*+:。.。HAPPY READING。.。:+*
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○Sebenarnya alasan Lio saat itu merengek keras pada Ales untuk satu kelas dengan Homa bukan tanpa alasan atau karena hal sepele. Pasalnya, Lio kembali dipertemukan dengan makhluk jelek titisan monyet. Arlo. Tidak salah lagi.
Manusia jelek yang sialnya memiliki paras cukup tampan tapi masih tampanan Homa itu kini satu kelas dengan Lio. Seperti nya Homa tidak tau hal ini. Lio ingin mengadu pada Ales dan Homa, tapi satu kalimat menyebabkan terus Arlo berikan.
"Orang-orang itu ga suka sama bocah tukang cepu. Bocah tukang cepu itu culun dan lemah. Bisanya ngumpet di ketek orang sambil ngadu," ejek Arlo.
Lio menukikkan Alis kesal. Mereka berdua kini berada di belakang sekolah. Cukup sepi. Jarang sekali murid dan guru berlalu-lalang di sini.
"Belisik monyet, siapa juga yang mau ngadu." Lio mengacungkan jari tengah lalu menendang betis Arlo sekuat tenaga.
Dugh
"Anjing!" umpat Arlo.
Remaja itu menggertakkan bibir lalu menjambak kuat rambut Lio. Tidak diam saja Lio membalas menggigit tangan Arlo. Tapi, sekuat apapun Lio melawan dia tetap kalah tenaga dan badan. Badan Arlo lumayan besar di badan bulat dan pendek Lio.
"Sakit monyet jelek!" Pekik Lio. Dia bergerak brutal berusaha lepas dari Arlo. Tapi justru cubitan dan jambakan di rambut dia dapatkan. Bibir Lio sudah mencebik siap menumpahkan tangis nya.
"Sialan berani juga lu ha?! Mana pahlawan kesiangan lu, ga ngumpet di keteknya lagi?" Arlo tertawa remeh. Dia lagi-lagi mencubit keras perut dan beberapa area tubuh Lio yang tetutup. Menghindar agar tidak terlihat dan ketawan.
Air mata Lio sudah meluruh deras. Tangisnya sudah tidak bisa ditahan. "Allo jelek hiks kaya guguk labies, dasal Oon mana pelnah Lio ngumpet di ketek bau si sok kul Homa, mana muat Oon!! Awas guk guk lepasin lambut Lio!!!" peliknya keras.
Kaki Lio menendang-nendang kakinya asal dan brutal sampai Arlo kewalan. Tidak tau saja jurus Lio tantrum seperti apa. Sampai ujung sepatu milik Lio tidak sengaja menendang area sensitif Arlo. Remaja itu meringis kecil.
Otak limited Lio mendadak bekerja cepat. Seringai nakal muncul di bibir cerinya. Dengan mengumpulkan tenaga di ujung telapak kaki, Lio menarik napas di sela tangis lalu serangan penuh dendam dia layangkan.
DUGH DUGH!!
Bermula kaki kanan dilanjut kaki kiri, Lio menendang area selatan milik Arlo.
"LASAKAN TENDANGAN KU BULUNG JELEK ALLO HIAKKKK!!!" Lio teriak kencang sembari berusaha lepas dari Arlo yang kini berguling-guling di tanah. Kedua telapak tangannya memegang bawah. Wajahnya memerah kentara menahan sakit yang teramat.
"HAHAHAHA MAMPUS BULUNGNYA PEOT GA KELEN KAYA PUNYA LIO HAHAHA."
Tawa kencang Lio menguar di udara. Dia berlari masih dengan sisa air mata yang menggenang di pipi. Wajahnya masih nampak sembab dan merah tapi wajahnya cukup ceria akibat tawa puas nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PAPA TSUNDERE
RandomLio bukan anak luar nikah yang kebanyakan orang menganggap rendah. Lio juga bukan anak nakal yang membuat kesal banyak orang. Lio hanya anak lugu berusia 5 tahun yang mengharapkan kasih sayang. Sang Mama yang dulu menampung Lio selalu memberi kekera...