*+:。.。HAPPY READING。.。:+*
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○Tangan kekarnya menggantung di udara. Tak jadi membuka pintu kamar saat gumaman lirih Lio menyapu gendang telinga. Ales menunduk, menatap lekat mata sayu Lio.
"Jangan ngomong aneh-aneh. Kamu lagi sakit jadi ngelindur gini." Ales membenarkan letak gendongan kemudian masuk kamar.
Diletakkan Lio diatas ranjang perlahan. Ales membuka lemari, mengambil pakaian tipis untuk Lio. Ada beberapa stok baju milik Lio di sana dan masih belum dipakai sama sekali semua.
"Pusing pala na Lio, sakit badan na juga. Kaya mau mati." Lio menggeliat tak nyaman diiringi rengekan.
Ales mengerutkan kening, tak suka mendengar penuturan Lio. Namun, tak ada niatan menegur. Bocah itu tengah sakit, Ales mewajarkan jika omongannya mulai ngalor ngidul.
Berjalan kembali mendekati Lio, Ales membuka pakain Lio hati-hati. Walau sudah hampir sebulan tinggal bersama, Ales masih kaku untuk mengurus Lio seperti ini. Dipikir lagi, Ales memang jarang sekali turun tangan langsung mengurus Lio. Lebih banyak Emil yang melakukan.
Namun, jika tak ada Emil siapa yang membantu Lio? Apa bocah 5 tahun di hadapan Ales ini benar-benar bisa mengurus sendiri?
"Ngantuk banget?" tanya Ales singkat setelah mengganti pakaian Lio.
"Mau es," balas Lio keluar topik.
Ales memutar bola matanya malas. "Ko es sih? Saya nanya apa kamu bales apa."
"Mata Lio panas banget lasa na, kasih es aja biak ga panas." Masih dengan suara serak dan wajah sayu Lio membalas ucapan Ales. Bibirnya mencebik dengan mata yang berkaca.
Keadaannya benar-benar membuat Lio sangat tak nyaman. Tapi ia tak tahu bagaimana cara mendeskripsikan pada Ales. Papanya itu juga sama sekali tak peka.
"Saya guyur pake air es aja mau?" Entah candaan atau bukan yang Ales ucapkan. Tapi dengan lugu Lio mengangguk.
"Papa pintel. Kayanya Lio halus mandi es bial badan na ga panas lagi."
Ales kembali menghembuskan napas kasar. Lebih baik Ales beri makan dulu bocah ini. Ia mengangkat Lio ke gendongannya. Posisi Lio menyamping seperti bayi.
Sebelum benar-benar Ales bawa keluar kamar, ia merogoh laci. Mengambil minyak telon. Sebelah tangannya dengan lihai membuka tutup botol lalu ia tuang dan balurkan di beberapa sisi tubuh Lio. Berharap hal itu bisa membantu Lio lebih nyaman.
"Enakan ga?" tanya Ales yang untungnya dibalas anggukan kecil oleh Lio. Si kecil mulai menyamankan posisi di gendongan Ales.
"Maafin Lio jadi lepotin, Papa."
***
Semua orang sudah berkumpul di meja makan. Ales sebagai tuan rumah baru saja menampakkan diri dengan bocah kecil di gendongannya. Membuat beberapa orang di meja makan menatap khawatir. Ada juga yang menatap tak suka pada sosok kecil di gendongan Ales.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PAPA TSUNDERE
RandomLio bukan anak luar nikah yang kebanyakan orang menganggap rendah. Lio juga bukan anak nakal yang membuat kesal banyak orang. Lio hanya anak lugu berusia 5 tahun yang mengharapkan kasih sayang. Sang Mama yang dulu menampung Lio selalu memberi kekera...