Saddam sudah rapi dengan jaket kebanggaan gengnya. Ia tengah menjemput Agrea untuk pesta di markas, menyambut anggota baru mereka. Tangannya terulur menekan tombol bel rumah itu.
"Tante." Saddam segera menyalimi wanita yang membuka pintu, yang tak lain adalah Rumi, ibu Rea.
"Eh, Saddam ya? Masuk dulu. Rea masih ganti baju." Rumi menyambut hangat kedatangan kekasih anaknya itu. Beberapa kali Rea memang menceritakan Saddam.
"Mau minum apa, Nak?" tanya Rea.
"Aduh, gak usah, Tante. Terima kasih tawarannya. Saya cuma sebentar, soalnya acara sebentar lagi dimulai."
Rumi mengangguk sambil tersenyum. "Kamu ketua Geng motor gitu ya? Rea beberapa kali cerita soal kamu."
Saddam meneguk ludahnya, sedikit gugup. Pasalnya di mata orang tua, Geng motor itu di cap buruk. "Iya, Tante."
"Tante gak mempersalahkannya, jadi kamu tenang aja. Nakal bagi remaja itu wajar, selama gak melebihi batas kamu. Jadi Tante cuma titip Rea, jaga dia dengan baik ya, Saddam?"
Saddam bernapas lega kemudian mengangguk. "Pasti, Tante."
Rumi ikut tersenyum. "Nah, itu, Rea. Hati-hati di jalan. Kalau pulang jangan sampai larut ya?"
Keduanya mengangguk kemudian bersalaman. Setelahnya, Rumi mengantar mereka hingga depan pintu.
***
Sesampainya di markas, mereka segera bergabung bersama yang lain. Mereka berkumpul di halaman belakang markas. Saddam memberi instruksi mereka untuk membentuk lingkaran. Laki-laki itu berdiri di tengah-tengahnya.
"Gue Saddamar Djanendra, ketua Harith mewakili anggota lainnya, mau ucapin selamat datang buat kalian anggota baru. Selamat karena kalian berhasil melalui seleksi untuk jadi bagian dari kami. Gue harap, kalian bertanggung jawab penuh atas pilihan yang kalian pilih. Luwy, Aksa, Dexter, Skala, Hanin, Neyva, dan Kalea, silahkan kalian berjalan ke tengah."
Tujuh orang itu berdiri menghampiri Saddam.
"Harith gak menerima penghianat, sekali berhianat, balasannya akan lebih besar. Gue rasa sampai sini kalian udah paham." Saddam mengulurkan jaket berlambang Harith itu pada mereka.
"Paham, Bang. Thanks kesempatannya, kami gak akan sia-siakan kesempatan ini," balas Dexter menatap teman-teman barunya.
Saddam tersenyum sambil mengangguk. "Oke, silahkan berbaur dengan anggota lain. Nggak ada senioritas di sini, semuanya sama. Tapi tetap saling jaga sopan santun. Kalau ada masalah segera lapor gue atau Damar."
Setelahnya mereka kembali berpencar, berbaur bersama anggota lama. Tujuh orang yang baru masuk adalah adik kelas mereka.
Saddam menyusul Agrea yang tengah sibuk membuat minuman untuk mereka. Sebenarnya Agrea bersama Sera, tapi kedatangan Saddam membuat Sera berpamitan.
"Ehm!" degem laki-laki itu. Pasalnya Rea begitu sibuk dengan aktivitasnya, sehingga tak menyadari keberadaan laki-laki itu.
"Loh, Saddam? Sera mana?" perempuan itu menolehkan kepalanya mencari keberadaan Sera.
"Kamu sibuk banget, sampai gak nyadar Sera pergi."
Agrea menaikkan bahunya, kembali melanjutkan aktivitasnya mengaduk minuman.
Laki-laki itu mendengus, merasa diabaikan. Tanpa Rea sadari, Saddam mendekat kemudian memeluknya dari belakang. Dagunya, Saddam topangkan pada bahu Rea, tangannya melingkar di perut rata gadis itu, membuat Rea reflek terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARITH
РазноеDengan air mata yang menetes, di depan pusaran makam, laki-laki itu berteriak, "Gue, Saddamar Djanendra, hari ini tanggal 7 Juni 2020 dengan resmi membubarkan Gepenk Genk karena satu dan lain hal." "Saddam, lo gila?" maki Damar menatap kecewa ketuan...