⋆ ˚22˚ ⋆

23.2K 2K 301
                                    

WARNING!!
BAHASA AGAK ++

*+:。.。HAPPY READING。.。:+*























Satu hari setelah kejadian Lio mendapat kekerasan di kantor, Ales menjadi cukup pemikir. Apakah dia harus menyewa seseorang untuk menjaga Lio di rumah? Tapi Ales tidak terlalu berani. Dia memiliki trauma pada orang asing.

Rasa gelisah oleh bayang-bayang kesepian yang dulu selalu dia rasa membuatnya menjadi sosok yang dingin. Ales enggan dan susah membuka hati. Terlanjur banyak dibuat kecewa oleh orang-orang di sekitarnya.

Karena nyatanya, yang dekat adalah pisau.

Ales sudah merasakan sendiri. Bagaimana dia di buang oleh orang-orang di dekatnya. Diasingkan tanpa memikirkan bagaimana dia bertahan.

Ales benci sendiri. Tapi dia juga merasa sepi.
Ales enggan didekati. Tapi dia juga taptap
takut ditinggal sendiri.

Lalu, datang Lio. Rania, mantan istrinya bilang anak itu darah dagingnya. Kala itu Ales enggan percaya, Rania adalah sosok ular yang menjadi salah satu penyebab hancurnya hidup Ales. Menikah dengan wanita itu akibat tekanan orang disekitar ternyata menyakitkan. Ales juga harus menerima fakta bahwa Rania bukan hanya memberikan tubuhnya untuk Ales saja.

Emil yang saat itu mengetahui kehidupan keras yang Lio jalani tentu terus mendesak Ales untuk merebut hak asuh Lio. Ales menolak saat itu. Rasanya sulit. Tapi akhirnya dia luluh.

Bahkan saat anak itu datang Ales dibuat terpaku oleh sikap lugunya. Cara bicaranya yang belum lancar membuat Ales merasa selalu ingin terkekeh gemas. Tingkahnya yang selalu membuat Ales tenang. Walau sikap Ales selalu dingin dan cuek Lio tetap berusaha mendekat. Mencari kehangatan dalam dirinya.

Ales luluh kala itu.

Sampai datang fakta yang menamparnya. Dia melakukan tes DNA. Hasilnya berbeda dari yang dia inginkan. Saat itu Ales terus menyangkal. Dua kali dia melakukan tes DNA, hasilnya selalu bertentangan dengan hasil yang diberikan Rania padanya.

Lalu, datang dimana Ales mencari kesenangan yang selalu dia hindari. Mabuk adalah pelarian terakhir yang Ales gunakan. Club rasanya terlalu berisik tapi Ales merasa lebih baik disana.

Hingga tanpa sengaja, Ales bertemu dengan Rania. Wanita itu tengah bersenang-senang dengan salah satu pria. Wajah nya walau tidak terlalu nampak, tapi Ales hafal. Dia berjalan dengan keadaan setengah mabuk. Menepuk pundak Rania.

Wajah terkejut Rania perlihatkan. Laki-laki yang sebelumnya tengah bersama Rania pergi begitu saja. Rania menatap kesal sekarang. Sosok yang sangat dia hindari kini malah berada tepat di hadapannya.

Rania hendak pergi, tapi Ales mencengkram kuat lengannya. Menggapai kedua bahu Rania. Menatap dengan sorot sayu. Bau alkohol menyengat dipenciuman Rania.

"Mau apa sih, kita sepakat ya buat ngga berhubungan lagi!!" Rania ingin menepis, tentu dia kalah tenaga.

"Lio  ... Anak aku, anak kita...." Dengan suara yang tidak terlalu jelas Ales berujar.

MY PAPA TSUNDERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang