Seperti rencana awal, sepulang sekolah anggota Gepenk berkumpul di parkiran. Rencananya Saddam dan beberapa anggota akan mendatangi langsung markas Death Lion.
"Yang cewek langsung ke markas aja. Yang cowok ikut gue ke markas Death Lion!" perintah Saddam mutlak.
"Kamu hati-hati," nasehat Rea ketika Saddam hendak bergegas berangkat.
"Kalau ada apa-apa kamu telpon aku, oke?"
Rea mengangguk, kemudian melambaikan tangannya menatap kepergian Saddam. Dengan segera ia menaiki motornya menuju markas Gepenk bersama yang lain.
***
Saddam menatap bangunan yang dijadikan tempat berkumpul Death Lion. Laki-laki itu turun dari motornya, melepas helm.
"Nih, markas sepi betul," keluh Nathan melihat kondisi sekitar. Ada banyak motor terpakir, namun tak ada suara kebisingan di sekitarnya.
Saddam melangkah maju, menggedor pintu markas dengan kasar. "Geo, bajingan! Keluar gak Lo!"
Saddam berteriak sembari terus menggedor pintu itu.
"Cih ngapain kalian!" Seseorang membuka pintu sambil berdecih sinis, menatap rendah kedatangan Gepenk. Dia adalah Julio Sbastara, wakil Death Lion.
"Mana ketua lo? Ngumpet?" tanya Damar menantang.
Julio terkekeh pelan, membasahi bibirnya. "Ngapain cari Geo? Cuman buat ketemu orang gak penting kaya kalian?"
"Bacot lo! Cepet panggil ketua cupu lo!" teriak Damar.
Julio menaikkan bahunya, memilih berbalik dan menutup kembali pintu markasnya.
"Bajingan!" maki Damar menatap pintu yang sudah tertutup rapat itu.
Saddam menyunggingkan senyumnya. "Kalau gak bisa cara baik-baik, maka harus dengan cara kasar."
Damar menoleh, menatap ketuanya itu. Laki-laki itu paham dan ikut tersenyum. "Hancurin barang-barang di sini, sampai mereka keluar!" perintah Saddam pada anggotanya yang ikut.
Mereka bergegas menghancurkan tatanan markas luar. Mulai dari menghancurkan meja, kursi, dan memecahkan jendela markas. Beberapa kali mendobrak pintu, hingga pintu itu rusak. Saddam tersenyum puas, awalnya tak berniat masuk ke dalam markas lawannya itu. Namun, apa boleh buat? Mereka yang mengawali terlebih dahulu. Saddam dan beberapa temannya mulai kembali mengobrak-abrik ruang tamu Death Lion.
"Bajingan gila! Apa yang lo lakuin di markas gue!" teriak Geo keluar dari salah satu ruangan.
"Anjir, kirain dia takut, ternyata baru bangun tidur." Darren berbisik pada Nathan sambil menunjuk ketua Death Lion itu. Namun, dengan segera menarik tangannya ketika Geo menatapnya tajam.
"Dilihat-lihat masih gantengan gue, Ren, daripada dia," balas Nathan mengamati wajah Geo.
"Lo berdua bisa diem gak? Tahu situasi!" desis Sky menatap tajam dua orang di sampingnya.
Sementara, Saddam menatap Geo dengan mata elangnya. Kejadian teror akhir-akhir ini kembali memancing emosinya. "Ngapain lo teror anggota gue?"
Geo mengernyitkan dahinya, sedetik kemudian tertawa. "Lo ngelindur? Teror apaan?"
Saddam meraih kerah laki-laki itu. "Ngaku bajingan! Siapa lagi kalau bukan geng sampah kalian! Pertama ngobrak-abrik markas, terus teror sampai ke anggota gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
HARITH
AcakDengan air mata yang menetes, di depan pusaran makam, laki-laki itu berteriak, "Gue, Saddamar Djanendra, hari ini tanggal 7 Juni 2020 dengan resmi membubarkan Gepenk Genk karena satu dan lain hal." "Saddam, lo gila?" maki Damar menatap kecewa ketuan...