oleh teman-temannya. Hanya karena dirinya mampu melakukan apa saja meskipun keadaan yang memaksa.
" Silahkan dipilih-pilih dulu buk bunganya," ucap Zea kepada seorang wanita paruh baya yang masih terlihat bingung.
" Eh, itu nak, saya mau beli bunga mawar. Tapi kok daritadi nggak ketemu ya,"
" Oh, kayaknya ada dipaling ujung itu deh buk," ujar Zea sembari menunjuk barisan pot-pot bunga yang ada dibagian paling ujung.
" Ya udah deh, ibu boleh kan lihat-lihat dulu, siapa tau ada yang menarik hati ibu lagi,"
Zea tersenyum mendengar penuturan wanita paruh baya itu.
" Iya, silahkan ibu,"
Dirinya kembali melayani pelanggan lainnya seperti biasa. Bersikap ramah dan senantiasa tersenyum manis adalah bagian dari hari-harinya, meskipun terkadang sempat mengeluh dengan kedua rahang yang terasa keram karena sering tersenyum.
Tapi atensinya teralihkan saat melihat seorang cowok keluar dari mobil sport-nya. Sempat terlintas dalam pikirnya kalau cowok itu hanya sekedar mencari udara segar. Hingga dirinya tersadar saat Boby tiba-tiba datang dan menampol lengannya.
" Baru kali ini gue liat boyband ketoko kita Ze," ujar Boby tanpa meliriknya.
Zea mendengus kemudian menyikut perut buntal milik Boby.
" Dia tuh nyari udara segar Bob, nggak usah kepede-an,"
" Ssuttttt....!!!" bisik Boby sambil menempelkan jari telunjuknya didahi Zea.
Perasaan dari dulu yang bikin berisik mulut deh, tapi kenapa jidat gue yang kena? Bathin Zea agak heran.
" Liat Ze, mas boboiboy beneran mampir ditoko kita Ze!!!" pekik Boby kegirangan.
" Tadi kata lo boyband kenapa jadi boboiboy?"
" Bodo amat, suka-suka gue Ze. Ya udah, gue tinggal dulu ya," ujar Boby sambil berlari masuk kedalam toko.
" Eh, kok gitu sih, harusnya gue yang didalem."
" Haha...gue sesama cowok juga gerogi Ze kalo pelanggannya modelan kayak gitu." ujar Boby sambil melambaikan tangannya.
Zea mendengus sebal dan dengan berat hati menghampiri cowok tadi. Dirinya mengerjapkan matanya beberapa kali saat tubuhnya seolah menjadi kecil ketika berdekatan dengan tubuh milik cowok itu.
" Maaf, bisa saya bantu?" ucap Zea agak canggung.
Entah kenapa dirinya merasa berganti profesi menjadi pelayan direstoran mewah saat mengatakan kalimat yang begitu berlebihan jika untuk seorang penjaga toko bunga sepertinya.
Cowok itu menoleh kearah Zea. Meskipun sebagian wajahnya tertutup masker, ketampanannya seolah tembus pandang dipenglihatannya.
Deg...deg...deg...
Waduh, jantung gue kok lemah gini sih pas ngeliat cowok bening dikit. Pekiknya dalam hati.
" Eumm...gue boleh beli bunga yang itu nggak?" ujar cowok itu sembari menunjuk bagian ujung toko.
Zea mengernyitkan dahinya sembari mengikuti arah pandangan cowok itu.
" Yang mana ya?" tanya Zea.
" Sini, gue tunjukin," ujar cowok itu sembari melangkah meninggalkan Zea.
Zea hanya bisa terpaku melihat punggung tegap nan indah dihadapannya. Dirinya segera menggelengkan kepala untuk mengusir pikiran-pikiran noraknya.
" Yang ini,"
Zea tercengang dengan apa yang ditunjukkan cowok itu. Sampai-sampai dirinya membekap mulutnya agar tak tertawa.
" Yang bener aja, itu kan taneman kemangi gue yang udah lama nggak dijengukin," gumamnya pelan.
" Kok lo diem aja, gue beli yang ini."
" Maaf, itu mah kalo mau ambil aja, nggak papa," ujar Zea sambil melirik tanaman kemangi yang sudah berbunga.
" Gue kesini beli, bukannya minta gratisan."
Zea menggaruk-nggaruk pipinya yang tak gatal. Dirinya bingung mau mengatakan apalagi. Tapi tanpa sengaja pandangannya jatuh pada pot bunga yang tergantung tepat diatas kepala cowok itu.
" Lo denger gue kan?" tanya cowok itu.
Zea mengabaikan pertanyaan cowok yang ada didepannya. Fokusnya masih tetap pada pot bunga yang saat ini hampir jatuh karena salah satu tali penggantungnya terputus.
" Heiii....!!!" ucap cowok itu sembari melambaikan tangannya didepan wajah Zea.
" AWASSSSS....!!!" teriak Zea sembari menubruk cowok itu dari depan agar terhindar dari pot yang saat ini telah siap menghantam kepalanya.
" Arrggggghhhh....!!!" pekik cowok itu saat tubuhnya terhempas kelantai bersamaan dengan tubuh Zea yang menimpanya.
" Lo nggak papa?" tanya cowok itu saat menyadari tak ada pergerakan dari Zea.
Cowok itu segera duduk dengan Zea yang masih berada didekapannya. Awalnya cowok itu masih tenang sambil menepuk-nepuk pipi Zea agar segera sadar. Tapi, dirinya mulai panik saat telapak tangan yang menjadi penyangga kepala Zea ada cairan merah, apalagi kalau bukan darah.
--TBC--
Jangan lupa tinggalin jejak ya guys😘😘😘
Bertemu lagi dipart berikutnyaa🤗🤗🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima Kasih Untuk Zea ( TAMAT )
Narrativa generaleKanzea Anatasya, seorang cewek cantik pekerja keras meskipun dengan umurnya yang masih remaja. Hari-harinya dipenuhi dengan kesibukan. Tapi, entah kenapa takdir mempertemukannya dengan Shaka Alfarendra, cowok yang selalu ingin membuatnya menangis de...