21. Alaska.

4.5K 373 18
                                    

___________________________

H A P P Y R E A D I N G.

Karya By RaraAthalva_

___________________________






21. Alaska.

Di Bandara Internasional Seokarno-Hatta, Gabriel tengah mengelus pelan punggung sang Mommy yang tak rela dirinya tinggal ke Amerika. Sungguh, sebenarnya Gabriel sudah lelah dan merasa tubuhnya menjadi lengket karena Pelukan sang Mommy di sertai dengan Air mata yang kini membasahi bajunya di bagian dada.

"Mom, Plis... Gabi tidak tinggal lama disana ataupun ada niatan untuk menetap... "Keluh Gabi memberi paham pada Sang Mommy.

"But... Mommy akan merindumu sayang..." Keluh Aletara sambil tetap memeluk erat tubuh sang Putri.

Gabi menghela nafas lelah. Dan Gabi rasa satu-satunya cara agar Sang Mommy melepasnya ialah mengancamnya. Akan Gabi coba, meski terlihat Durhaka namun ia harus segera tiba ke Amerika.

"Mom... Jika Mom tidak mau melepasku jangan salahkan aku ini terakhir kalinya Mom melihatku."

"Gabi!"

"Gabriel!?"

"Sayang!"

Mendengar ucapan Gabriel, secara Refleks Aletara, Maura dan Silvia berseru tak setuju. Bahkan Aletara langsung melepas pelukannya terhadap Gabriel.

"Kau begitu, Tega. Gabi..."

Gabriel mengangkat bahu pelan. "Aku tidak berbohong, Kalian tau bagaimana diriku kan?"

Gabriel lalu menatap Mahes dan mengodekannya untuk menarik Kopernya. "Aku harus berangkat, Gabi Pamit, Mom, Bunda dan Mama." Ucapnya sambil mencium kening ketiga ibunya secara bergantian.

Gabriel berjalan mendekati ketiga suami Ibunya itu. "Dad, Ayah dan Papa... Gabi berangkat."Ucapnya sambil mencium satu persatu pipi ketiganya.

"Jaga dirimu disana, Nak... Dan jangan lupa pulang." Gabriel menganggu dengan senyum tipis mendengar ucapan Daddynya, Immanuel.

Setelah mengucapkan salam perpisahan, Gabriel pun mulai melangkah menuju loby menuju Runway dimana Pesawat yang akan mengantarnya ke Amerika. Bersama Mahes dengannya Gabriel memasuki Pesawat Pribadi Keluarganya.

Didalam Pesawat, Gabriel di sambut oleh beberapa Awak kapal dan Pramugari yang merupakan pekerja Ayahnya, Jayden. Ia di antarkan kesalah satu ruang yang merupakan sebuah kamar didalam Pesawat tersebut.

"Mahes."

"Ya, Nona..." Sahut Mahes yang baru selesai meletakan Koper milik Gabriel di Ujung Kamar.

"Sampaikan Pada Pilotnya, Menuju Alaska tanpa harus bertanya apa Alasan Penggantiannya."

Mahes terdiam, Ia mengingat jika Nonanya itu meminta ijin ke Orang tuanya menuju Washington, Bukan Alaska. Namun tanpa bertanya, Mahes langsung bergerak menuju dimana Pilotnya berada.

Sepeninggalan Mahes, Gabriel langsung Duduk di kursi yang ada di pojok kamar dan menatap kesekitar. "Zen."

Poof!!

Seketika muncul asap putih yang memperlihatkan sesosok Rubah putih berekor tiga dengan tanda teratai di kening nya, duduk manis di atas paha Gabriel.

[Ya, Tuan?]

"Bisa kau jelaskan Misiku." Ucap Gabriel sambil membuka bekal yang dibuatkan oleh Nicholas untuk menemani perjalanannya, ia juga sudah memesan pada Pramugari yang bertugas menyediakannya makanan untuk memberi Mahes saja karena ia membawa bekal, nanti siang baru ka akan makan, makanan yang di sediakan oleh lihat pesawat.

GABRIEL.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang