Kini Gepenk bisa bernapas lega, tak ada lagi teror setelah yang terakhir waktu itu.
Bahkan mereka tengah menyambut liburan dengan berkumpul di villa selama kurang lebih dua hari dua malam. Rencananya, liburan ini mereka ingin pergi ke tempat yang jauh. Namun, mengingat anggota mereka berjumlah lumayan, jadilah berkumpul di villa menjadi pilihan.
"Semua udah siap? Alat-alat, bahan makanan, dan perlengkapan lain?" tanya Saddam setelah memasukkan beberapa barang ke dalam mobil.
"Aman, Dam. Ini kita motoran beneran?" tanya Aksara menatap barisan motor yang berjejer di depan markas itu.
Saddam mengangguk, karena memang dia yang merencanakan ini. Barang-barang bawaan akan diantar oleh sopir menggunakan mobil pribadi laki-laki itu. Sementara, mereka berangkat bersama-sama menggunakan motor.
"Kumpul dulu sini!" teriak Saddam.
Mereka berkumpul melingkar dengan Saddam di tengah sebagai pemimpin. "Sebelum berangkat kita berdoa dulu. Semoga diberi kelancaran baik di perjalanan maupun saat di villa nanti. Berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing dimulai."
Seketika mereka menundukkan kepalanya mulai berdoa.
"Selesai! Gepenk!" Saddam mengangkat tinggi tangannya.
"Kami datang untuk memberantas hingga tuntas!"
Setelahnya mereka menaiki motor masing-masing. Karena anggota perempuan hanya 5 orang, maka mereka dibonceng oleh yang laki-laki.
Rea memakai helmnya segera naik ke motor Saddam. Saddam memimpin perjalanan ini. Jejeran motor dengan jaket berlambang pedang dan neraca itu membelah keramaian kota, menjadi pusat perhatian di jalanan.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih dua jam, mereka akhirnya sampai villa yang dituju.
"Akhirnya sampai," keluh Sea memegang pinggangnya yang sedikit ngilu.
"Pinggang lo baik-baik aja, Se?" tanya Sky menatap khawatir perempuan di depannya.
"Eh nggak papa, cuman sedikit ngilu aja."
Sky pun mengangguk kemudian bergegas membantu yang lain memindahkan barang-barang dari mobil.
"Selesai mindahin barang-barang, terserah kalian mau kumpul atau istirahat dulu. Nanti malam jam 7 kita kumpul di halaman belakang," perintah Saddam memberi tahu. Setelahnya, Saddam juga membagi kamar. Karena perempuan hanya sedikit, mereka berada dalam satu kamar. Sementara, laki-laki dibagi menjadi beberapa kamar.
***
Malam harinya mereka berkumpul di taman belakang. Membentuk lingkaran dengan api unggun yang menyala di tengah-tengah mereka.
"Gue, Saddamar Djanendra, ketua Gepenk mau ucapin terima kasih banyak buat kalian semua. Thanks, udah jadi keluarga kedua buat gue dan yang lainnya. Gue harap Gepenk akan terus seperti ini. Kalau gue ada salah kalian jangan sungkan untuk tegur. Mungkin itu aja yang mau gue sampaiin, selamat menikmati liburannya!"
Mereka menyambut ucapan Saddam dengan riuh tepuk tangan. Masing-masing kembali pada aktivitas sebelumnya. Ada yang bermain catur, bermain PS di dalam, bermain gitar dan masih banyak lagi.
Sepasang kekasih tengah menikmati suasana di bawah cerahnya sinar rembulan. Sera, menyenderkan kepalanya pada bahu Damar.
"Lucu ya kalau dipikir-pikir," ucap Sera sembari terkekeh.
Damar melirik lewat ekor matanya. Satu tangannya terulur untuk mengusap surai kekasihnya itu. "Lucu kenapa, Sayang?"
"Kamu dulu cuek banget. Pernah sempat kesel sama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
HARITH
DiversosDengan air mata yang menetes, di depan pusaran makam, laki-laki itu berteriak, "Gue, Saddamar Djanendra, hari ini tanggal 7 Juni 2020 dengan resmi membubarkan Gepenk Genk karena satu dan lain hal." "Saddam, lo gila?" maki Damar menatap kecewa ketuan...